NovelToon NovelToon
Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Anak Kembar / Anak Yatim Piatu / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Gywnee

"Untuk sementara waktu menyamarlah jadi guru disana, entah kenapa aku merasa orang itu juga berada di sekolah itu." Ucap seorang pria 35 tahun, dia bernama Leon, dia adalah ketua kepolisian.
"Tenang saja Axel, tidak ada yang mengenalimu aku akan mengganti identitasmu. Namamu akan aku ubah menjadi Gavin Alexander." Jelas Leon sambil menyentuh pundak Axel, lalu Axel menatap Leon dengan tatapan dinginnya.

"Tujuanku bersembunyi dari orang-orang, kenapa malah menyuruhku jadi guru disana?" Tanya Axel dengan kesal.
Leon menatap Axel dengan kesal, "Aku tidak mau membicarakan ini tapi putra dan putrimu sekolah disana, apa kau tidak takut jika terjadi sesutu dengan mereka?" Tanya Leon.
"Ini saatnya kau bekerja sebagai polisi sungguhan bukan polisi bayangan lagi Axel." Ucap Leon sambil tersenyum.

Axel hanya diam, dia sebenarnya lebih memikirkan tentang kedua anaknya daripada orang itu.

"Leon, apa kau tahu siapa nama anak-anakku?" Tanyaa Axel dengan raut wajahnya yang sedih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

Ivan membuatkan Axel minuman hangat karena udara malam yang semakin dingin jadi teh hangat adalah solusi yang tepat.

"Minumlah." Ucap Ivan.

"Hm." Jawab Axel lalu dia meminum tehnya. Ivan terus memperhatikan Axel karena ia masih tidak menyangka bisa melihat sahabatnya lagi setelah 16 tahun Axel menghilang.

"Ini beneran kau kan?" Tanya Ivan dengan terheran-heran.

Axel menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana bisa kau..kau ini sebenarnya kemana saja sih???? kau tahu betapa sulitnya hidup Keara karena ulahmu!" Omel Ivan dengan kesal.

"Aku tahu, aku sudah tahu semuanya." Jawab Axel, lalu Axel menceritakan tentang perjalanan hidupnya saat dia kabur dari rumah sampai detik ini. Dan tentu saja hal itu membuat Ivan terkejut, dia kaget karena ternyata Axel tidak tahu jika Keara hamil anaknya, awalnya Ivan ingin memaki-maki Axel tapi setelah dia tahu kebenarannya dia jadi mengurungkan niatnya, karena dia pun tahu bagaimana keadaan keluarga Axel.

"Kenapa kau tidak meminta bantuanku? atau lari saja ke rumahku." Tanya Ivan dengan sedih.

"Jika aku lakukan maka wanita itu tahu, aku akan tetap di tuduh meracuni anaknya." Jawab Axel dengan kesal.

Ivan menghela nafas dengan sedih, "Axel maaf aku tidak tahu kau menderita seperti ini," Ucap Ivan dengan sedih.

"Kenapa kau minta maaf, justru aku minta maaf dengan kalian semua..." Jawab Axel dengan sedih.

"Jadi kau pak Gavin itu? pantas saja aku heran bagaimana bisa guru yang bukan wali kelas tahu detail tentang muridnya bahkan wali kelaspun belum tentu tahu sedetail itu." Jelas Ivan.

Axel tersenyum kecil, "Terimakasih sudah menjaga anak-anakku."

"Aku sayang ke mereka berdua, dan kau harus segera menemui Keara." Ucap Ivan.

Axel terdiam, dia masih belum yakin jika bertemu dengan Keara.

"Ivan, sebenarnya aku ada masalah di keluargaku lagi." Ucap Axel.

"Apa?" Tanya Ivan dengan heran.

"Aku mengambil alih rumah sakit, di surat wasiat mamaku tertulis kalau aku umur 30 tahun aku akan menjadi direktur menggantikan mama. Sebenarnya mama ku yang menjadi direktur disana karena dia meninggal jadi papa menggantikan semua. Aku sengaja menunggu selama ini untuk kembali ke keluargaku dan aku merasa bersalah karena tidak tahu apapun tentang Keara." Ucap Axel dengan sedih.

Ivan menghela nafas dengan sedih.

"Keara akan mengerti jika kau memberitahu hal ini ke dia. Jadi kau masih perang dingin dengan keluargamu?" Tanya Ivan dengan heran.

"Ya. Dan aku yakin wanita itu akan balas dendam padaku, untuk itu aku tidak ingin dulu dekat-dekat dengan Keara dan anak-anakku." Jelas Axel dengan cemas.

Ivan menghela nafas. "Jadi apa yang kau rencanakan?"

"Aku akan membuat wanita itu keluar dari rumahku, dan papaku membencinya sampai saat itu tiba aku baru berani membawa anak-anak dan istriku." Jelas Axel.

"Iya aku paham, memang harusnya begitu." Jawab Ivan.

"Tapi bagaimana kau tahu rumahku disini?" Tanya Ivan dengan heran.

"Kan aku polisi, aku bisa dengan mudah menyelidiki kalian." Jawab Axel.

"Dih songongnya," Gumam Ivan dengan heran.

Axel hanya diam.

"Aku sudah menyiapkan sekolah untuk anak-anakku, tapi aku tidak tahu bagaimana cara memberitahu ke Keara. Kau bisa membantuku kan!" Ucap Axel.

"Itu bukan pertanyaan," Gumam Ivan dengan heran.

"Kau ini ya tidak berubah sama sekali, baiklah aku bantu tenang saja. Aku bilang apa tapi?" Tanya Ivan dengan heran.

"Bilang saja kalau kau yang bayar sekolahnya." Jawab Axel.

