Tunangan Galak

Tunangan Galak

Bab 1

“Senyum dong, orang mau ketemu cewek cantik masa mukanya datar lempeng gitu sih, Ga?”

“Ya gimana nggak datar? Orang aku nggak mau sebenarnya dijodohin,”

“Nanti kamu liat deh, anaknya baik. Jadi dia nggak cuma cantik rupa, tapi karakternya juga pasti bikin kamu jatuh hati,”

Argantara menghembuskan napas kasar. Makan malam dengan orangtuanya kali ini rasanya berbeda dari makan malam biasa.

Ia selalu senang ketika makan bersama Fadli dan Tina, tapi karena malam ini tujuan makan malam mereka berbeda, jadi tentu perasaannya juga berbeda.

Malam ini, Ia dan orangtuanya akan makan malam bersama seorang perempuan beserta orangtuanya juga dengan tujuan membicarakan perihal perjodohan.

Argantara sudah menutup hatinya rapat-rapat untuk perempuan selain Aliya, kekasihnya yang pergi entah kemana. Tiba-tiba menghilang, tapi Ia yakin suatu saat nanti Aliya akan datang dan memberikannya kejelasan.

“Arga, kamu bakal kenal sama Shelina. Anak sahabat Papa Mama itu baik banget,”

“Aliya juga baik,”

“Kalau dia baik, dia nggak akan ninggalin kamu. Lagian udah dibilangin, dia itu udah punya laki-laki selain kamu, kenapa sih nggak percaya sama penjelasan Mama Papa yang bahkan udah kasih buktinya ke kamu? Nggak sekali dua kali lho kami berdua ngeliat dia sama laki-laki lain, ya mungkin aja sekarang dia udah bahagia sama pernikahannya, dia nggak mikirin kamu lagi. Anggap aja Aliya itu mantan kamu,”

“Aku nggak percaya sama penjelasan Mama Papa karena aku tau Aliya baik,”

“Ya udah biarin aja, Pa. Nanti juga Arga sadar sendiri. Sekarang kita ke restoran yuk, nggak enak kalau terlambat,”

Tina menghentikan perdebatan antara anak dan ayah di hadapannya saat ini. Tiba rasa ini bukan waktu yang tepat untuk adu pendapat. Lagipula percuma juga, karena Argantara lebih percaya perempuan itu ketimbang orangtuanya sendiri yang sudah berulang kali melihat kebersamaan Aliya dengan lelaki lain. Tina dan Fadli yakin, Aliya pergi karena mau lebih bebas bersama lelaki itu, mungkin sekarang sudah menikah.

Mereka bertiga ke restoran yang sudah disepakati menjadi tempat pertemuan antara keluarga kecil Argantara dengan keluarganya Shelina yang belum Argantara lihat sosoknya. Karena memang Shelina dan orangtuanya baru kembali dari negeri orang. Orangtua Shelina dan Argantara sudah lama bersahabat, bahkan sejak mereka masih meniti karir sejak masih muda.

Ternyata ketika mereka tiba, Shelina dan kedua orangtuanya juga baru tiba. Sehingga mereka bertemu di area parkir restoran.

“Ketemu di sini ternyata, kirain kami udah telat,”

“Aku juga deg-degan takut telat, eh ternyata sampainya barengan,”

“Yuk masuk,”

Mereka berenam masuk ke dalam restoran dan langsung disambut oleh pelayan yang mengarahkan mereka ke meja yang sudah dipesan sebelumnya.

Setelah duduk, dan menunggu hidangan datang, dengan kompak kedua orangtua Shelina dan Argantara menyuruh anak-anak mereka itu untuk berkenalan.

“Biar nggak canggung, kenalan dulu,”

Shelina yang mengulurkan tangannya lebih dulu ke arah lelaki di hadapannya yang sejak awal bertemu dengannya tak pernah menunjukkan senyum.

“Hai, aku Shelina,” ujar Shelina dengan hangat dan sopan.

Argantara menerima uluran tangan Shelina. Kalau Ia tak melakukannya, sampai rumah Ia akan mendapatkan nasehat panjang lebar dari kedua orangtuanya dan Ia tidak mau hal itu terjadi.

“Argantara,”

“Nah kalau udah saling kenal ‘kan enak, jadi nggak canggung lagi,” ujar Shefia, mama Shelina yang senang melihat Shelina sudah kenal dengan calon tunangannya.

