Om Ustadz Dokter Cintaku!

"Gimana dengan, Alice?"

Sky Rain sedang ada di Production house X-meria. Detik ini tempat tersebut di pimpin olehnya, walau ada campur tangan keluarga Laksamana yang juga ikut serta mengelola.

Terakhir, Galaxy cucu Cheryl Miller sudah lebih fokus ke perusahaan ayahnya. Maka mau tak mau, harus selesaikan masa popularitasnya di dunia perfilman.

Selebihnya hanya sekedar ikut- ikutan mengelola, sama seperti keluarga inti Rain yang lain. Sebab sejatinya, PH ini masih milik X-meria group, yang mana tentu saja dikuasai pewaris sah keluarga Rain.

Sejauh ini, hanya Sky satu satunya putra Rega Rain yang juga satu satunya putra Raja Rain, dan yah, ... Raja juga satu satunya putra Raka Rain, dedengkot dari perusahaan group ini.

PH ini sendiri dibangun oleh Queen Miller, tapi karena keluarga Miller tak ada yang tertarik untuk tercemplung di dunia keartisan, mereka tak mau mengambil alih-nya.

Sayang Alice harus perempuan, padahal seharusnya Sky memiliki anak lelaki yang bisa diandalkan untuk mengelola X-meria group yang mencakup cukup banyak bisnis.

Lihat saja, Alice sudah sibuk dengan pernikahannya. Kemarin, Sky masih yakin jika Alice akan menyerah untuk hidup bersama dengan seorang ustadz.

Terlebih, setelah tahu jika Fachry hanya memberikan sedikit fasilitas. Namun hari ini, kabar dari anak buahnya lumayan membuat Sky ketar- ketir.

Seharusnya, Alice menyerah lalu kembali padanya. Atau, Fachry menyarankan untuk supaya Alice berkecimpung dengan X-meria group secara dini.

Seharusnya, Fachry mendatangi Sky sekedar untuk meminta pekerjaan tambahan agar bisa memenuhi gengsi Alice yang tinggi. Bukan malah, dua- duanya seolah tak butuh, Sky.

Kalau terus begini ceritanya, siapa yang akan membantu dirinya mengelola perusahaan sebesar ini? Masalahnya, Sky sendiri tak ada niat menikah lagi.

"Dokter Fachry, menantu shaleh kesayangan, Bos, sudah memindahkan Nona muda ke fakultas yang baru." Dominic tertawa di atas kegelisahan Bos-nya. "Sepertinya, kau harus siap- siap kehilangan putrimu, Bos."

"Ck!" Sky berdecak, ia kira, seorang ustadz hanya tahu soal amplop, rupanya Fachry benar- benar ingin menggantikan posisinya di hidup sang putri kesayangan.

"Kau percaya, La?" Sky menatap sekretaris pribadi yang duduk di sisinya. "Seorang Alice, bisa hidup dengan uang 20 juta perbulan?"

"Cinta Dokter menguatkannya." Lala Karmela percaya jika cinta yang membuat Alice bertahan.

"Terkadang, kebahagiaan bisa didapat dari hal yang lebih murah, Pak," tambah Lala lagi.

"Oya?" Sky terkekeh remeh. "Lalu, untuk apa kau bekerja di sini, hmm? Cari cinta?!"

"Untuk hidup dan cinta kasih ibuku."

Lala wanita 31 tahun, ia janda yang harus membiayai pengobatan kanker mulut rahim ibunya. Bahkan karena alasan itu, suami Lala menceraikannya.

Lala tak masalah menjanda, mengingat sang ibu lebih membutuhkan sikap kemanusiaan yang dia miliki. Lala bukan maksud durhaka pada suami, ini hanya masalah tidak jodoh.

"Karena aku tahu, ibuku tidak tergantikan oleh apa pun, Pak. Tidak ada yang lebih berharga dari pada ibuku." Penjelasan yang membuat Sky Rain terkekeh meremehkan.

"Kau bilang tidak ada yang lebih berharga dari ibumu. Seharusnya kau mau ku ajak check in, ibumu bisa mendapatkan penanganan VVIP."

Dominic tertawa, lalu menepuk punggung sekretaris sang Tuan. "Yang sabar, La."

"Kau keluar saja!" Sky menatap tajam ke arah Dominic. Sialan orang ini, selalu saja menjadi orang pertama yang menertawakan dirinya.