"Kau pikir Keara akan menerima begitu saja, kalau dia mudah menerima hal seperti itu sudah dari dulu aku bisa membiayai hidup mereka bertiga." Jawab Ivan dengan kesal.

Axel diam sejenak untuk berpikir.

"Bilang saja dapat beasiswa dari sekolah." Ucap Axel.

Ivan menghela nafas, "Dan kau harus tahu kedua anakmu itu tidak mudah percaya dengan apapun tanpa bukti nyata."

Axel menghela nafas, "Kalau begitu bilang saja dariku."

"Kau gila? kau bilang bahaya jika mereka dekat dengamu sekarang." Ucap Ivan dengan kesal.

"Bilang saja aku akan kembali ke Keara, dia akan percaya itu. Jangan sampai anak-anak tahu." Jawab Axel.

Ivan terdiam melihat Axel, dia sebenarnya merasa kagum dengan cinta Axel dan Keara, meskipun berpisah lama tapi rasa saling percaya tetap ada diantara mereka. Dia tahu jika Keara tidak membenci Axel karena dia tahu kalau Axel tidak sejahat itu dengannya, sedangkan Axel sudah yakin dan percaya jika Keara memang mempercayai dirinya.

"Axel kau tahu selama ini Keara tidak pernah membencimu, dia tetap mengerti denganmu." Ucap Ivan.

Axel hanya diam, dia senang mendengar itu dan dia juga sangat lega.

"Aku pulang, aku akan mengunjungimu lain kali." Pamit Axel lalu dia pergi begitu saja.

Ivan tersenyum kecil.

"Dia juga tidak berubah sama sekali," Gumamnya.

"Syukurlah dia baik-baik saja..." Gumam Ivan dengan senang.

Keesokan harinya.

Karena Vina dan Vyan belum menemukan sekolah yang tepat, mereka berdua membantu Keara ke kedai untuk mengisi waktu luang mereka. Dan Ivan datang untuk membantu mereka.

"Paman ini ya tidak pernah kerja tapi kaya." Canda Vyan.

"Kau sendiri lebih kaya dari paman," Gumam Ivan sambil tersenyum.

"Iya kan paman hebat." Jawab Ivan dengan menyombongkan dirinya.

Keara menghela nafas dengan heran.

"Kalian berdua setelah ini mau ngapain?" Tanya Ivan.

"Ya bantu disini, kenapa paman?" Tanya Vyan dengan heran.

"Kalian pulang saja, Vani harus banyak beristirahat juga." Ucap Keara dengan cemas.

"Aku baik-baik saja ma," Jawab Vani dengan nada datar.

Ivan bingung harus menyuruh mereka apa agar mereka bisa pergi karena dia ingin membahas hal penting dengan Keara sekarang.

"Oh iya ini aja deh, kalian belanjain sayuran. Kemarin sudah mama list." Ucap Keara lalu dia mengmbil catatannya, dan mereka berdua pun pergi ke supermarket untuk belanja.

"Padahal aku suruh mereka dirumah aja kenapa ngeyel pengen kesini." Gumam Keara dengan heran.

"Keara bisa kita bicara sebentar?" Tanya Ivan.

Keara menoleh ke Ivan dengan heran, "Kenapa?" Tanyanya dengan heran.

"Duduklah!" Ucap Ivan. Lalu Keara duduk di kursi depan Ivan.

"Keara, Axel datang padaku." Ucap Ivan dengan tersenyum senang.

Deg!!!!

Keara melebarkan matanya dengan terkejut mendengar ucapan Ivan.

"A.a.apa?" Lirih Keara dengan terkejut.

"Dia bilang dia akan kembali, dia mengalami hal sulit tapi dia segera menyelesaikanya. Dia punya alasan kenapa belum menemuimu, kau bisa mengerti kan?" Tanya Ivan dengan ragu.

Keara tersenyum lalu dia mengusap air matanya itu, "Mendengar dia kembali saja aku sudah bahagia, tenang saja Ivan aku akan sabar menunggunya." Jawab Keara sambil tersenyum.

Ivan tersenyum kecil.

"Dia juga sudah menyiapkan sekolah untuk mereka berdua, di SMA Nory." Jelas Ivan.

"Apa? bukankah disana sekolahnya mahal?" Tanya Keara dengan heran.

"Tenang saja Keara, dia akan membayar semua. Dia akan membantu kalian juga sekarang. Dan tugasmu hanya meyakinkan anak-anakmu untuk sekolah disana." Jawab Ivan.

Keara menganggukkan kepalanya dengan mengerti.

"Tapi bagaimana dia bisa tahu kalau Vyan dan Vani mau pindah sekolah?" Tanya Keara dengan heran.

"Karena dia itu pak Gavin yang sering mereka berdua sebut." Jawab Ivan.

"Apaa???? pantas saja dia baik banget." Ucap Keara dengan heran.

Ivan mengangguk-angguk dengan setuju, dia juga sempat curiga dengan guru itu.

"Jadi dia sudah dekat dengan mereka selama ini," Gumam Keara dengan tersenyum senang.

"Banyak hal yang terjadi padanya tapi aku tidak bisa cerita, mungkin dia akan cerita sendiri nanti." Ucap Ivan.

"Iya aku mengerti." Jawab Keara sambil tersenyum senang. Ivan ikut senang melihat Keara yang begitu bahagia mendengar kabar Axel.

"Dia selama ini berada di sekitar kita ternyata..." Gumam Keara dengan senang.

1
hitijahubessyjeane 01
keren
Mbak Thia
cerita nya bagus tapi tolong di tetap kan namannya Vina apa vani
Gywnee: namanya vina, kadang salah ketik ☺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!