Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
" Nay... " perkataan Dirga langsung terpotong saat Naya mengangkat jari tangannya.
Melihat itu Dirga kembali terdiam, sedangkan Naya masih terus memeluk dan mengusap punggung serta kepala gadis kecil itu.
Dan tak terasa saking nyamannya belaian yang di berikan Naya dengan tulus, akhirnya gadis kecil itu tertidur di pelukan Naya.
" Tolong bantu saya merebahkan Flo ke atas tempat tidur Pak " suruh Naya dengan nada pelan agar gadis kecil itu tidak terbangun dan langsung di anggukan Dirga.
Dirga langsung mengangkat putrinya perlahan dan merebahkannya dengan hati - hati.
" Baiklah, awas pelan - pelan " kata Naya pelan dan langsung di anggukan oleh Dirga.
Setelah selesai mereka berdua duduk di atas tempat tidur, Dirga sebelah kanan, dan Naya sebelah kiri.
" Terimakasih Naya, kamu telah menenangkan putri saya dan saya minta tolong temani Flo tidur malam ini ya, saya masih harus menyelesaikan pekerjaan saya dulu. " pinta Dirga
" Baiklah Pak, bapak tenang saja, malam ini saya akan tidur di sini menemaninya " sahut Naya.
" Terimakasih, baiklah saya keluar dulu permisi " pamit Dirga dan langsung di anggukan Kanaya.
Dirga turun dari tempat tidur dan langsung keluar dari kamar putrinya lalu menuju ke ruang kerjanya.
Sedangkan Naya, masih memandang teduhnya wajah gadis kecil itu.
" Putrimu cantik sekali Gun, aku janji akan menjaganya dengan nyawaku sendiri, tenanglah di sana, disini aku akan berusaha menyembuhkan trauma yang putrimu rasakan, dan mulai sekarang aku akan melanjutkan perjuangan mu Gun. " gumam Naya pelan sambil memandang wajah gadis kecil itu.
" Kalau di lihat - lihat wajah gadis kecil ini sangat mirip dengan mu Gun, kenapa aku tidak menyadarinya ya. Sayang, karena kamu adalah anak dari sahabatku, mulai sekarang aku akan menganggap mu seperti anak kandung ku sendiri. Sayang, aku sangat menyayangimu Flora. " cup... gumam Naya yang langsung mencium kening membawa gadis kecil itu dalam pelukannya.
Setelah beberapa lama akhirnya Naya tertidur memeluk gadis kecil itu, dan bertepatan pula dengan masuknya Dirga ke kamar itu untuk memeriksa putrinya.
" Kalian seperti ibu dan anak saja, semoga kali ini aku tidak salah memilih orang untuk menjagamu putriku sayang " cup... kata Dirga pelan dan langsung mencium kening putrinya yang sangat lelap memeluk Kanaya.
Setelah memandang kedua gadis beda usia itu, Dirga langsung keluar dari kamar itu agar tidak menggangu keduanya.
" Baiklah untuk sementara ku biarkan saja dulu Naya bekerja sebagai pengasuh, nanti kalau Flo meminta ku untuk menjadikannya ibu sambungnya, baru aku akan mengungkapkan perasaan ku. " kata Dirga setelah berada dalam kamarnya dan rebahan menatap langit-langit kamarnya.
Dan malam itu berhasil mereka lewati dengan tenang dan damai, sampai pagi menjelang.
Ke esokan paginya, saat gadis kecil itu membuka matanya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah teduh wanita cantik yang sedang terlelap di hadapannya.
" Terimakasih kakak cantik, sudah mau menemani Flo tidur, kalau tidak Flo tidak akan bisa tidur semalaman, Flo sangat menyayangimu kak " cup gumam gadis kecil itu pelan sambil mencium kening Naya yang masih tertidur.
Sudah kebiasaan bagi Naya untuk bangun siang, jadi di mana pun ia berada maka tetap saja bangunnya kesiangan.
Berbeda dengan gadis kecil itu, karena di paksa sang mantan susternya itu selalu bangun pagi terus, jadi sudah kebiasaan untuk gadis kecil itu bangun pagi.
Dengan langkah kecilnya ia langsung keluar dari kamarnya, ia langsung menuju ke dapur untuk membantu memasak karena sudah terbiasa di perintahkan mantan pengasuhnya itu.
" Lho nona kecil ngapain kesini ?" tanya bi ijah
" Mau bantu masak bi, kan sudah biasa Flo lakukan nanti Flo di pukul suster Reni kalau tidak melakukannya. " sahut gadis kecil itu sambil menunduk ketakutan.
" Nona kecil, nona kecil ingat sekarang sudah tidak ada lagi suster Reni yang jahat, dia sudah masuk penjara, tidak akan pernah bisa lagi menyakiti nona, jadi nona kecil kembali saja ke kamar ya, biar bibi yang masak. " kata Bi Ijah.
mendengar itu gadis kecil merasa sangat bahagia.
" Yeee... sekarang Flo bebas, tidak ada lagi yang menyakiti Flo, yeeee... horeee..., ya sudah bi Flo balik ke kamar lagi ya, Flo mau tidur lagi " kata gadis kecil itu dengan girangnya karena sangat bahagia terbebas dari orang yang sudah menyiksanya selama ini.
Dengan senyum mengembang gadis kecil itu melangkahkan kakinya menuju kamar.
" Tunggu nona kecil... " panggil bi ijah yang langsung menghentikan langkah gadis kecil itu, serta memudarkan senyumnya yang tadinya ceria kembali ke mode datar, takut semuanya hanya bohong belaka.