"Kau lembur lagi!" Sky lalu beralih menatap Lala yang pasrah kembali. Lembur, itu kata yang sudah biasa dicetuskan Sky padanya.

Itu terjadi semenjak Sky menawarkan kencan satu malam dan Lala menolak. Padahal, tidak ada yang pernah menolaknya, apa lagi wanita dengan wajah biasa saja seperti Lala.

Awalnya Sky tertarik, Lala cukup mirip dengan mantan istrinya. Dan saat Lala menolak, itu menjadi petaka awal bagi Lala Karmela yang terus diperlakukan buruk layaknya budak.

"Kau bilang mau tambahan uang untuk pengobatan ibumu, bukan? ... Hari ini kau lembur sampai pagi lagi!" cetus Sky.

Lala mengangguk manut, sebelum menoleh ke arah pintu kaca, di mana Kasih, kekasih Sky nyelonong masuk. "Hai, Om CEO."

"Hmm." Sky membiarkan gadis 25 tahun itu duduk di sisi kirinya. Sayangnya, Kasih risih dengan Lala yang selalu ada di sisi kanan Sky.

"Suruh Lala pergi, Om!" pinta Kasih. "Kasih mau bicara serius sama, Om!"

Lala siap untuk bangkit, tapi urung setelah Sky bicara. "Bicara saja, Lala tetap di sini!"

Tuh kan?! Kasih paling benci dengan sikap acuh tak acuh, Sky. "Ini soal hubungan kita."

"Hmm." Sky menatap seksama gadis itu, dan kebetulan, Kasih ialah kakak perempuan Cinta, teman kuliah Alice.

"Sampai kapan hanya settingan?"

Mata fokus Lala melirik kemudian, dia tak kira jika hubungan yang terlihat goals di layar televisi, ternyata hanya settingan.

"Om akan memutuskan mu." Sky melebar senyum yang tampak datar. "Tunggu sebelum film dan album terbaru mu dirilis."

"Dijamin," tambah Sky. "Lagu dan film You, akan mendapatkan atensi yang bagus dari masyarakat yang pada dasarnya suka sekali berita skandal."

Kasih berdecak kesal. "Jadi kita benar- benar akan menyudahi kisah kita, Om?"

"Yuapz," angguk Sky.

Kasih mencebikkan bibirnya, ia pikir, Om Sky yang kaya raya dan tampan ini akan benar- benar jatuh cinta dengannya. Ternyata, Sky tetaplah pria brengsek yang hanya mengatur skandal untuk kepopuleran para aktris jebolan PH X-meria.

"Sudah selesai kan?" Sky mengibaskan tangan sebagaiman tanda jika dia mengusir Kasih agar keluar lagi. "Om harus bekerja."

Kasih menghentak kakinya, sebelum berdiri dan pergi keluar. Lala yang sekarang menjadi sasaran lirikan mata nyalang, Sky.

"Lihat apa?!"

"Bapak tidak capek?" Lala berhenti sejenak untuk menatap, Sky. "Hidup dengan acara dan hubungan settingan seperti ini?"

Sky menipiskan jarak, hingga bibirnya berada di cuping telinga Lala. "Memang kau mau tidur bersama ku?" bisiknya.

"Tidak lah!" sergah Lala. Yang benar saja, tidur dengan Om Om gatal seperti ini.

"Diam saja makanya!" Sky bangkit lalu mengibas jas miliknya. "Kerjakan tugas mu! ... Personil Teletubbies," umpatnya.

Lala hanya menghela napas. Berkali kali Sky mengajaknya one night stand, dan dia selalu bisa menolaknya walau rasanya sulit sekali.

Tiba di luar ruangan, Sky disambut Dominic yang selalu siap siaga. "Apa acara hari ini, Bos? Karena sepertinya sampai malam nanti, kita tidak ada pertemuan penting."

"Undang Fachry makan malam," titah Sky, kebetulan agenda hari ini sepi. "Jangan biarkan Dokter ustadz itu semakin merebut cinta putriku!"

Dominic terkekeh. "Kau selalu marah marah, Bos! ... Saran ku lebih baik nikahi Lala kalau memang kau tertarik padanya. Aku kasihan dengan sabun yang kau buat bolong setiap hari!"

💋 Vote, like, komen, dan subscribe. . . Terima kasih mentemen. . .