NovelToon NovelToon
Tunangan Galak

Tunangan Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:211.8k
Nilai: 5
Nama Author: Arzeerawrites

“Arga, ini aku bawain sandwich buat kamu. Dimakan ya, semoga kamu suka,”

Argantara datang menjemput Shelina tunangannya hasil perjodohan karena suruhan orangtua. Ketika Shelina sudah masuk ke dalam mobil, Ia langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan yang tinggi dan mengabaikan ucapan Shelina.

Tunangannya itu langsung panik ketika Argantara melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi tanpa memedulikan dirinya yang merasa trauma pernah mengalami kecelakaan lalu lintas di usia kecil.

“Arga tolong jangan ngebut, aku takut,”

“Lo pantes dapat hukuman ini ya. Nyokap gue nyuruh gue untuk jemput lo! Emang gue supir lo?! Hah?!”

“Tapi ‘kan—-tapi bukan aku yang minta, Ga,”

“Lo harus tau satu hal, gue benci sama lo! Walaupun gue udah putus dari cewek gue, dan dia ninggalin gue nggak jelas sebabnya apa, tapi gue masih cinta sama dia, dan gue nggak akan buka hati buat siapapun itu selain dia! Gue yakin dia bakal balik lagi,”

“Tapi ‘kan kita udah tunangan, Ga,”

“BARU TUNANGAN! GUE BENCI SAMA LO, PAHAM?!”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arzeerawrites, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Shelina masih bisa mendengar makian Argantara yang rupanya tidak terima ketika Ia bicara supaya Argantara hati-hati menjaga tangannya, karena barangkali Tuhan akan memberikan pembalasan yang serupa dengan apa yang sudah dilakukan Argantara tadi kepadanya.

Sambil berjalan, Shelina sesekali melihat tangannya sendiri yang panasnya masih terasa akibat cengkraman Argantara.

“Dia ‘kan cowok, cengkram dikit aja udah sakit, apalagi tadi dia cengkramnya kuat. Arga benar-benar jahat banget sih sama aku,”

Sudah dibuat kesal dengan perilaku Argantara yangs enak hati, sekarang Shelina dibuat badmood karena harus antre di kamar mandi.

“Antreannya lumayan, kok tumben ya? Bisa kebelet pipis barengan gini, apa aku nanti-nanti aja ya? Belum kebelet banget sih sebenarnya,” batin Shelina menimang sebelum melangkah pergi meninggalkan kamar mandi.

Shelina lihat empat bilik kamar mandi semuanya tertutup rapat dan ada lima yang sedang berdiri menunggu. Berhubung keinginannya untuk buang air kecil tak begitu mendesak, maka dari itu Ia bergegas kembali ke kelas alih-alih menunggu antrean.

“Lo kok agak lama?” Tanya Lifa pada Shelina yang baru saja duduk di tempatnya sendiri.

“Emang lama ya? Aku nggak jadi buang air kecil soalnya ada antrean, aku lagi malas nunggu, heheh,”

“Dih jangan ditahan-tahan, nanti jadi penyakit lho,”

“Nggak lagi kebelet banget kok, Lif,”

“Seriusan?”

“Iya, ntar kalau emang udah kebelet banget pasti ke kamar mandi,”

“Jangan kebiasaan nahan apapun itu, Shel. Termasuk nahan perasaan, jiakhhh sa ae,”

Shelina tertawa mendengar ucapan temannya itu sambil menutup mulutnya supaya tidak menimbulkan suara tawa yang terlalu berisik.

“Eh itu tangan lo kenapa merah deh?”

Shelina langsung gugup ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Lifa yang saat ini memicingkan mata menatap tangannya dengan rasa penasaran yang tinggi.

“Tangan lo kenapa, Shel?” Sekali lagi Lifa bertanya karena Shelina hanya diam. Shelina sedang memikirkan jawaban apa yang tepat untuk Ia berikan.

“Shel—“

“Ini nggak tau kenapa ya? Aku juga baru nyadar,”

“Kayak bekas jari gitu merahnya,”

“Aku juga nggak tau ini kenapa tangan aku merah,” ujar Shelina yang memilih untuk pura-pura bodoh saja ketimbang bingung berkepanjangan mencari jawaban apa yang tepat.

