Pernikahan Rere dan Haikal yang tinggal menghitung hari, terpaksa batal karena Rere diketahui hamil. Rere merasa jika dirinya menjadi korban perkosaan, tapi dia tak tahu siapa yang melakukannya karena dia dalam kondisi tidak sadar saat itu. Disaat dia hancur karena pernikahannya batal dan mengandung janin dari orang yang tidak dia kenal, Romeo datang dan menawarkan diri untuk menikahinya. Tanpa Rere tahu, jika sebenarnya, Romeo adalah orang yang telah menodainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAH
Gina terus terusan mengomel sambil mengumpat. Usahanya untuk menggagalkan pernikahan Romeo dan Rere tak berjalan mulus. Dia pikir dengan mengompori Haris, dengan menjelek jelekkan Rere, pria itu bisa menggagalkan pernihakan Romeo dan Rere, tapi ternyata usahanya gagal. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, rombongan Romeo sampai dirumah Rere untuk melangsungkan akad nikah.
"Ini gak boleh terjadi, aku gak mau Rere masih ada hubungan dengan keluarga Haikal." Gina mencoba menelepon Romeo. Dia akan menggunakan video syur itu untuk mengancam Romeo. Sayangnya, Romeo tak menjawab panggilan itu.
Tak tahu saja Gina, jika ponsel Romeo sengaja dia silent dan simpan didalam tas ransel berisi baju yang dia bawa kerumah Rere. Saat ini, Romeo memang tak ingin diganggu. Ini pernikahan yang dia harapkan sekali seumur hidup meski dia belum bisa yakin.
Didalam rumah Rere, Tomas yang wajahnya terlihat tegang, mulai menjabat tangan Romeo. Keduanya tampak sama sama gugup.
"Silakan dimulai." Tomas mengangguki ucapan petugas KUA tersebut.
Tomas menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan.
"Saya nikahkah engkau, dan saya kawinkan engkau, ananda Romeo Alsaki bin ....."
"Saya terima nikah dan kawinnya Renata Ishani binti.........
Meski berada didalam kamar, tapi Rere bisa mendengar dengan jelas ikrar ijab kabul itu Jantung Rere berdebar kencang meski ini bujan pernikahan yang dia inginkan. Air mata mengalir dari sudut matanya. Tak menyangka jika dihari yang seharusnya dia menikah dengan Haikal, dia malah menikah dengan Romeo.
SAH
"Alhamdulliah."
Rere dan Jia ikut mengaminkan doa penikahan yang dibacakan oleh seorang guru agama, teman Tomas.
"Ikhlas Nak, jodoh ditangan Allah. Mungkin memang Romeolah jodohmu, bukan Haikal." Jia mencoba menenangkan Rere yang sedang menangis.
Setelah itu, Jia membawa Rere kedepan. Para tamu terdengar memuji kecantikannya. tak terkecuali Romeo, dia sampai tak berkedip melihat Rere yang saat ini dituntun oleh Jia menuju kearahnya.
Untuk beberapa saat, keduanya saling bertatapan. Sampai Bu Risa menepuk lengan Romeo, menyuruhnya untuk menyematkan cincin dijari Rere.
Dengan tangan gemetar, Romeo memasangkan cincin dijari manis Rere, pun sebaliknya, Rere memasangkan cincin dijari Romeo. Selesai pasang cincin, Rere diminta untuk mencium tangan Romeo, lalu Romeo mencium keningnya.
Karena memang acaranya kecil kecilan, setelah ramah tamah sebentar, semua tamu langsung pulang.
Jia mengantar Bu Risa hingga keteras saat wanita itu hendak pulang.
"Maaf." Itulah kata pertama yang diucapkan oleh Jia.
"Untuk apa Bu?" sahut Bu Risa sambil menoleh kearahnya.
"Saya tahu berat bagi ibu untuk mengizinkan Romeo menikahi Rere disaat kondisi Rere seperti ini."
Harusnya saya yang minta maaf. Putri ibu korban disini.
"Sudahlah Bu, ini jalan takdir anak anak kita. Mungkin memang jodohnya Romeo bukanlah juliet, tapi Renata."
Suasana canggung itu seketika cair karena guyonan Bu Risa. Mereka berdua tertawa bersama, seperti dulu disaat hubungan mereka baik.
"Saya titip Romeo, jewer saja dia kalau nakal."
Air mata Jia mengalir. Dia lalu memeluk Bu Risa. "Terimakasih Bu, terimakasih banyak karena telah bersedia menerima Rere sebagai menantu ibu."
Sebenarnya Bu Risa tak ingin menangis, tapi ucapan Jia membuatnya tak mampu menahan air mata. Posisi ini sangatlah terbalik, harusnya dia yang meminta maaf, dan harusnya dia pula yang berterimakasih, bukan Bu Jia.
"Ibu." Bu Risa melepaskan pelukan Jia saat mendengar Rere memanggilnya.
"Sayang." Bu Risa melambaikan tangan, meminta Rere mendekat kearahnya dan langsung memeluk Rere.
"Maaf Nak, maaf. Karena ibu, kamu menjadi korban disini." Sayangnya, Bu Risa hanya mampu mengucapkannya dalam hati. Biarlah hal ini menjadi rahasianya dan Romeo saja. Dia hanya bisa berdoa supaya Romeo dan Rere bahagia. Dan jika suatu saat, rahasia ini terbongkar, dia berharap saat itu Rere sudah mencintai Romeo dan bisa memaafkannya.
"Jangan menangis." Bu Risa melepaskan pelukannya lalu menyeka air mata Rere. "Hari ini, kamu sangat cantik. Beruntung sekali Romeo bisa memiliki istri secantik kamu."
Ini diluar dugaan Rere, dia pikir Bu Risa tak lagi menyayanginya seperti dulu setelah dia dan Haikal gagal menikah.
"Ibu gak marah sama Rere?"
Bu Risa menggeleng cepat. "Ibu sayang sama kamu Nak. Kamu bukan menantu ibu, melainkan anak ibu." Jika tadi bu Risa melarang Rere menangis, sekarang justru dia yang menangis sesenggukan.
"Ibu ada titip sesuatu pada Romeo, semoga kamu suka."
"Kenapa Ibu repot repot?"
"Tidak sama sekali."
Bu Risa menyentuh perut Rere, dimana saat ini sedang tumbuh cucunya disana. "Jaga cucu ibu baik baik."
Tangis Rere dan Jia makin pecah saat itu juga. Mereka tak menyangka jika Bu Risa mau menerima anak yang ada dikandungan Rere dengan lapang dada meski itu bukan darah dagingnya.
selamat meo n rere 💐🤗
momen yg dinanti reader, pengakuan Romeo, dan akhir cerita kisah Romeo nd Rere /Slight/
deg-degan juga menuggu momen itu 🙁