Semoga dengan kenalnya mereka malam ini, semakin yakin keputusan mereka untuk saling memiliki satu sama lain.

****

“Ma, Pa, aku mau ngobrol berdua dulu sama Shelina boleh?”

“Boleh, silahkan. Biar lebih akrab ya,”

“Tante, Om, saya izin ajak Shelina ngobrol sebentar ya,”

Setelah izin pada orangtuanya sendiri, Argantara izin pada orangtua Shelina yang tentunya mengizinkan tanpa ragu. Memang sebaiknya ada waktu untuk bicara berdua, supaya lebih mengenal satu sama lain.

Argantara mengedikan dagunya ke satu arah seraya menatap Shelina tanpa ekspresi. Itu adalah sebuah isyarat supaya Shelina beranjak mengikutinya, sebab ada yang ingin Ia bicarakan dengan Shelina.

Argantara dan Shelina beranjak ke tempat yang tidak begitu jauh dari keberadaan orangtua mereka.

“Kenapa, Arga?” Tanya Shelina setelah mereka berdiri berhadapan. Argantara menatap Shelina dengan tatapan dalam, dan wajahnya tanpa ekspresi.

“Kenapa lo terima perjodohan orangtua kita?”

“Ya karena aku malas cari jodoh, dan aku percaya pilihan orang tua aku tepat dan terbaik,”

Argantara mengeraskan rahangnya. Ia benci sekali mendengar alasan Shelina. Seharusnya Shelina menolak supaya Ia ada teman untuk bersati melakukan penolakan terhadapan perjodohan yang dibuat oleh orangtua mereka. Tapi kenyataannya, Shelina malah menerima begitu saja dengan alasan klasik.

“Oh jadi gitu? Okay, gue bakal kasih unjuk ke lo, gimana ‘pilihan tepat dan terbaik’ menurut orangtua lo itu,” batin Argantara dengan sinis.

“Alasan kamu nerima karena apa?”

“Sama kayak lo,” ujar Argantara seraya tersenyum miring. Dibalik senyumnya itu Argantara punya niat untuk menunjukkan kepada Shelina bahwa ‘pilihan tepat dan terbaik’ menurut orangtua Shelina itu salah.

“Ya udah kalau gitu, apalagi yang mau diobrolin, Ga?”

“Gue mau tanya sama lo, apa lo yakin sama gue?”

“Yakin, aku bisa liat kamu orang yang baik kok,”

Argantara tersenyum remeh. Entah belajar darimana Shelina untuk bermulut manis seperti itu. Argantara benci melihat wajah polos Shelina dan mendengar ucapan manis Shelina. Semakin besar keinginannya untuk memberikan pelajaran untuk Shelina supaya Shelina tahu kalau apa yang dipikirkannya itu salah. Ia bukan orang baik, dan pilihan orangtuanya juga malah menjerumuskan anaknya ke neraka yang akan dibuat oleh Argantara.

Argantara langsung bergegas kembali ke meja, diikuti oleh Shelina. Pembicaraan mereka sudah berakhir.

Argantara tidak nyaman bicara lama-lama dengan perempuan yang tidak Ia sukai sama sekali. Melihat wajah polos Shelina saja sudah membuatnya muak, apalagi harus berinteraksi dengan pura-pura baik di depan Shelina.

“Arga, dua hari lagi Shelina bakal pindah ke kampus tempat Arga kuliah,”

Argantara memasang senyum terbaiknya menanggapi ucapan Shefia mama dari Shelina. “Iya, Tante,” ujarnya.

“Tolong bimbing Shelina nya di kampus barunya ya, Ga,” pesan Tina yang diangguki oleh Argantara. Bukan dimbing, yang ada juga Ia buat tidak nyaman, barangkali Shelina pindah kampus dan menyesali keputusannya untuk pindah ke kampusnya.

“Arga, di sana tuh suasana nya kayak gimana? Belajar di sama menyenangkan nggak? Terus pergaulannya gimana?” Tanya Shelina pada calon pasangan hidupnya itu. Sebelum Ia benar-benar menjadi mahasiswi di kampus barunya, Ia penasaran bagaimana situasi di sana. Dan orang yang tepat untuk Ia tanyakan perihal itu tentu saja Argantara karena Argantara mahasiswa di sana sejak awal semester, tidak sepertinya yang baru pindah.

“Seru, menyenangkan,” jawab Argantara dengan singkat.

