Air mata terus mengalir dari sepasang bola mata abu-abu yang redup itu. Di dalam kamar sempit yang terasa semakin menyesakkan, Aria meringkuk, meratapi nasib yang menjeratnya dalam belenggu takdir yang tak pernah diinginkannya. Aria, gadis polos nan culun, begitu pendiam dan penurut. Orang tuanya memaksanya untuk menikah dengan anak dari bos ayahnya, sebagai jalan keluar dari kejahatan sang ayah yang telah menggelapkan uang perusahaan. Aria tidak berani menolak, tidak berani melawan. Ia hanya bisa mengangguk, menerima nasib pahit yang seolah tak ada ujungnya.
Tanpa pernah ia duga, calon suaminya adalah Bagastya Adimanta Pratama, lelaki yang namanya selalu dibicarakan di sekolah. Bagastya, si ketua geng motor paling ditakuti se-Jakarta, pemimpin SSH yang tak kenal ampun. Wajahnya tampan, sorot matanya dingin, auranya menakutkan. Dan kini, lelaki yang dikenal kejam dan berbahaya itu akan menjadi suami dari seorang gadis culun sepertinya. Perbedaan mereka bagaikan langit dan bumi—mustahi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laura Putri Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Baru
Pagi ini Aria berangkat ke sekolah jam enam pagi, ia berangkat pagi-pagi karena ingin menikati udara pagi. Karena uang yang diberikan Bagastya sudah menipis jadi Aria memutuskan untuk berjalan kaki ke sekolah. selama di perjalanan ia ditemani dengan lagu My Heart Will Go On dari penyanyi Celine Dion yang dikenal sebagai lagu dari film Titanic, Lagu ini menggema di kedua telinganya yang disalurkan mengunakan benda yang bernama Headset.
Setelah sampai di sekolah, Aria melihat banyak sekali mahasiswa yang berkumpul di depan ruang kepala sekolah. Jika didengar-dengar katanya ada anak baru pindahan dari Washington USA. dilihat dari banyaknya siswa perempuan yang berkumpul di sana, Aria yakin jika murut baru itu pasti seorang siswa laki-laki. Aria hanya mengedikkan bahunya lalu berjalan ke arah kelasnya.
Kring.....Kring....
Dikelas sekarang Aria sedang mengerjakan Pekerjaan Rumah punya Bagastya, Aria mengerjakan tugas itu sambil mendengus kasar. mengapa tidak malam tadi saja Bagastya menyurunya mengerjakan PR milik laki-laki itu, Lihatlah sekarang Aria harus keteteran mengerjakan PR ini dikejar waktu. Tapi Aria beruntung karena kecepatan tangan nya saat menulis tidak dapat diragukan lagi. Hingga Wali kelas Aria masuk saja PR matematika dengan sepuluh soal itu telah selesai Aria kerjakan. Eh tapi kenapa Wali kelas yang masuk, sekarang kan harusnya pelajaran matematika sedangkan wali kelas nya mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris.
"Eh itu anak baru yang ada di Ruang kepsek tadi kan?"
"Iya yang itu, oh my god. dia satu kelas sama kita"
"Wah dikelas ita ada bule juga ternyata"
Mendengar percakapan dari teman yang duduk didepannya itu Aria mendongak melihat Siswa baru yang mereka masuk. Dia cukup tekesima melihat wajah tampan Siswa baru itu, wajah Bule tapi juga terdapat percikan wajah indonya jadi jika dilihat lagi ia tidak terlalu bule seperti orang barat kebanyakan.
"Baiklah anak-anak kita kedatangan Murid baru di kelas kita, dia bernama Vernon pindahan dari Washington Amerika serikat . Vernon silahkan perkenalkan diri kamu kepada teman teman" Laki-laki itu lalu mengangguk
"Hello Everyone, Perkenalkan nama saya Vernon Alexander, saya pindahan dari Washington Amerika serikat. Saya harap bisa berteman baik dengan kalian semua" laki-laki bernama Vernon itu berbicara dengan logas Indonesia yang kurng, mungkin karena sudah lama tinggal di Amerika.
"Baiklah Vernon kamu boleh duduk di bangku yang kosong di paling belakang itu bersama Aria" Vernon berjalan Kearah Aria dan langsung duduk di bangku samping aria. dan tak lama guru yang mengajar matematika sudah tiba.
Aria melihat bangku kosong yang kini sudah ditempati oleh Vernon. Aria menatap Vernon yang sedang memperhatikan papan tulis., dia ingin sekali berbicara dengan teman sebangkunya karena selama ini Semua orang tidak ada yang mau duduk sebangku dengannya tapi sekarang dia memiliki teman sebangku, apakah aria harus senang?.
"eh?" Aria seketika terlihat gugup saat mata biru Vernon balik menatap dirinya. Aria mengalihkan pandangannya kearah papan tulis.
"why?"
"Ha?"
"Kenapa kamu melihat saya?" Aria mengernyitkan dahi
"Kamu belum terlalu bisa bahasa indo ya? Vernon mengangguk
"Saya mengerti apa yang kalian katakan tapi saya kurang bisa untuk mengomong menggunakan bahasa Indonesia" Aria mengangguk mengerti.
"You can talk to me in English (kamu bisa ngomong menggunakan bahasa inggris dengan aku)" Vernon menaikkan Alisnya kaget.
"Wow, you can speak English.(wah, kamu juga bisa menggunakan bahasa inggris juga ternyata)"
"Of Course, My mom is from Los Angeles, so I've been fluent in English since I was a kid.(tentu saja, ibu ku berasal dari Los Angeles, jadi saya sudah fasih bahasa inggris sedari kecil)" Vernon menganggukkan kepalanya.
