"Kak, ayo menikah?" Vivi yang masih memakai seragam putih merah itu tiba-tiba mengajak Reynan menikah. Reynan yang sudah SMA itu hanya tersenyum dan menganggapnya bercanda.
Tapi setelah hari itu, Reynan sibuk kuliah di luar negri hingga S2, membuatnya tidak pernah bertemu lagi dengan Vivi.
Hingga 10 tahun telah berlalu, Vivi masih saja mengejar Reynan, bahkan dia rela menjadi sekretaris di perusahaan Reynan. Akankah dia bisa menaklukkan hati Reynan di saat Reynan sudah memiliki calon istri?
~~~
"Suatu saat nanti, kamu pasti akan merindukan masa kecil kamu, saat kamu terluka karena cinta..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Vivi menghapus asal air matanya dan keluar dari restoran itu. Saat dia akan menaiki motornya, tiba-tiba ada yang membungkam mulutnya dari belakang lalu menyergapnya dan menyeretnya masuk ke dalam sebuah mobil jeep.
Vivi menggigit tangan yang membungkam bibirnya hingga terlepas. "Lepasin! Kalian siapa!"
Pria yang berada di dekat Vivi tertawa menyeringai. Mobil sudah melaju dengan kencang ke suatu tempat. "Kamu istrinya Rey? Istri pengganti."
Vivi menatap tajam pria itu. "Kamu siapa? Oo, kamu Arga yang udah buat Kak Rey kecelakaan?"
"Iya, benar sekali. Tidak menyangka kamu juga tahu tentang aku."
"Kenapa kamu menculik aku? Aku tidak ada hubungan sama sekali dengan Lena."
Arya semakin tertawa menakutkan. "Karena Rey masih berani menemui Lena. Aku akan membuktikan apa Rey masih mencintai Lena atau mencintai kamu."
"Ck, lucu! Kalau kamu memusnahkan aku mereka berdua akan bersatu." Kemudian Vivi membuang pandangannya. Dia melihat jalanan yang dia lalui.
"Kamu bantu aku agar Rey tidak kembali lagi dengan Lena, kalau kamu tidak mau, kamu akan tahu akibatnya!"
"Urusan kamu bukan urusan aku! Harusnya kamu yang dihukum karena sudah membuat Kak Rey celaka."
"Berani ya kamu!" Arga menyeret paksa Vivi keluar dari mobil setelah mobil itu berhenti. Dia terus menyeret Vivi melewati ruko-ruko yang telah sepi di dekat stasiun.
"Lepasin!" Vivi berusaha melepaskan dirinya. Dia menendang kaki Arga hingga Arga meringis kesakitan. Vivi berhasil melepaskan diri dan berlari dengan kencang.
"Sial! Aku gak akan lepaskan kamu!" Arga mengejar Vivi, lalu menahan tangannya dengan kuat. "Cepat, ikat kaki dan tangannya agar dia tidak bisa kabur lagi."
Anak buah Arga segera mengikat kaki dan tangan Vivi.
Vivi tidak bisa bergerak lagi. Entah apa yang akan mereka lakukan, dia sudah tidak bisa memberontak lagi. Apa Reynan akan menolongnya? Atau hidupnya akan berakhir di tangan Arga?
"Bagaimana? Kamu mau bekerjasama denganku?"
"Tidak akan!"
"Kalau kamu tidak mau, aku akan lempar kamu ke rel itu. Biarkan kereta api menabrak dan menghancurkan tubuh kamu!" Arga semakin menatap tajam Vivi.
Vivi tidak takut, dia membalas tatapan tajam itu. Dia berusaha melepas ikatan di kaki dan tangannya yang sangat kuat hingga terasa sakit di kulitnya.
Arga semakin tertawa menyeringai. Dia mengambil foto Vivi dan mengirimkannya ke nomor Lena. "Kita lihat saja, apa suami kamu akan menolong kamu atau justru asyik bersama mantan calon istrinya yang gagal menikah!"
Hati Vivi sudah remuk ditambah sakit. Mungkin saja apa yang dikatakan Arga benar, Reynan tidak akan datang menolongnya. Dia terdiam dan menatap kosong.
"Lepaskan aku! Aku akan bantu kamu mendapatkan Lena!" kata Vivi pada akhirnya.
Arga mengangkat sebelah bibirnya lalu mendekati Vivi. Dia mengambil pisau lipatnya dan mendekatkan ke tali yang mengikat Vivi. Dia seolah ingin memotong tali itu, tapi ternyata dengan cepat pisau itu menggores pipi Vivi.
"Aw!" Rasa perih terasa di pipinya. Darah itu mengalir hingga ke dagu Vivi.
"Kamu pikir, aku percaya sama kamu. Kita tunggu saja, apa Rey akan datang mencari kamu!" Arga tertawa dengan keras. Dia sangat menakutkan. Mungkin dia sudah tidak waras.
