NovelToon NovelToon
Gara-gara Mantan

Gara-gara Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Berbaikan
Popularitas:59.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: nenah adja

"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."

"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.

"Kadal burik," jawab Kanya asal.

"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Sonya

Setelah kesepakatan di buat, pertunangan benar-benar akan diadakan sebab dalam waktu dekat Kanya juga akan kembali ke Bali, sebab masa cutinya akan segera berakhir.

Kanya dan Joe memang sengaja meminta untuk mengadakan pertunangan dengan sederhana, hanya keluarga dan kerabat dekat saja yang mereka undang. Terlebih Kanya dan Joe juga menghidari jika pernikahan kelak tidak terjadi. Jadi semakin sedikit yang tahu, semakin bagus.

Saat ini Kanya dan Joe sedang berada di sebuah butik di sebuah mall untuk memilih pakaian yang akan mereka kenakan di acara pertunangan.

Persiapan serba mendadak sebab pertunangan yang akan mereka adakan dua hari lagi, dimana keesokan harinya Kanya juga akan kembali ke Bali.

Kanya menatap cermin dimana dia mengenakan gaun sepanjang mata kaki dan berlengan panjang, berbahan kombinasi satin pink dan brukat berwarna senada hingga terlihat cantik di tubuhnya yang berkulit putih.

Rambutnya yang saat ini tergerai menambah kesan manis membuatnya nampak seperti remaja berusia 20 an.

"Cantik." Kanya tersenyum. Andai ini pernikahan impiannya, bersama pria yang dia cintai, pasti akan sangat bahagia.

"Udah selesai?" Kanya mendengar suara Joe di luar sana, hingga dengan cepat dia melepas gaunnya.

"Ada yang gak pas, kamu bisa minta mereka memperbaikinya."

"Enggak kok, ini udah pas." Kanya keluar dari ruang ganti.

"Kamu suka?"

Kanya mengangguk. "Ini aja, bagus." Kanya menyerahkan gaunnya pada pelayan.

"Oke, kita beli ini." Kanya melihat Joe pergi ke arah kasir, setelahnya dia keluar dari butik tersebut berniat untuk menunggu di luar.

"Kanya?" Kanya menoleh pada suara seseorang yang memanggilnya.

"Benar ini kamu?" Kanya menghela nafasnya saat melihat Sonya di depannya. Wanita itu menggendeng anak kecil yang mirip Rio. Alan benar, ternyata anak ini bukan anaknya. Bahkan hanya sekali lihat Kanya sudah tahu. Kanya tak habis pikir, kenapa orang tua Alan begitu tega mengorbankan anaknya demi anak mereka yang lain.

"Apa kabar?" tanyanya dengan tersenyum.

Kanya menaikan alisnya saat Sonya bertingkah seolah mereka teman lama yang baru kembali bertemu dan tak memiliki masalah apapun sebelumnya.

"Baik," jawab Kanya sekenanya, dia bahkan tak berbasa-basi menanyakan kabar Sonya kembali.

"Oh, ya. Kenalin ini Raka anakku, dan Mas Alan." Kanya mendenguskan senyuman saat Sonya mengira dia belum tahu apapun.

"Oh." Tak menanggapi berlebihan Kanya hanya membulatkan bibirnya.

Terserah, bukan urusannya.

"Kamu lagi apa?" Tak mendengar kata antusias dari Kanya Sonya kembali bertanya

"Lagi joget." gumamnya.

"Hah?"

"Enggak, lagi main aja."

"Oh, sendiri? Kalau iya, aku mau makan sama Raka, kalau mau kamu bisa ikut," ajak Sonya. "Kebetulan ada yang mau di bicarakan sama kamu."

"Maaf, aku gak sendiri."

Sonya mengangguk. "Oh, iya, Kan. Aku juga mau minta maaf untuk yang terakhir kali." wanita itu menunduk sedih.

Kanya menatap dengan tenang wanita itu. "Aku harap kamu melepaskan semua dendam kamu sama kami. Ucapan kamu tempo hari tentu saja membuat aku merasa gak tenang."

"Kenapa? Rumah tangga kalian gak bahagia? Penuh penderitaan?"

"Kanya," Sonya nampak tertegun. "Kamu benar- benar masih dendam sama kami?"

Kanya berdecak. "Bukan dendam Sonya. Tapi kamu tahu gak? Ada yang bilang, doa orang terdzolimi itu selalu terkabul. Tapi baguslah, itu artinya Tuhan memang tahu mana yang salah."

"Kamu kenapa jahat banget, sih, Kan."

"Siapa yang jahat disini, kamu tahu dengan jelas, Sonya." Sonya tertegun saat dia merasa pernah mendengar kata- kata itu dari Alan.

Sonya mengepalkan tangannya. "Dan yang salah gak bisa di benarkan."

"Harusnya kamu move on dong, Kan. Jangan terus memikirkan masa lalu."

Kanya tertawa, di saat yang sana Joe muncul dengan beberapa paper bag di tangannya. "Kenapa?" tanyanya saat dia melihat Kanya tertawa.

"Enggak. Udah?" Joe mengangguk.

Sonya mengerutkan keningnya saat Kanya menggandeng pria di depannya. "Oh, ya Sonya kenalkan ini pacarku, Joe. Dan kalau menurut kamu aku belum move on, kamu salah. Lusa kami akan bertunangan. Jadi jangan mengada- ada kalau kehidupan gak bahagia kamu karena doaku, ya." Kanya menoleh pada Joe.

"Dia teman kamu. Kenapa gak kita undang aja," ucap Joe dengan tersenyum. Rupanya pria ini benar-benar bisa di andalkan.

"Gak usah. Dia juga bukan temanku." wajah Sonya memerah karena malu.