"Owh, I originally lived in New York but soon moved to Wishington and went to school there.(oww, saya awalnya tinggal di New York tapi tak lama saya pindah ke Wishington dan bersekolah di sana)"
"but why did you move to Indonesia? (Tapi kenapa kamu pindah ke Indonesia)"
"My American father passed away, and my mother chose to return to Indonesia.(ayah saya yang memang berasal dari Amerika telah meninggal dunia, dan ibuku memilih pulang ke Indonesia"
Belum sempat Aria untuk bertanya lagi matanya maah bersitatap dengan mata Bagastya yang menatapnya tajam. Langsung saja Aria mengalihkan tatapannya menghadap papan tulis. Vernon yang melihat tingkah Aria langsung saja melirik kemana Aria lihat tadi. Dan sekarang tatapan tajam Bagastya mengarah ke Arah Vernon.
"Aria" Aria mendongak melihat guru yang sedang mengajar
"Iya bu?"
"saya lihat kamu sedari tadi mengobrol, sekarang kerjakan soal yang saya berikan di papan tulis"
Aria menegukk gugup. Materi yang dijelaskan hari ini adalah Statistika yang dimana memiliki rumus yang panjang panjang, dia akan kesulitan untuk mengerjakan soal itu dipapan tulis. Aria bergerak maju menuju papan tulis, dia mengambil sepidol dan mengerjakan soal itu dengan menyatukan rumus-rumus dari mean, median,rata-rata dan lainnya. semoga saja jawaban nya bemar jika tidak benar maka Aria akan dihukum.
Semua siswa tercengang melihat Aria yang menjawab soal itu dengan cepat bukan satu soal tapi semua soal. Bu guru yang mengajar pun juga tercengang soal yang ia kasih adalah soal tingkatan mahasiswa tapi aria bisa mengerjakan itu semua. Walau pun aria hanya menggunakan nalar dan penyatuan rumus-rumus tapi semua nya benar. bahkan Jika bisa dinilai pun jawabannya pasti seratus.
Di bangku paling belakang seorang dengan wajah bule telah memperhatikan gadis dengan kekaguman. sepertunya Vernon telah jatuh cinta pandangan pertama, baru dengan percakapan tapi saja sudah membuat vernon salting. Ntah apa yang membuat laki-laki itu salting, penampilan Aria sangatlah culun dengan menggunakan kaca mata?, atau Wajah nya yang tidak terawat itu? memang benar jika aria memiliki wajah yang sedikit membarat tapi wajah itu hanya terlihat ketika Aria ingin merawat wajahnya.
"Why Vernon?" Vernon menaiki sebelah alisnya saat melihat Aria yang telah sampai ditempat duduknya
"Kau telah menatapku sedari tadi, kenapa?" seketika Vernon gugup ketauhan memperhatikan Aria.
"a a a nothing" Aria hanya mengangguk
Kring....Kring.....
Mendengar bel berbunyi Vernon langsung tegak hendak kekantin, tapi dia mengernyitkan dahinya saat melihat aria yang tidak beranjak dari duduknya.
"Aria, Let's go to the cafeteria" Aria mendengar tawaran itu melirik bangku Bagastya dan ternyata Bagastya telah pergi bersama Vanessa. apakah ia harus menerima tawaran Vernon yang mengajak kekantin?. Sepertinya iya, kapan lagi coba dia mempunyai teman mana bue, Aria tidak akan menyia nyia kan itu.
"oke let's go"
sesampainya dikantin Aria bingung mau membeli apa,
"is your tongue compatible with Indonesian food?(apa lidah mu cocok dengan makanan Indonesia?)"
" I don't know, but my mom often cooks rendang and I don't know what it's called but it uses peanut sauce and I like it. (saya tidak tau, tapi ibuku sering memasak rendang dan suatu makanan yang saya tidak tau namanya tapi menggunkan saos kacang dan saya menyukai itu.)"
"peanut sauce?" oke sepertinya dia tau makanan apa yang harus dia berikan kepada bule ini. Aria menarik Vernon ke gerobak siomay yang berada di ujung kanan kantin itu.
"Mang asep, Aria pesan siomay 2 porsi ya"
"siap neng"
Aria melihat sekeliling, mencari tempat duduk. tapi sepertinya kantin hari ini penuh.
"Mang asep, di bungkus ya"
"siap neng"
tak lama menunggu Pesanan mereka sudah jadi. Lalu Aria membawa Vernon ke gazebo depan kelas mereka. Mereka akan makan disana.
"What's the name of this food?" Vernon melihat makanan yang berada didepannya, nah kenapa sangat tidak menarik di mata nya.
"Siomay, this is a popular food in Indonesia." Aria menghela nafas saat melihat Vernon menjauhkan makanan itu dari hadapan laki-laki itu.
"This is delicious. This food is made from fish meat and tastes like dim sum or dumplings like in Chinese food.(ini enak kok, makanan ini terbuat dari daging ikan dan rasanya kayak dim sum atau pangsut yang ada di makanan china)" Aria menggeser lagi siomay itu kehadapan Vernon dan menyuru laki-laki dengan mata biru itu untuk memakanan nya. Vernon menelan Saliva nya, dia menyendok makanan itu lalu memakannya. matanya seketika terbuka merasakan rasa yang nikmat di lidah nya.
"How is it? delicious?(bagaimana?, enak kan?) "
"Verry delicious (sangat enak) " Vernon mengangguk dan menyuapkan lagi siomay itu. Aria terkekeh melihat tingkah Vernon.
interaksi itu sudah diperhatikan oleh Bagastya dari dalam kelas, Bahkan dia sampai mengabaikan Vanessa. Apakah laki-laki itu cemburu dengan Aria?.
--
