Bianca Adlova yang ingin hidup tenang tanpa ada kemunafikan.
Dia gadis cantik paripurna dengan harta yang berlimpah,namun hal itu tidak menjamin kebahagiaannya. Dia berpura-pura menjadi gadis cupu hanya ingin mendapatkan teman sejati. Tapi siapa sangka ternyata teman sejatinya itu adalah tunangannya sendiri yang dirinya tidak tau wajahnya.
Lalu bagaimana Bianca akan terus menyembunyikan identitas aslinya dari teman sekolahnya? Apakah dia akan kehilangan lagi seseorang yang berharga dalam hidupnya? ikuti kisahnya disini.
Selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alkeysaizz 1234, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jadi obat nyamuk..
"Apa kita ganggu waktu kalian?"
Bianca dan Jojo sama-sama menatap ke arah sumber suara. Terlihat Frederick dan beberapa murid yang akan ikut lomba sains menunggu di luar ruangan.
"Ah.. e-enggak.." Bianca sangat gugup lalu langsung berdiri dan menatap ke arah Jojo yang menatapnya teduh.
"Kita gak punya banyak waktu! Sekarang giliran kita Bianca!" kali ini Jojo menatap Bianca penuh tanya dengan mengangkat satu alisnya.
Bianca hanya mengangguk tengkuk lehernya yang tak gatal dengan senyum lebar yang ia buat.
"Gue pergi dulu ya Jo! Mereka udah nunggu,"
Langkah Bianca pun kian menjauh, menghampiri Frederick dan yang lainnya di luar. Remon masuk sesaat semuanya berlalu.
"Ngapain Lo masih bengong di sini Jo?! Apa elo gak mau lihat aksi si cupu selanjutnya?!"
Jojo terperangah menatap Remon lekat." Lagi??" Remon pun mengangguk lalu menarik tangan Jojo keluar ruangan dan menyusul Bianca ke aula.
"Apa elo gak tau,kalau si cupu ikut lomba sains sama si Frederick?" Jojo menggelengkan kepalanya pelan.
"Justru itu!!" tepak Remon pada bahu Jojo. " Dia pinter banget bikin kejutan buat kita!" sambungnya sambil mengunyah makanan.
"Gue tadi denger percakapan di ruang guru."
"Elo sengaja nguping?!" tuduh Jojo cepat.
"Ya enggaklah! mana gue berani!" solot Remon membela diri.
"Gue gak sengaja dengar kalau si cupu ikut beberapa lomba. Bahkan nih ya..." Jedanya menelan dulu makanan yang ia kunyah. "Si ketos Frederick nawarin si cupu untuk gabung ke dalam club basket mereka?"
Jojo menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Remon serius.
"Elo jangan ngadi-ngadi kalo ngomong Remon!"
"Serius!! bahkan berius rius!" jawabnya.
"Emang udah geser tuh otak cewek satu!" Jojo kembali mendengus kesal. Karena Bianca menyembunyikan darinya begitu rapih.
"Dia emang sedikit berbeda dari kebanyakan cewek. Sedikit somplak juga geser kaya elo!!"
"Sembarangan lo ngomong tentang si cupu!" balik Jojo tak suka.
"Emang iya kan?" Remon menanggapinya begitu tenang tanpa takut Jojo menyerangnya.
"Tapi katanya sih ,si cupu belum mengambil keputusan soal itu!" raut wajah Jojo pun kembali tenang setelah mendengar hal itu.
"Bukankah pertandingan basket di adakan di akhir ya? Elo juga ikut kan Jo! bahkan terpilih setelah si Frederick?"
Jojo melengos tak ingin menjawab pertanyaan dari Remon. Langkahnya terhenti di depan pintu ruang Sains.
"Ayo buruan masuk? malah bengong lagi?"
Jojo kembali berdecak lalu menghela nafasnya panjang, kemudian masuk ke dalam.
Suara riuh pun kembali bergemuruh,semua penonton merasa tegang sekaligus antusias menjadi satu. Salah satu juri mulai melemparkan pertanyaan kepada peserta yang langsung mereka jawab cepat.
Tatapan Jojo tak teralihkan,dari sosok Bianca yang dapat dengan mudah menjawab setiap pertanyaan dengan cepat. Begitupun Frederick yang menatap Bianca dari samping,lalu kemudian tersenyum.