“Lo serius nggak tau itu kenapa? Kayak abis dicengkram orang deh, Shel,”

“Nggak tau, serius,”

“Kasih minyak tuh, Shel. Lo bawa minyak gitu nggak?”

“Minyak goreng? Nggak, di rumah,”

Shelina mencairkan suasana dengan canda, sementara Lifa masih khawatir memperhatikan tangan Shelina.

“Gue serius, Shel. Lo nggak bawa minyak-minyakan? Minyak tawon, atau minyak kayu putih gitu maksud gue, Shel,”

“Nggak, lagian ini nggak apa-apa kok, Lif, kamu tenang aja nggak usah khawatir. Ini nggak sakit sama sekali,”

“Lo yang benar?”

Shelina menganggukkan kepalanya. Ia tidak mungkin jujur kalau tangannya itu memang habis dicengkram oleh seseorang, tidak lain dan tidak bukan adalah tunangannya sendiri.

“Ya udah nanti sampai rumah jangan lupa dibalurin minyak, Shel,”

“Okay siap, makasih ya udah perhatian. Kamu baik banget sih,”

“Tapi lo beneran nggak abis diapa-apain ‘kan sama orang,”

Lifa memicingkan matanya menatap Shelina sekarang. Entah kenapa perasaan Lifa tidak enak. Melihat lengan Shelina ada cap bekas jari-jari tangan dan warnanya merah, Lifa punya tebakan kalau itu akibat perbuatan seseorang.

“Nggak kok, serius nggak ada yang ngapa-ngapain aku,”

Lifa diam sebentar masih dengan menatap Shelina yang jujur merasa gugup karena Ia tahu saat ini Lifa sedang mencari kejujuran di matanya.

“Okay kalau gitu, gue percaya,”

Setelah Lifa bicara seperti itu, barulah Shelina menghembuskan napas lega. Lifa yang semula sudah tak menatap Shelina langsung bertanya “Kenapa langsung napas lega gitu?”

“Hah? Nggak, agak gerah aja,”

“Terus setelah gue percaya, gerahnya hilang gitu makanya lo langsung hela napas lega?”

“Iya, hehehe,”

Lifa tidak tahu saja kalau alasan Shelina menghela napas lega karena Lifa tak lagi bertanya apapun kepadanya dan Lifa percaya dengan penjelasannya yang hanya berisi kebohongan soal penyebab tangannya merah.

*******

“Arga, kenapa nggak jalan sama Shelina aja? Kenapa malah ngajak kita bertiga, Ga?”

“Oh jadi lo bertiga nggak mau gue traktir di kafe ini? Hah?”

“Mau lah! Tapi kenapa nggak jalan berdua tunangan aja?”

Argantara berdecak sambil merotasikan bola matanya kesal mendengar ucapan Denis. Sejak belum ada Shelina di hidupnya, Ia dan teman-temannya memang sudah sering menghabiskan waktu bersama entah itu di kafe, atau di rumah salah satu dari mereka. Jadi walaupun sudah ada Shelina, itu tidak akan berubah sama sekali. Apalagi Shelina bukan siapa-siapa di matanya, jadi untuk apa Ia lebih memilih untuk pergi bersama Shelina daripada teman-temannya.

“Lo tadi nggak berangkat sama pulang bareng dia kenapa deh?”

“Nyokap gue nggak nyuruh, mungkin nyokap pikir gue bakal pulang bareng Shelina kali, padahal nggak. Tapi kalau tadi pagi emang gue ke rumah Shelina untuk ngajakin dia berangkat bareng ke kampus, tapi Shelina udah keburu berangkat sama bokapnya. Itupun gue ke rumah dia karena disuruh nyokap,”

“Nyokap lo pikir, lo bakal pulang bareng Shelina meskipun nggak dia suruh yak? Mana mungkin, lo ‘kan nggak bakal punya inisiatif kayak gitu kalau nggak disuruh,” ujar Satria.

“Nah itu tau, Hahahaha. Gue nggak sekurang kerjaan itu, njir,”

“Tante Tina pengen ngeliat lo punya inisiatif sendiri,” ujar Ardan.

