NovelToon NovelToon
Akan Kutemukan Peggantimu

Akan Kutemukan Peggantimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor jahat
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Wilda Sugandi adalah seorang istri yang baik hati dan menurut pada sang suami, Arya Dwipangga. Mereka sudah menikah selama 5 tahun namun sayang sampai saat ini Wilda dan Arya belum dikaruniai keturunan. Hal mengejutkan sekaligus menyakitkan adalah saat Wilda mengetahui bahwa Arya dan sahabat baiknya, Agustine Wulandari memiliki hubungan spesial di belakangnya selama ini. Agustine membuat Arya menceraikan Wilda dan membuat Wilda hancur berkeping-keping, saat ia pikir dunianya sudah hancur, ia bertemu dengan Mikael Parovisk, seorang CEO dari negara Serbia yang jatuh cinta padanya. Bagaimana kisah selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih Saja Berusaha

Sembari mengaduk nasi uduk, Nurjannah dengan suara lembut menasihati Wilda, "Nak, ibu tahu perceraian ini berat untuk kamu. Tapi, kamu harus kuat. Jangan biarkan masalah ini menghancurkan semangatmu."

Wilda terdiam, hatinya tersentuh mendengar kata-kata ibunya. Ia tahu ibunya juga merasakan kesedihan yang mendalam, namun tetap berusaha tegar demi dirinya.

"Iya, Bu," jawab Wilda dengan suara bergetar. "Wilda akan berusaha kuat."

Nurjannah tersenyum, "Ibu percaya kamu anak yang kuat. Kamu pasti bisa melewati ini semua."

Keduanya terus bekerja dalam diam, namun kehangatan cinta ibu dan anak terasa begitu kuat di dapur yang sederhana itu.

Pagi itu, Wilda membantu ibunya menyiapkan dagangan dengan semangat baru. Ia tidak ingin larut dalam kesedihan. Ia ingin membuktikan pada semua orang, termasuk ayahnya, bahwa ia bisa sukses meski tanpa seorang suami di sisinya.

"Bu, Wilda bantu bereskan dagangan ya," kata Wilda sambil tersenyum.

"Tentu saja, Nak," jawab Nurjannah. "Kamu memang anak yang hebat."

Wilda dengan cekatan menata nasi uduk, gorengan, dan lauk pauk lainnya di atas meja. Ia juga membantu membungkus pesanan pelanggan yang datang silih berganti. Menjelang siang, dagangan Nurjannah sudah hampir habis. Ia dan Wilda merasa lega dan bahagia.

"Alhamdulillah, Nak," kata Nurjannah. "Dagangan kita laris hari ini."

"Iya, Bu," timpal Wilda. "Rezeki memang tidak akan lari ke mana."

Keduanya kemudian membereskan sisa dagangan dan membersihkan dapur. Setelah selesai, mereka beristirahat sejenak sambil menikmati teh hangat dan beberapa potong kue.

"Wilda, ibu bangga sama kamu," kata Nurjannah tiba-tiba.

"Kenapa, Bu?" tanya Wilda heran.

"Kamu sudah banyak membantu ibu hari ini. Kamu juga terlihat lebih tegar dan semangat," jawab Nurjannah.

Wilda tersenyum, "Ini semua berkat ibu. Ibu yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk Wilda."

Keduanya berpelukan erat, meluapkan rasa sayang dan syukur atas apa yang mereka miliki. Mereka tahu, meski cobaan datang silih berganti, mereka akan selalu bersama, saling menguatkan, dan saling mencintai.

****

Arya terduduk lemas di sofa rumahnya. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan Wilda yang pergi meninggalkannya. Rasa bersalah dan penyesalan menghantuinya. Ia tahu telah melakukan kesalahan besar dengan berselingkuh dengan Agustine, dan kini ia harus menanggung akibatnya.

"Wilda, maafkan aku," gumam Arya lirih. "Aku tahu aku salah, tapi aku mohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."

Arya tidak tahu di mana Wilda berada. Ia sudah mencoba menghubunginya berkali-kali, namun Wilda tidak pernah menjawab panggilannya.

"Aku harus mencari dia. Aku gak mau bercerai dengannya."

Arya memutuskan untuk pergi ke rumah orang tua Wilda. Ia berharap bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan Wilda dari sana.

Dengan hati berdebar, Arya mengetuk pintu rumah orang tua Wilda. Pintu dibuka oleh Nurjannah, ibu mertuanya. Wajah Nurjannah tampak dingin dan tidak bersahabat.

"Ada apa kamu ke sini?" tanya Nurjannah dengan suara ketus.

Arya mencoba menjelaskan maksud kedatangannya, namun Nurjannah tidak mau mendengarkan. Ia sudah terlanjur sakit hati dan marah atas apa yang telah Arya lakukan pada Wilda.

"Kamu sudah menyakiti anak saya, Arya! Jangan harap saya akan memaafkan kamu!" kata Nurjannah dengan nada tinggi.

Arya berusaha membela diri, namun Nurjannah tetap tidak mau mendengarkan. Ia bahkan mengusir Arya dari rumahnya. Arya pergi dari rumah orang tua Wilda dengan hati hancur. Ia merasa bersalah dan menyesal atas perbuatannya. Ia berjanji akan mencari Wilda dan meminta maaf kepadanya.

