Hello Mr Mafia

Quqi melangkah kan kaki nya masuk ke dalam gedung, semua orang langsung menatap ke arah nya.

"Permisi mbak" Sapa Quqi dengan tersenyum pada resepsionis.

"Iya nona, ada yang bisa kami bantu?" Tanya nya dengan sopan tapi lebih terlihat seperti terkejut melihat keberadaan Quqi.

"Sa...."

"Nona Qesya?" Panggil seseorang yang langsung menyela ucapan Quqi.

"Ehh ya" Kaget Quqi.

"Saya Riska nona, mari ikut saya. Presdir sudah menunggu keberadaan nona di ruangan nya" Balas Riska dengan lembut.

"Baik, kalau begitu saya permisi" Ucap Quqi pada resepsionis tadi yang masih melongo menatap nya.

"Astagaaa...Dia cantik sekali, bahkan aku sendiri yang seorang wanita mengakui kecantikan nya itu" Ucap resepsionis itu dengan wajah merah nya.

"Benar, dia sangat cantik dan lembut, aku pikir dia wanita yang arogan dan sombong ternyata sangat ramah dan sopan!" Tambah teman nya.

"Apa dia kekasih dari Tuan?"

"Mungkin, mereka terlihat sangat cocok"

"Jika mereka memang sepasang kekasih, aku akan mendukung nya. Karena wanita tadi sangat sempurna!"

"Hahaha kau benar"

Mereka terus saja bergosip tentang hubungan Quqi dan atasan nya, Quqi sendiri sekarang berada di dalam lift menuju ruangan atasan nya.

"Mbak, saya tidak tahu siapa nama bos kita" Tanya Quqi dengan wajah polos nya.

"Apa? Jadi kau tidak tahu?" Kaget Riska dengan shock nya.

"Benar mbak" Balas Quqi dengan cengiran nya.

"Astagaaa, mbak lupa bahwa kau masih anak-anak yang di anugerahi kecerdasan yang berlebihan" Ucap nya dengan menggelengkan kepalanya.

"Mbak, aku tuh bukan anak-anak. Aku sendiri sudah berusia 19 tahun" Kesal Quqi dengan cemberut.

"Haha kau malah seperti bocah, sangat menggemaskan" Ucap nya dengan mencubit pipi Quqi.

"Aduhh mbak sakit..." Ringis Quqi karena cubitan Riska memang kencang.

"Hehehe maafkan aku anak manis" Balas nya dengan mengelus rambut Quqi.

"Jadi siapa nama dia?"

"Sebaiknya kau tanyakan saja pada nya nanti, Sekarang kita sudah sampai"

"Tapi mbak"

"Tidak ada tapi tapian, ayoo" Ajak nya dengan menggandeng lengan Quqi dengan penuh semangat.

Tibalah mereka di depan pintu yang sangat besar, namun semuanya nya terbuat dari kaca tebal anti peluru.

Tok tok tok tok

Riska mengetuk pintu tersebut, hingga terdengar suara seseorang dari dalam. Dari suaranya saja membuat Quqi bergidik ngeri.

"Masuk"

"Selamat pagi sir, ini sekertaris baru anda" Sapa Riska dengan tersenyum lebar.

"Hmm" Balas laki-laki itu dengan menatap Quqi yang terus saja menunduk kan kepala nya.

"Kau keluar lah" Ucap laki-laki itu dengan menyuruh Riska keluar.

"Baik sir"

Kini di ruangan tersebut hanya ada Quqi dan laki-laki itu, Quqi masih saja menunduk karena sedikit takut dengan suara berat atasan nya.

"Apa kau akan terus menunduk seperti ini!" Tanya nya dengan dingin.

"Eh... Maafkan saya sir, saya tidak bermaksud untuk...." Ucap Quqi panik.

"Jelaskan" potong laki-laki itu tanpa menghiraukan ucapan Quqi tadi.

"Baik sir, saya quinnsha Qiana Qalesya. Anda bisa memanggil saya Qesya, saya lulusan London university. Saya juga belum memiliki pengalaman bekerja Sebelum nya sir..." Jujur Quqi dengan menatap mata atasan nya yang nampak tajam itu.

Quqi akui bahwa atasan nya sekarang terlihat sangat tampan dan memukau, tatapan mata nya membuat Quqi merinding.

"Mulai sekarang tugas mu bukan hanya di kantor melainkan mengurusi semua keperluan ku!" Ucap nya dengan datar.

"APAAA?"