NovelToon NovelToon
My BOSS Is My WOUND

My BOSS Is My WOUND

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

"Apa anda sudah gila..? kenapa anda lakukan ini kepadaku..?"

Pertanyaan yang dibarengi dengan lelehan air mata, keluar dari rongga suara wanita cantik Yara Berker. Netra yang digenangi cairan bening itu, nampak berkilat kemarahan terhunus kearah lelaki tampan yang tengah terduduk dikursi kepemimpinannya.

"Mungkin...!" jawab Asker Meltin, sang CEO pemilik gedung pencakar langit termegah, Meltin Grup.

"Pilihan ada ditanganmu, kaulah penentu masa depanmu sendiri." sambung Asker Meltin membalasan tatapan sang bawahan yang berdiri gemetar dengan tangan terkepal didepan sana.

---------

Alih alih mendapatkan harapan yang ia gantungkan kala melamar pekerjaan diperusahaan terbesar dan termasyur dibeberapa belahan dunia, Yara Berker malah harus menelan kesakitan yang ia dapat dari atasannya sendiri.

Kepahitan kala harus mengorbankan hati dan cintanya, demi menjaga nama baiknya dan orang orang terkasih.

Pilihan yang keduanya sulit mau tak mau harus diambil olehnya.

Inilah kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertama dan Terakhir

Hampir selama tiga puluh menit, Altair dan Yara larut tenggelam dalam kesakitan masing masing. Fikiran mereka terus berputar, bergelut mencari cara agar bisa menang dan lolos dari medan pertempuran yang mempertaruhkan hidup keduanya.

Hanya ada isakan tangis Yara yang terdengar, bersama deburan ombak bergulung menari melengkapi kisah pedih mereka.

Altair bangkit berjalang menghampiri Yara, lalu ikut terduduk diatas pasir dan menggiring tubuh rapuh sang kekasih kedalam dekapannya.

"Sudah, jangan menangis lagi." ucap pelan Altair memberi tepukan lembut berulang kali dibahu Yara yang masih menangis terisak pilu, dengan kedua tangan melingkar kuat dipinggang Altair.

"Maaf sayang...!" lirih Yara.

"Iya, aku sudah memaafkanmu. Jangan menangis lagi ya..?"

Diciumnya dalam dalam puncak kepala Yara, sebelum Altair melerai pelukan lalu membawa wajah Yara menghadapnya.

Mata mereka pun saling bertemu untuk mewakili ucapan perpisahan yang tidak bisa keduanya keluarkan dari kerongkongan masing masing.

"Untuk pertama dan untuk yang terakhir kalinya, aku boleh mencium bibirmu..?"

Sakit, nyeri, pedih, perih, semua bercampur menjadi racun yang terpaksa Altair telan, kala mengatakan itu.

Yara mengerjapkan matanya, memberi tanda bahwa ia mengizinkan.

Altair menunduk dengan kedua telapak tangan yang menangkup posesif wajah cintanya. Bibir mereka pun bertemu, saling menghisap lembut, menyalurkan semua rasa yang ada.

Altair menghentikan pergerakannya, memberi jarak sesaat untuk menatap wajah cantik mempesona Yara lekat lekat, dan kembali meraup bibir ranum wanita itu.

Saling membalas, bahkan gerakan tangan mereka juga sudah meliar, menjalar ditubuh masing masing dari luar kain pelapis yang mereka pakai.

Keduanya saling menekan tengkuk, memperdalam ciuman mereka, mempertemukan lidah guna berdansa didalam sana. Lebih nikmat bagi Yara rasanya, karena bersama Altair ia melakukannya dengan cinta dan juga kesadaran.

Kedua dahi mereka saling menempel, hembusan nafas menerpa wajah masing masing, mata keduanya saling menelisik setiap inci wajah yang mereka damba.

"Berjanjilah kepadaku, kamu tidak akan pernah menangis lagi..? mulai besok yang ada hanyalah senyuman, tawa kebahagian saja darimu. Jikalau pun kamu menangis, itu adalah tangisan bahagia." pinta tulus Altair dibarengi senyuman.

Yara mengangguk patuh, walau sudah pasti ia tahu tidak akan pernah bisa untuk menepatinya.

"Kita pulang ya..?" ajak Altair.

Pria itu membantu Yara berdiri, membersihkan airmata diwajah Yara, merapikan rambut panjangnya, lalu membersihkan butiran pasir yang menempel dibadan wanita itu.

Yara juga melakukan hal serupa, membersihkan bekas buliran cairan bening dari netra Altair. Lalu merapikan surai pria itu, dan membersihkan butiran pasir ditubuh tegap cintanya.

Jari jemari mereka saling bertautan. Dan dengan senyuman tulus juga saling memandang, Altair membawa Yara melangkah menuju tempat dimana kendaraan roda duanya terparkir.

Altair memasangkan helm dikepala Yara, lalu merapikan pakaian hangat wanita itu. Kegiatan yang tidak akan lagi bisa Altair lakukan esok hari.

Dengan ditemani semilirnya udara dingin malam hari ini, juga rengkuhan tangan Yara dipinggangnya. Altair melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang, menuju kerumah sang pemilik cintanya.

Sementara itu ditempat yang berbeda, Asker kembali mendapat pukulan dari Liam dan Erdem. Kini ketiganya sudah berada diapartemen, yang selalu mereka jadikan tempat berkumpul.

Sejak mencuri dengar obrolan Altair dan Yara, serta melihat gambaran kesakitan sepasang kekasih itu, Erdem dan Liam menjadi semakin murka. Apa lagi saat mengetahui fakta perihal video kejadian malam itu.

"Berikan video itu padaku..!" pinta tegas Liam dan Erdem setelah puas membuat lebam wajah Asker dibeberapa titik dengan beringas.