"Jangan sampe tunangan Lo berubah haluan,Al?!" kata Lyra khawatir saat menatap raut wajah Frederick dari kejauhan.
Aluna tak menjawab ,dia diam dengan wajah dingin sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.
Lyra dan Ami saling bertukar pandang dan mengangkat bahu mereka masing-masing. Entah apa yang ada di pikiran Aluna saat ini. Begitu ia menatap ke arah Renova dari kejauhan,raut wajahnya pun seketika berubah.
"Jadi anak cupu itu yang ngalahin elo,Nov?!" Renova mengangguk dan kembali menatap ke depan.
"Iya! Dan gue sangat benci dengan kekalahan!!" desisnya pelan.
Pemuda yang kini tengah berbicara padanya perlahan meraup wajah Renova lembut, menatapnya hangat lalu tersenyum.
"Jangan khawatir! kemenangan mereka hanya sementara! Kita masih bisa mencetak poin di lomba berikutnya! Bukankah...skor poin sekolah mereka ketinggalan jauh dari sekolah kita?"
"Elo bener Olan! Tapi gue merasa ada yang aneh sama si cupu jelek itu?!"rajuknya.
"Apa?!"
Renova pun merenung sesaat, memperhatikan wajah Bianca yang berada di depan dengan seksama.
"Gue merasa gak asing dengan seseorang di balik wajah cupunya? Gue ngerasa dia tuh,tau segalanya..elo ngerti gak sih maksud gue?!" Renova mulai merasa gelisah dan itu di tangkap jelas oleh Olan.
"Apa dia mengingatkan elo pada seseorang?!" Renova langsung menatap balik kemudian mengangguk.
"Gue gak nyaman saat berinteraksi dengan anak cupu itu! Merasa Dejavu dengan semua yang ia omongin ke gue! Seperti gue sedang berhadapan dengan Bian.."
Olan menghentikan kata-kata Renova dengan satu telunjuk yang ia letakan di atas bibirnya, tatapannya mendingin dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Jangan sebut namanya lagi! Kita sudah bahagia sekarang dan gue gak ingin merusak suasana karena elo nyebutin nama dia!"
"Sorry...."
"Kita udah melangkah sejauh ini untuk menjadi yang pertama dan terbaik di sekolah! Menyingkirkan seseorang yang selalu berada di atas kita dalam segala hal! Gue benci saat mengingat saat itu! Dan gue rasa...gak mungkin kita bertemu lagi dengannya setelah kejadian terakhir di lomba satu tahun yang lalu!" tegas Olan dengan percaya diri.
"Apa elo yakin?!"
"Tentu! Jika pun iya, dia kembali! Maka akan gue pastikan kejadian satu tahun yang lalu terulang kembali!!" desisnya tajam menatap ke arah Bianca yang masih dapat menjawab beberapa pertanyaan dari juri.
Jojo menatap punggung kedua orang yang berbicara serius barusan, sesaat dirinya melewati mereka berdua saat hendak keluar.
Ada hal yang menggelitik hati Jojo. Sebuah masa lalu dari Bianca yang kini merubah penampilannya. Lalu ia kembali ke dalam sambil membawa satu botol air mineral dan duduk di belakang Olan dan Renova.
"Bukankah..anak ini yang merubah hati si cupu saat pertama kali dia melihatnya?!" batin Jojo.
Jojo membuka penutup botol dan langsung meminumnya hingga habis setengah. Perasaannya mulai tak enak,saat tatapan kedua anak itu begitu lain kepada Bianca.
Lomba sains pun berakhir dengan kemenangan di raih oleh Bianca dan Frederick. Skor poin terakhir pun bertambah menjadi seratus lima puluh.
"Poin kita masih terlalu jauh dari sekolah lain?" lirih Frederick yang mulai merasa tak nyaman.
"Jangan terlalu berambisi mencetak sebuah angka Fred....yang paling penting itu, bagaimana cara kita menikmati setiap permainan ini dengan perasaan bebas."
Bianca bangkit dan menatap ke arah Frederick yang terlihat merenung saat mendengar ucapannya.
"Kita itu manusia biasa Fred! gak semuanya harus kita miliki dengan sempurna!" Jedanya. "Elo tau gak apa yang membuat seseorang itu gagal?"
"Apa?" sahutnya tenang.
"Ambisi dan juga sebuah pengakuan yang membutakan!!"
Degh!