****

Wilda berdiri mematung di balik pintu dapur, air matanya mengalir deras mendengar pembicaraan antara ibunya dan Arya. Hatinya hancur berkeping-keping. Ia tidak menyangka Arya akan datang untuk memohon maaf.

"Ibu memang hebat," batin Wilda. "Ibu berhasil membuat Arya pergi untuk sementara."

Namun, Wilda tahu Arya tidak akan menyerah begitu saja. Ia pasti akan kembali lagi, mencoba segala cara untuk mendapatkan maafnya.

Wilda menghela napas panjang. Ia sudah lelah dengan semua drama ini. Ia ingin segera bercerai dari Arya dan memulai hidup baru yang lebih bahagia.

"Aku ingin secepatnya menyelesaikan proses perceraian ini."

Wilda tidak ingin lagi bergantung pada siapa pun. Ia ingin menjadi wanita mandiri yang bisa menghidupi dirinya sendiri.

"Aku akan buktikan pada Arya bahwa aku bisa bahagia tanpanya," tekad Wilda dalam hati. "Aku akan menjadi wanita yang sukses dan berprestasi."

Wilda kemudian pergi ke kamarnya, mengambil foto-foto kenangannya bersama Arya. Ia merobek foto-foto itu menjadi kecil-kecil, lalu membuangnya ke tempat sampah.

"Selamat tinggal, Arya," kata Wilda dengan suara bergetar. "Aku tidak akan pernah kembali padamu lagi."

Wilda kemudian mengambil buku hariannya dan mulai menulis. Ia mencurahkan semua isi hatinya, semua kesedihan dan kemarahan yang ia rasakan.

"Aku akan memulai hidup baru," tulis Wilda di buku hariannya. "Aku akan menjadi wanita yang kuat dan bahagia."

****

Wilda bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil air wudu. Ia ingin menenangkan hatinya dengan salat ashar. Selesai salat, Wilda duduk di atas sajadahnya, berdoa dengan khusyuk.

"Ya Allah, hamba mohon berikanlah kemudahan dalam proses perceraian hamba dengan Arya," pinta Wilda dengan suara lirih.

"Hamba ingin segera bebas dari semua masalah ini."

Wilda tidak ingin lagi merasakan sakit hati dan kecewa. Ia ingin memulai hidup baru yang lebih bahagia dan damai.

"Ya Allah, kuatkanlah hamba dalam menghadapi semua cobaan ini," lanjut Wilda dalam doanya.

"Berikanlah hamba kesabaran dan ketabahan."

Wilda percaya bahwa Allah SWT akan selalu menolong hamba-Nya yang sedang kesulitan. Ia yakin bahwa proses perceraiannya dengan Arya akan berjalan lancar tanpa ada halangan apa pun. Setelah selesai berdoa, Wilda merasa lebih tenang dan lega. Ia yakin bahwa semua masalahnya akan segera selesai.

"Aku harus kuat," gumam Wilda dalam hati. "Aku harus bisa melewati semua ini."

Wilda kemudian bangkit dari tempatnya dan berjalan menuju dapur. Ia ingin membantu ibunya menyiapkan makan malam.

"Ibu, Wilda bantu ya," kata Wilda sambil tersenyum.

Nurjannah tersenyum melihat putrinya yang sudah terlihat lebih tegar. "Tentu saja, Nak," jawab Nurjannah. "Ibu senang melihat kamu sudah semangat lagi."

Keduanya kemudian bekerja sama menyiapkan makan malam. Mereka saling bercerita dan tertawa, melupakan sejenak masalah yang sedang mereka hadapi.

****

Malam ini, Wilda pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk membuat nasi uduk dan gorengan yang akan dijualnya esok pagi. Sebenarnya, Nurjannah ingin menemaninya, namun Wilda menolak dengan halus. Ia ingin mandiri dan membantu ibunya mengurangi beban pekerjaan. Setelah salat Isya, Wilda bergegas menuju pasar. Ia memilih bahan-bahan yang segar dan berkualitas. Saat sedang asyik memilih, tiba-tiba ia melihat Arya berdiri tidak jauh darinya. Jantung Wilda berdebar kencang. Ia tahu Arya pasti akan menghampirinya. Benar saja, Arya berjalan cepat ke arah Wilda. Wajahnya terlihat marah dan kecewa.

"Wilda, saya mau bicara sama kamu!" bentak Arya dengan nada tinggi.

Wilda terkejut dan ketakutan. Ia tidak ingin berbicara dengan Arya saat ini. Ia segera berlari menjauhi Arya. Arya terus mengejarnya.

Saat Wilda sedang berlari, ia tidak memperhatikan jalan. Tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang ke arahnya. Wilda nyaris tertabrak mobil itu. Untungnya, seseorang menariknya hingga ia selamat karena mobil itu berhenti tepat di depannya dan seorang pria keluar dari dalam mobil itu menghampirinya.

1
Ma Em
Dasar pelakor maruk sdh tau suami sahabatmu masih saja digoda seperti tdk ada lelaki lain didunia ini apa Agustine tdk laku hingga suami sahabat sendiri embat juga
ay Susie
bikin darah tinggi ,,
Machmudah
suka sm othor nya rajin up....🥰
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
Mika Su
bukunya sangat bagus dan gak nyesel buat baca
Serena Muna: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!