"Tidak akan aku berikan." tolak Asker tak kalah tegas.

"Kamu benar benar keterlaluan Asker..? dasar sakit jiwa." kesal Erdem.

"Berikan kepadaku video itu..!!" pinta Liam dengan suara yang menggelegar disertai satu pukulan lagi ia layangkan.

BUG

Darah kembali merembes dikedua sudut bibir Asker.

"Aku akan menghancurkan video itu, disaat Yara sudah menjadi istriku."

"Oh Tuhan Asker, DIMANA HATIMU...?" pekik Erdem "tidakkah kamu berempati dengan apa yang Yara dan Altair rasakan..? kamu lihat tadi, bagaimana kesakitan yang mereka dapat atas ulah bejatmu itu..? aku yang melihatnya saja bisa merasakan sakitnya Asker, apa lagi Yara dan Altair"

Erdem membuang nafas dengan tercekat cekat.

"Aku tidak perduli dengan Altair, yang terpenting Yara menjadi milikku."

"Apa kamu tidak merasa sakit melihat Yara tadi menangis pilu begitu..? apa kamu tidak bisa berfikir, bagaimana beratnya beban yang harus Yara pikul sekarang..?" tanya sengit Liam.

"Kamu lihat bagaimana hebatnya Altair, sembilan tahun bersama Yara, lima tahun berpacaran untuk pertama kali baru tadi pria itu mencium bibir Yara. Tapi kamu...!" tunjuk Liam kewajah Asker.

"Dengan lancangnya malah menjebak, menidurinya, merampas kesuciannya, lalu mengancamnya. Benar benar menjijikan..!" imbuh Liam.

Erdem tertawa meremehkan Asker "pantas saja Yara tidak bisa jatuh cinta kepadamu, karena kamu memang tidak sebanding dengan Altair. Pria itu jauh lebih hebat segala galanya darimu." jujur Erdem.

"Tutup mulutmu..!" umpat Asker menatap tajam Liam dan Erdem.

"Jangan bandingkan aku dengan Altair, lelaki itu bukan tandinganku. Yara hanya pantas bersanding denganku, aku lebih layak untuk memiliki gadisku."

"Kamu fikir Yara akan bahagia hidup bersama denganmu..?" tanya Erdem mencemooh.

"Aku mencintainya, pasti dia akan bahagia denganku. Aku akan memberikan semua yang Yara mau, aku akan mewujudkan semua impiannya."

"Kamu yang akan bahagia bersama Yara, tapi tidak dengannya." sahut Erdem lagi.

"Kamu sudah menghancurkan hidup gadismu, kamu sumber semua kesakitan dan penderitaannya. Kamu adalah racun baginya, BEDEBAH...!" maki Liam dan seperti tidak ada rasa bosan, pria itu kembali melayangan kepalan tangannya kewajah Asker.

BUG

Asker terhuyung, kini hidungnya yang kebagian mengalirkan darah. Kepala Asker juga kini berputar pening.

"Hentikan semua rencanamu Asker, hancurkan video itu sekarang. Lepaskan Yara, biarkan dia hidup bahagia bersama Altair. Sudah cukup sampai disini, akhiri semua permainanmu." pinta Erdem menghiba, mencoba berunding.

"Aku tidak akan berhenti, Yara hanya milikku sampai kapan pun." kekeh Asker tidak bisa lagi untuk dinasehati.

Liam dan Erdem pun menyerah pasrah, membiarkan sahabatnya itu berlaku sesuka hati. Kini yang menjadi niat dan tujuan keduanya, menjaga Yara, meminta maaf kepada Altair dan menjalin hubungan baik dengan pria itu.

"Capek nangis terus setiap nulis 😭😭😭"

"Berikan dukungan kalian sahabat, agar capekku hilang dan selalu semangat untuk nulis part part selanjutnya.

1
Delia ATA
ah, akhirnya. Tuh Asker apa apa itu tanya dulu, egois sih
Delia ATA
Asker nih batu banget dah, cintanya keYara bener bener bikin dia jadi buta
Delia ATA
Asker jitak nih 😡😡😡😡
Delia ATA
mantap Erdana, lelaki idaman ey
Anis Rohayati
yara menye2 ngemis2 sgala bodoh apa2 nangis harus nya tinggalin si smpah asker
Anis Rohayati
jiji sma si jalang gracia bnr2 wanita jalang
Anis Rohayati
yara menye2 harus nya kasih pelajaran asker kabur aja buat asker kapok jangan menye2 jadi istri apa2 nangis bikin muak aja
Anonymous
Masalah pil KB kok ga selesai2…
Anis Rohayati
asker kebanyakan salah paham lebih baik yara cerai kan si asker lama2 muak liat kelakuan nya
Delia ATA
ah, senangnya. Hayuk Yara tinggal kamu mau hamil, jangan minum pil kontrasepsi lagi
Delia ATA
uh gini dong Asker. Awas kalo loe tantrum lagi nanti.
Evy Natonis
So Sweet,,,Dari Dulu ke Asker hhh
Anis Rohayati
tuh dengerin toriq asker jangan smpe nnti yura berubah
Evy Natonis
pendek amat thor up nya....
Datu Zahra: sabar ya kak, masih ada satu bab lagi.
total 1 replies
Anis Rohayati
pokus cerita yara dan asker aja ka
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍😍
dwi ka
Bagus critanya..
Sebenernya lbh suka yara sama altair..
Asker kyk psikopat iih serem..

Pliss thor endingnya balik sama altair aja,,
Atau klo ttp sama asker, ilangin tuh psikopatnya, serem & nyebelin bgt 🤣
Anis Rohayati
jiji sma si altair dan reha kaga cocok
muna aprilia
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!