"Ya udah, ayo pulang." Kanya mengangguk. Saat baru berbalik Kanya menghentikan langkahnya dan menoleh sekali lagi pada Sonya yang masih tertegun.

"Oh, iya Sonya. Kenapa aku lihat anak kamu ini mirip Rio, ya?" tak menunggu jawaban. Saat melihat wajah Sonya menjadi pucat Kanya melanjutkan langkahnya.

Sonya mengepalkan tangannya. "Mama, siapa Rio?" tanya Raka dengan memiringkan wajahnya.

Sonya menoleh. Dia tak pernah membicarakan Rio di depan Raka. Bagaimana pun pria brengsek seperti Rio tak pantas menjadi ayah Raka.

"Om, kamu," jawabnya. "Ayo pulang."

"Ma, aku mau ketemu Papa, Papa kok gak mau datang ke rumah?"

Sonya menghentikan langkahnya. Kalau dia beritahu Alan jika Kanya akan tunangan lusa, pria itu pasti akan mempertimbangkan perceraian mereka, bukan? Kanya sudah move on, bukankah jika mereka bercerai, Alan tetap tidak bisa kembali pada Kanya?

"Oke, kita ke rumah Papa." Sonya tersenyum cerah. Dengan menggandeng Raka dia berjalan ke arah parkiran untuk segera ke rumah Alan.

"Nanti kamu bujuk Papa, biar bisa nginep di rumah kita, ya!" Raka mengangguk.

Sonya mengendarai mobilnya untuk ke rumah Alan. Dia harus mendekatkan Alan dan Raka, agar mereka bisa memperbaiki keluarga mereka.

Saat tiba di rumah Alan, Sonya melihat pria itu baru saja pulang. Dengan langkah cepat Sonya menghampiri Alan.

"Alan!" Alan menoleh dan mengeryit saat melihat Sonya datang bersama Raka.

"Ada apa?" tanyanya acuh. Alan bahkan tak berniat menyapa Raka yang menatapnya dengan berbinar.

"Raka mau ketemu kamu, Lan."

"Papa-" Raka akan memeluk Alan, namun pria itu mundur.

"Aku bukan Papa kamu."

Raka menunduk sedih.

"Alan!" Melihat itu Sonya tak tinggal diam.

"Berhenti membohongi Raka, Sonya. Katakan yang sebenarnya sebelum kita benar-benar bercerai."

Sonya membulatkan matanya terkejut. "Raka, kamu tunggu Mama di mobil ya!" Raka mengangguk dengan wajah sedih.

"Keterlaluan kamu, gak seharusnya kamu bicara begitu di depan Raka!"

"Lalu? Aku harus tetap membohonginya? Terima kenyataan, Sonya. Aku bukan Papanya. Jangan sampai dia terus menggangguku, saat kita sudah bercerai."

"Alan, gak bisa apa kamu pikirin lagi tentang perceraian. Lagian apa yang akan kamu lakuin kalau kita bercerai."

Alan mendengus. "Lagian, meskipun kita cerai, Kanya tetap gak akan mau kembali sama kamu! Kamu tahu aku baru saja ketemu sama Kanya. Dan dia bersama seorang pria. Kamu tahu, dia siapa? Dia tunangannya. Dan mereka akan tunangan lusa." Alan tertegun.

"Jadi, Alan. Harusnya kamu terima saja, takdir kamu itu aku dan Raka."

"Apa hubungannya ini sama Kanya!" Alan mendengus, dia menahan gejolak di hatinya saat mendengar jika Kanya akan bertunangan. Meski hatinya begitu gelisah dia juga tak boleh menunjukkannya di depan Sonya. "Bahkan meskipun Kanya menikah, gak akan menghentikan aku menceraikan kamu."

"Alan, tapi-"

"Meskipun di dunia ini gak ada lagi perempuan, kamu pikir aku sudi bersama kamu?" Alan terkekeh. "Ayolah Sonya, hidupku terlalu berharga untuk wanita munafik seperti kamu. Jadi jangan berpikir dengan ini aku akan membatalkan perceraian kita. Bahkan meski aku hidup sendiri selama sisa hidupku, itu lebih bagus."

"Alan!"

"Pergi! Dan jangan pernah temui aku lagi selain di pengadilan."

1
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Rahmawati
gentle jg Alan berani dateng utk minta maaf dan minta diberi kesempatan utk dekati kanya lagi
Siti Zaid
Alan..teruskan merayu kanya dan juga keluarga kanya...mungkin luluh pada Alah yang ikhlas dan bersungguh2...🤗
mom's Abyan
ini kakak sama papa anya juga kocak bnget🤩
Mira Esih
lha nego pa diskusi si bang
Jeng Ining
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ini arga dn papa malah ngobrol kocak dah😂😂😂
yuning
Arga sama papanya kocak 😁😁
Nana Colen
badas kau akan,,, tapi tetep aja aku dongkol sama kalakuanmu
Saadah Rangkuti
sabar Alan, terus kasih effort lebih
kiya
tetangga ku cintaku judule😆
Nana Colen
mantap betul doanya... badas kanya
Nana Colen
hahaha seru nihhh keluarga kocak end sengklek 😍😍😍😍
Anonymous
aq dukung sialan skrg/Grin/
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
sabar ..... masih ada kah stok sabarnya 😅
Rabiatul Addawiyah
semangat Alan buat Anya buka hatinya utk mu
Jengendah Aja Dech
❤️
Myfuture
Alan Kamu pasti bisa /Hey//Hey//Hey//Hey//Hey/
Siti Zaid
Lanjut lagi author..semangat💪💪💪
yuning
pelan pelan Alan, kalau jodoh gak akan kemana
Rahmawati
eh alan knp tuh, beneran ato pura pura
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!