“Padahal gue mah ogah,”

“Durjana sama orangtua, jangan begitu dong, Brodi,”

“Durjana apaan sih?” Tanya Argantara dengan polos karena Ia memang benar-benar tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Satria.

“Durhaka,”

“Ntar kalau udah punya anak, hati-jati anak lo juga bisa durhaka sama lo,”

“Jangan sembarangan kalau ngomong,”

“Ya makanya jangan durhaka,”

“Emang siapa yang durhaka?”

“Ya coba lo ingat aja apa kesalahan lo sama nyokap bokap,”

“Belakangan ini emang gue akui gue banyak bantah omongannya mereka sih,” ujar Argantara sambil meletakkan gelas berisi matcha yang baru saja Ia seruput.

“Nah ‘kan, gara-gara apa tuh kalau boleh tau?”

Deni menatap Argantara penasaran. Belakangan ini kata Argantara, berarti belakangan ini ada masalah yang menerpa hubungan antara Argantara dengan orangtuanya.

“Ya gara-gara si perempuan itulah,”

“Shelina?”

“Buset sampai kompak gitu lo bertiga. Tau ya kalau dia emang biang masalah dalam hidup gue?”

“Emang kenapa sih sama Shelina?”

“Ya pikir aja coba, udah dijodohin, diatur sikapnya ke Shelina, ditugasin antar jemput lah, nggak boleh begini begitu, ah elah ribet deh pokoknya. Mereka sayang banget sama Shelina, jadi males banget gue kalau mereka udah bela Shelina,”

“Mereka sayang ke orang yang tepat, mereka juga bela orang yang tepat, lo aja yang belum nerima kenyataan itu,”

“Nggak cuma orangtua gue doang, tapi lo bertiga aja belain dia mulu,”

“Ya karena kita nggak tau salahnya Shelina tuh apa selain dia mau dijodohin sama orangtuanya? Eh tapi kalau dipikir-pikir dia nerima perjodohan itu juga bukan sebuah kesalahan sih, ‘kan dia mau nurut orangtua aja,”

“Sat lo paling pinter nasehatin gue. Kayaknya lo bakal cocok deh sama Shelina soalnya lo ngebelain dia mulu. Gih jodohan sama dia,”

“Demen banget jodohin gue sama Shelina ya ampun. Bener-bener sinting ini orang yak,”

Satria sengaja menghembuskan asap rokok dari mulutnya ke arah Argantara yang langsung membuang muka.

“Si bego nantangin gue banget ya,”

“Lagian kesel gue. Udah gue bilang Shelina tuh bukan barang, jadi jangan disodor-sodorin seenak hati lo,”

1
Nadira Alexa
Lumayan
Checilia Manalu
kpn ya merekka bucinnya
Desi Irawati
lagian istrinya bego bgt. terlalu baik
Ovi Malik
bikin mati aja tuh uler
Deerma Lalu Lalang
membosankan nih ceritany bertele2
Deerma Lalu Lalang
sekarang jahat cb nti termehek2 lo
Rina Wardani
ini percakapan suami istri atau percakapan anak SD sih 🙄
Dwi Winarni Wina
muak sm shelina nanti dah jatuh cinta tau rasa dicuekim balik sm shelina.

.
Dwi Winarni Wina
Luar biasa
Dwi Winarni Wina
arga shelina gadis yg baik hati knp tdk suka dia setidaknya perlakukan dia baik2 jgn sampe menyakitinya klo emang tdk suka....
Dwi Winarni Wina
arga benci dan cinta beda tipis elo lama2 jatuh cinta sm shelina bucin banget.....
Dwi Winarni Wina
kasian shelina trauma sampai2 kakek neneknya meninggal
Dwi Winarni Wina
arga shelina gadis baik pasti cocok sm dia....
Dwi Winarni Wina
arga mending sm shelina yg jelas klo sm alya gak jelas ini...
Dwi Winarni Wina
coba arga menerima shelina sebagai calon istri km...
Renjani Soraya
kbnyakan basa basi deh thor ga tu de poin, bikin bosen
Rahma Dina
kurang bagus ceritanya banyak diulang dan alurnya datar...
Ali Assegaf
,ada ya othor bucin tingkat monyet
Cangji Romalah
mtp
Eridha Dewi
next thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!