Hana Larasati Abraham, wanita cantik yang memiliki karir cemerlang. Dia salah satu penerus perusahaan keluarga Syahbana. Memiliki paras mempesona membuat dirinya diperebutkan para pria.
Kehadiran seorang pria yang ditugaskan menjadi sopir pribadinya menjadikan dirinya sosok wanita sombong dan angkuh. Apalagi dia tahu jika Dennis adalah bocah laki-laki tak disukainya dari kecil, rasa kebenciannya semakin besar dan berusaha membuat lelaki tersebut tidak betah.
Akankah Dennis Lim Kyo bertahan dengan sikap arogan Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Dennis dan Hana di Kota Yang Sama
Keesokan paginya, Hana dan Inka bertemu dengan kuasa hukum yang menangani tanah bermasalah.
Selain mereka bertiga ada juga pihak yang merasa dirugikan. Sekitar 7 orang berada di ruangan tersebut. Pertemuan cukup alot karena sama-sama bersikeras dan yakin jika benar.
Perdebatan yang memakan waktu hampir 2 jam akhirnya selesai juga. Hana dan Inka ke luar dari kantor pengacara.
Di perjalanan menuju hotel, Inka dan Hana kembali mengobrol membahas tentang pertemuan tadi.
"Aku lapar, bagaimana kalau kita singgah di restoran terdekat?"
"Boleh juga, Nona."
Hana menyuruh sopir untuk berhenti di sebuah restoran.
Mobil pun menghentikan lajunya di depan restoran steak. Ketiganya lantas turun dan memasuki tempat.
Ketiganya duduk di meja yang sama dan memesan makanan.
Hana memeriksa isi tasnya namun tak menemukan ponselnya lalu ia berdiri.
"Mau ke mana, Nona?" tanya Inka.
"Aku mau ambil ponsel di mobil," jawab Hana.
"Biar saya saja, Nona." Inka lantas berdiri berniat membantu mengambilnya.
"Tidak usah, biar saya saja!" Hana lalu meminta kunci dengan sopirnya.
Hana berjalan ke parkiran. Setelah mengambil ponselnya dan menutup pintu, ia membalikkan badannya hendak melangkah ke restoran.
"Nona Hana!"
Hana berhenti dan menoleh.
Dennis mendekat.
"Kamu, kenapa di sini?" tanya Hana.
"Saya mau ke gedung di ujung jalan ini, bagaimana dengan urusan Nona di sini?"
"Oh, semua berjalan lancar."
"Syukurlah," ucap Dennis.
"Kamu menginap di hotel mana?" tanya Hana.
"Tuan, ayo!"
Dennis menoleh ke arah mobil yang terparkir lalu kembali mengarahkan pandangannya kepada Hana, "Saya pergi dulu, Nona."
"Ya, hati-hati." Hana tersenyum.
-
Malam harinya, Hana keluar dari kamarnya hendak menikmati udara seorang diri. Karena mau mengajak Inka, wanita itu malah sudah tertidur.
Hana berjalan ke taman hotel dengan menggunakan piyama tidur, ia lalu duduk di kursi yang telah tersedia.
Dennis duduk di sebelah dan berkata, "Ternyata Nona menginap di sini juga."
Hana menoleh ke samping kirinya, "Dennis."
Melemparkan senyumnya dan berkata lagi, "Sedang apa, Nona?"
"Menenangkan hati dan pikiran," jawab Hana.
"Apa pekerjaan kantor begitu berat?"
Hana tertawa kecil.
"Atau mungkin tak ada teman mengobrol," tebak Dennis.
"Ya, begitulah."
Lagi asyik mengobrol ponsel Dennis berdering.
Dennis berpamitan kepada Hana untuk menjawab teleponnya.
Hana mengiyakan.
Dennis berjalan semakin jauh seraya menempelkan ponselnya di telinga.
Hana tampak kecewa karena Dennis semakin lama langkahnya menjauh.
Hana memutuskan kembali ke kamarnya.
Saat Dennis balik ke taman, Hana tak terlihat lagi.
****
Hana tak mencari tahu di mana kamarnya Dennis, selesai sarapan ia memilih untuk pulang.
Begitu sampai rumah Anaya menyambutnya dengan senyuman dan memeluk. "Apa kamu bertemu dengan Dennis di sana?"
"Iya, Bu. Dia menginap di hotel yang sama denganku."
"Kalian pulang bareng tadi?" tanya Anaya lagi.
Hana menggelengkan kepalanya.
"Padahal ayah kamu sudah menitipkanmu padanya," ujar Anaya.
"Bu, aku bukan anak kecil lagi. Jangan terlalu panik begitu," ucap Hana.
"Ibu hanya ingin kamu ada yang melindungi."
"Ada sopir dan Inka di dekatku, Bu."
-
Dennis tiba di rumahnya pada sore hari, karena sangat lelah ia memutuskan untuk beristirahat.
Ponselnya terus berdering namun tak membuatnya membuka mata.
Beberapa jam kemudian, Dennis terbangun dan melihat jam dinding menunjukkan pukul 12 malam.
Dennis membuka ponselnya ada 7 kali panggilan tak terjawab dan 10 pesan dari Winny dan Hana.
Dennis memilih menghubungi kekasihnya tetapi ponsel wanita itu tak aktif. Dennis lalu mengirimkan pesan berharap dibaca.
Sementara 2 pesan dari Hana sama sekali tak dibalas olehnya.
Dennis bangun dan berjalan ke dapur, karena lapar akhirnya ia memasak mie rebus.
Tepat jam 1 Winny membalas pesannya. Dennis dengan cepat menghubungi kekasihnya.
Keduanya saling mengobrol di telepon. Sedangkan Hana belum memejamkan matanya, menatap ponselnya namun tak ada 1 pesan dari pria yang disukainya itu.
ceritanya bagus lo,,
lanjut la thor sampai HANAN AMA NADIEN bersatu,,kan nanggung ceritanya
ya thor ya🙏🙏🙏
jangan berhenti dong...