Frederick merasa tertampar begitu keras saat kata-kata itu terngiang terus di kepalanya. Raut wajahnya kembali dingin dengan kening yang sedikit mengkerut karena berfikir begitu keras.
"Nikmati aja permainannya,jangan terlalu dipikirkan tentang hasil akhir! bukankah masih ada lomba yang lain?"
Frederick pun tersenyum kikuk dan mengangguk. " Iya ..masih banyak!"
"Tuh kan...!! Ya udah ..cepetan keluar! Apa elo mau terus disini?!" tanya Bianca membuat Frederick terdiam.
"Cupu?!" teriak Remon.
Bianca pun tersenyum dan melambaikan tangan." Tungguin gue..!!" sahutnya dan kembali menatap ke arah Frederick.
"Gue duluan ya! Ingat jangan terlalu stres memikirkan hasil akhir! Ada saatnya kita juga harus happy dan menikmati hidup!!" pukasnya yang kemudian berlari menghampiri Jojo dan Remon.
"Elo ya!! Gak jera juga udah gue jewer juga!!" seru Jojo yang kembali memegang telinga Bianca.
"Awsss..jangan gitu dong Jo!! Kalau telinga gue copot gimana?!" balik solot Bianca.
"Tinggal benerin di bengkel!"
Pletuk!
"Sembarang Lo!! Emangnya gue si kujang!!" seru Bianca lagi sambil menyentil dahi Jojo keras.
"Elo udah berani sama gue!!" solot Jojo yang memegangi dahinya yang terasa sakit.
Bianca langsung berlari sambil menarik tangan Remon,dia menghalangkan nya pada tubuh Jojo yang hendak membalas sentilan di keningnya.
Bianca tertawa bahagia saat menatap kekesalan Jojo terhadapnya. Begitu juga Remon yang menjadi korban karena tingkah keduanya.
Frederick hanya menatap dari kejauhan. Dalam hatinya muncul rasa iri yang begitu besar karena tak mampu sebebas dan selepas mereka.
"Elo bener Cup!! Ambisi dan pengakuan yang membutakan mata! Tapi, apa elo tau , bagaimana rasanya hidup di dalam lingkar kekuasaan yang belum saatnya elo tenggelam?!" lirih Frederick yang perlahan bangkit dan pergi dari ruangan tersebut.
"Udah stop! Ampun! Gue lelah!" ujar Bianca yang kemudian duduk di bangku kelasnya.
"Nih minum!" Jojo menyodorkan satu botol air mineral yang hanya di balas tatapan oleh Bianca.
"Kenapa?! Ada apa dengan tatapan Lo itu?!"
"Elo gak akan jahilin gue lagi kan?"
"Jadi elo gak percaya sama gue?!"
Bianca menatap lekat dengan kedua alis bertemu, tangannya perlahan mengudara hendak mengambil botol tersebut yang langsung di sambar kembali oleh Jojo. Ia langsung meminumnya hingga habis dan menatap ke arah Bianca yang terlihat mulai marah.
"Sorry,tapi gue masih haus! beli sendiri gih ke kantin,sekalian gue dan Remon beliin.." godanya sambil tersenyum.
"Jojo.....!!" teriak Bianca langsung bangkit dan mencubit perutnya keras.
"Arghh ,,aduh.. stop..sakit cupu!" pekiknya sambil menahan tangan Bianca. Ia lalu mengambil satu botol air mineral yang baru lalu di serahkannya pada Bianca.
"Minumlah...jangan sampe elo tumbang dan nyusahin gue!"
Bianca langsung menyambar nya dengan tatapan horor ke arah Jojo yang tersenyum puas.
Remon sudah tak berdaya menghadapi kedua mahluk di depannya,yang setiap ketemu bagai kucing dan tikus,tapi juga saling merindu.
"Sekarang ceritain sama kita! Setelah ini ,elo akan ikut lomba apa lagi?!"
Bianca hanya mengkerutkan keningnya seperti sedang berpikir,namun lagi-lagi Jojo merasa gemas sendiri dan langsung mengigit pipi nya sehingga memekik.
"Sakit Jojo !!sialan lo!! Emangnya gue daging sapi apa!!!?"
Jojo tak melepas kedua tangan Bianca yang terus memberontak mencoba melepaskan diri. Remon menatap malas karena merasa dirinya jadi obat nyamuk di antara mereka berdua.
"Nasib...Nasib...haih...."
hapoy Reading semuanya 🥰🥰🤗