“Aku nggak sabar kuliah di sana. Mama Papa aku yang nyaranin aku di sana, terus aku setuju. Dan aku baru tau ternyata kamu kuliah di sana,”

“Ya ‘kan memang kami sengaja supaya kalian berdua satu kampus,” ujar Fadli.

Perasaan Argantara semakin tidak menentu sekarang. Benar-benar muak sekali ada di situasi seperti ini. Ia ingin pulang secepatnya.

Kenyataan bahwa Ia dan Shelina sengaja dipertemukan di satu kampus, membuat Argantara semakin memanas.

“Gue nggak akan biarin lo nyaman sedikitpun. Justru sebaliknya, gue bakal bikin lo pindah ke kampus lain. Gue makin benci sama lo, Shelina,”

Argantara menyesali keputusan Shelina yang menerima keputusan orangtua mereka untuk menjodohkan mereka. Andai saja Shelina menolak, pasti pendapatnya didengarkan. Kalau hanya Ia yang menolak percuma. Orangtuanya tidak suka pada Alyla, dan Ia tidak diizinkan untuk menunggu Alya apalagi tetap mencintai Alya. Jadi mereka semakin gencar menjodohkan Argantara dengan Shelina karena mereka tahu Shelina anak yang baik, orangtuanya juga baik bahkan sudah bersahabat.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

coba arga menerima shelina sebagai calon istri km...

2023-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 99
99 Bab 100
100 Bab 101
101 Bab 102
102 Bab 103
103 Bab 104
104 Bab 105
105 Bab 106
106 Bab 107
107 Bab 108
108 Bab 109
109 Bab 110
110 Bab 111
111 Bab 112
112 Bab 113
113 Bab 114
114 Bab 115
115 Bab 116
116 Bab 117
117 Bab 118
118 Bab 119
119 Bab 120
120 Bab 121
121 Bab 122
122 Bab 123
123 Bab 124
124 Bab 126
125 Bab 127
126 Bab 128
127 Bab 129
128 Bab 130
129 Bab 131
130 Bab 132
131 Bab 133
132 Bab 134
133 Bab 135
134 Bab 136
135 Bab 137
136 Bab 138
137 Bab 139
138 Bab 140
139 Bab 141
140 Bab 142
141 Bab 143
142 Bab 144
143 Bab 145
144 Bab 146
145 Bab 147
146 Bab 148
147 Bab 149
148 Bab 150
149 Bab 151
150 Bab 152
151 Bab 153
152 Bab 154
153 Bab 155
154 Bab 156
155 Bab 157
156 Bab 158
157 Bab 159
158 Bab 160
159 Bab 161
160 Bab 162
161 Bab 163
162 Bab 164
163 Bab 165
164 Bab 166
165 Bab 167
166 Bab 168
167 Bab 169
168 Bab 170
169 Bab 171
170 Bab 172
171 Bab 173
Episodes

Updated 171 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 99
99
Bab 100
100
Bab 101
101
Bab 102
102
Bab 103
103
Bab 104
104
Bab 105
105
Bab 106
106
Bab 107
107
Bab 108
108
Bab 109
109
Bab 110
110
Bab 111
111
Bab 112
112
Bab 113
113
Bab 114
114
Bab 115
115
Bab 116
116
Bab 117
117
Bab 118
118
Bab 119
119
Bab 120
120
Bab 121
121
Bab 122
122
Bab 123
123
Bab 124
124
Bab 126
125
Bab 127
126
Bab 128
127
Bab 129
128
Bab 130
129
Bab 131
130
Bab 132
131
Bab 133
132
Bab 134
133
Bab 135
134
Bab 136
135
Bab 137
136
Bab 138
137
Bab 139
138
Bab 140
139
Bab 141
140
Bab 142
141
Bab 143
142
Bab 144
143
Bab 145
144
Bab 146
145
Bab 147
146
Bab 148
147
Bab 149
148
Bab 150
149
Bab 151
150
Bab 152
151
Bab 153
152
Bab 154
153
Bab 155
154
Bab 156
155
Bab 157
156
Bab 158
157
Bab 159
158
Bab 160
159
Bab 161
160
Bab 162
161
Bab 163
162
Bab 164
163
Bab 165
164
Bab 166
165
Bab 167
166
Bab 168
167
Bab 169
168
Bab 170
169
Bab 171
170
Bab 172
171
Bab 173

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!