Vivi hanya terdiam dengan napas yang tidak teratur. Dia tidak yakin Reynan akan datang menolongnya. Sepertinya bukan hanya kisahnya menjadi istri Reynan yang akan berakhir tapi juga semua kisah hidupnya.
...***...
Reynan dan Lena segera masuk ke dalam mobil, dengan sopir pribadi Reynan mobil itu segera melaju menuju daerah stasiun.
Reynan menghubungi anak buahnya agar mengikutinya. "Kalian ikuti dan berjaga beberapa meter di belakang aku."
Setelah mematikan panggilannya, dia beralih menghubungi ponsel Vivi. Sampai beberapa kali panggilan, Vivi tak juga mengangkat panggilannya.
Lena hanya melihat Reynan yang khawatir di sampingnya. Sepertinya Reynan memang sudah mencintai Vivi. "Maaf, ini semua salah aku."
Reynan kembali menyimpan ponselnya. "Tidak. Ini bukan salah kamu tapi salah Arga. Aku akan pastikan dia mendekam di penjara!"
Kemudian Lena hanya melihat jalanan yang mereka lalui. "Sepertinya di sini tempatnya," kata Lena sambil sesekali melihat ponselnya.
"Iya, sepertinya di sini. Anton, berhenti!"
Anton menghentikan mobilnya lalu membuka pintu untuk Reynan. Menurunkan kursi roda Reynan terlebih dahulu lalu membantu Reynan berpindah ke kursi roda.
"Anton, kamu tunggu di mobil. Kamu stand by di dalam mobil jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu."
"Iya, Tuan."
Reynan melihat anak buahnya yang berhenti tak jauh darinya, lalu mengikutinya.
Beberapa saat kemudian ada panggilan masuk dari Arga. Lena segera mengangkatnya dan mengaktifkan pengeras suara agar Reynan bisa mendengarnya.
"Vivi dimana?" tanya Reynan setengah berteriak.
"Sabar dulu, anak buah kamu jangan sampai mendekat. Anak buah aku akan menghadangnya."
Reynan menoleh anak buahnya yang sudah dihadang empat orang pria bertubuh gempal dengan membawa senjata.
"Shitts! Kamu mau apa?"
"Ini balasan buat kamu karena kamu berani menemui Lena lagi dan mempengaruhinya agar kembali bersama kamu. Apa kamu masih membutuhkan istri pengganti kamu? kalau tidak akan aku buang dia ke tengah rel."
"Kak Rey, aku tidak apa-apa. Kak Rey pulang saja."
"Diam kamu!" Kemudian terdengar suara pukulan yang keras.
"Vivi! Kalian dimana?" Reynan semakin khawatir mendengar suara teriakan Vivi.
"Kamu lurus saja, kita ada di depan sebuah ruko kosong yang berada di dekat rel."
Kemudian panggilan itu terputus.
Reynan membuang napas kasar lalu dia menjalankan kursi rodanya. "Ruko di dekat rel?" Reynan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan itu.
"Sepertinya di sana." Lena menunjuk sebuah ruko yang cukup gelap lalu dia mendorong kursi roda Reynan mendekat.
"Vivi!" teriak Reynan saat melihat Vivi yang duduk di dekat rel kereta api dengan tangan dan kaki yang terikat.
"Kak Rey kenapa ke sini? Aku tidak apa-apa."
"Vivi, aku pasti akan menolong kamu."
Arga tersenyum miring. "Sekarang kita lihat, kamu lebih berat dengan istri pengganti kamu atau Lena?" Kemudian Arga memindah tubuh Vivi yang terikat itu ke tengah rel.
"Arga, kamu gila!" Lena mendekat. Dia akan menarik Vivi tapi Arga mencekal tangannya.
"Ini sebagai pelajaran buat kamu karena kamu terus menolak menikah denganku dan kamu berani menemui Rey lagi!" Arga terus menyeret Lena menjauh dari rel.
"Kita bisa bicara baik-baik, gak dengan kekerasan!"
"Kamu yang membuat aku kayak gini!" Arga terus menyeret Lena. Dia memaksa Lena ikut bersamanya.
"Arga! Aku pasti akan memasukkan kamu ke penjara!" teriak Reynan. Dia berusaha bangun dari kursi rodanya tapi sangat berat.
"Kak Rey, jangan pedulikan aku. Kejar saja Lena!" teriak Vivi.
"Kamu ngomong apa! Aku gak akan biarkan kamu di sana!" Reynan mendekatkan kursi rodanya tapi dia tidak bisa menanjak ke pinggir rel yang bebatuan itu. "Vivi geser tubuh kamu."
"Tidak bisa! Kalau bisa sudah aku lakukan dari tadi!"
Dari kejauhan terdengar suara kereta api dengan keras. Lampu kereta api itu sudah menyorot tubuh Vivi dan semakin dekat.
"Vivi!!!"
💞💞💞
Like dan komen ya...
bersyukur dpt suami yg bucin
slah htor