NovelToon NovelToon
Membalas perselingkuhan Suamiku

Membalas perselingkuhan Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pelakor / Keluarga / Dendam Kesumat
Popularitas:3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Suesant SW

"Tak harus ada alasan untuk berselingkuh!"

Rumah tangga yang tenang tanpa badai, ternyata menyembunyikan satu pengkhianatan. Suami yang sempurna belum tentu setia dan tidak ada perempuan yang rela di duakan, apalagi itu di lakukan oleh lelaki yang di cintainya.

Anin membalas perselingkuhan suami dan sahabatnya dengan manis sampai keduanya bertekuk lutut dalam derita dan penyesalan. Istri sah, tak harus merendahkan dirinya dengan mengamuk dan menangis untuk sebuah ketidak setiaan.

Anin hanya membuktikan siapa yang memanggil Topan dialah yang harus menuai badai.


Seperti apa kisahnya, ikuti cerita ini ya☺️🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suesant SW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17. Menjawab Pertanyaan.

"Kenapa denganmu?"

Galih tak tahan dengan situasi mereka berdua, Anin sama sekali tak bicara selama di dalam mobil sampai mereka tiba di sekolah Gita.

Ternyata hari ini Gita cuma latihan untuk penampilan mereka di pentas bulan bahasa tiga hari lagi dan wali kelas Gita bahkan tak ada jadwal untuk bertemu orang tua siswa.

Sikap Anin ini tentu saja membuat Galih merasa gusar.

"Ada apa denganku?" Anin menaikkan alisnya tinggi dengan raut hambar. Di tatapnya punggung sang anak yang di gandeng wali kelasnya masuk ke dalam gedung aula, bu Sisi wali kelas Gita memberitahukan mereka berdua boleh menjemput Gita dua jam lagi.

"Kamu terlihat aneh hari ini." Sahut Galih.

"Dari tadi aku telah mendengar kata itu entah berapa kali. Aku aneh? sungguh?" Anin menyeringai. Tawanya terdengar lirih meski rautnya sedatar papan.

"Bawa aku ke tempat di mana kamu melamarku." Kalimat itu di ucapkan Anin kemudian, lalu duduk dengan tegak di kursinya, pandangan matanya lurus ke depan seperti seorang penumpang yang siap berangkat.

"Maksudmu?" Galih menyipitkan matanya, tangannya masih di setiran, tanpa beranjak dari area parkir sekolah itu.

"Kamu lupa tempatnya?" Tanya Anin sinis, tanpa menoleh.

"Bukan masalah aku lupa atau tidak tapi sikap dan permintaanmu itu benar-benar aneh."

"Aku tak heran jika kamu lupa, karena mungkin ingatanmu telah rusak oleh banyak hal yang mungkin lebih penting bagimu dari sekedar aku dan rumah tangga kita."

"Hey, apa maksudmu, sayang?" Mata Galih melotot besar.

"Bawa saja aku ke sana, lalu aku akan bicara denganmu. Mari kita pergunakan waktu yang hanya sebentar ini, sebelum Gita selesai..." Anin menyela, lalu setelahnya dia diam seribu bahasa.

Galih benar-benar terlihat kesal tetapi dia tak bisa mengatakan apapun lagi, Anin tak pernah bersikap seperti ini sebelumnya, sekarang tentu saja dia menjadi tegang dan mulai berfikir, "Apakah Anin tahu sesuatu?"

Mobil mereka keluar dari area sekolah itu dan meluncur di jalan raya.

Lima belas menit kemudian, mobil mereka tiba di sebuah cafe sederhana, di pinggir taman kota. Cafe dua tingkat, di mana tingkat atasnya di jadikan area rooftop.

Anin keluar tanpa bicara, lalu berjalan tanpa menunggu Galih, naik ke atas rooftop di mana ada beberapa meja yang tersedia di sana.

Cafe yang mereka tuju tidak terlalu ramai, mungkin karena masih pagi, mereka baru saja buka. Cafe ini buka dari pagi karena menyediakan menu breakfast yang hangat dan panas.

Anin duduk di meja sudut, di ikuti oleh Galih yang terlihat berusaha menunjukkan sikap tenang.

"Astaga, aku merindukan tempat ini sayang, entah berapa lama kita tak pernah ke sini. Ternyata suasananya tak banyak berubah." Galih memutar kepalanya ke sekeliling. Dia memang jarang bertengkar dengan Anin, bahkan mungkin dari awal pernikahan jikapun bertengkar bisa di hitung dengan jari.

Tapi kini sikap Anin benar-benar tak biasa, bahkan caranya memperlakukan Ratna membuat Galih semakin di landa seribu tanya. Dia gugup? Tentu saja. Seseorang yang bersalah dan melakukan kecurangan tentu saja akan merasa ketakutan ketika apa yang di sembunyikan terasa mulai menguarkan bau.

"Tempat ini tak banyak berubah tetapi orang-orangnya saja yang mungkin telah tak sama lagi."

"Apa maksudmu, sayang?" Tanya Galih sambil menarik kursi untuknya dan berusaha meraih jemari Anin yang bersidekap di atas meja.

"Aku hanya mengatakan apa yang ku fikirkan..." Anin menepis tangan Galih dengan halus lalu melambaikan tangan ke arah seorang pelayan cafe yang menatap mereka dengan senyum ramah dari tadi.

"Kamu ingat, apa pesananmu pertama kali, saat kamu melamarku di sini dengan setangakai bunga rumput?" Anin melirik pada Galih, yang dilirik mengerutkan kening dan menggeleng.

"kopi? Em...tea?"

"Kamu tak memesan apa-apa, karena begitu gugup. Hanya sebotol air mineral." Sesungging senyum singgah di sudut bibir Anin, terlihat getir.

Dia memesan roti bakar, pancake dan kopi cappucino panas untuk mereka berdua, karena sesungguhnya mereka belum sarapan dari tadi.

"Ada apa sebenarnya, sayang? kenapa hari kamu terlihat aneh?" Tanya Galih tak sabar.

"Apakah kamu merasa telah melakukan kesalahan padaku?" Tiba-tiba Anin bertanya dengan raut datar dan tenang.

"Tidak. Tentu saja tidak. Aku tak akan menanyakan apapun padamu jika aku tahu apa kesalahanku." Jawab Galih sembari menyeringai.

"Berapa tahun kita sudah menikah?"

"Kenapa kamu tanyakan itu?"

"Jawab saja."

"Tujuh? Delapan tahun mungkin? Akh, aku sedikit lupa sayang" Galih menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Kamu tidak hanya lupa sedikit tetapi banyak..." Ucap Anin kemudian, bersamaan dengan pelayan cafe yang tiba mengantarkan pesanan mereka, kopi cappucino panas yang asapnya mengepul, mengantarkan aroma yang menggoda.

"Aku hanya bertanya satu hal, dan ku harap kamu menjawabku dengan jujur..." Anin menghela nafasnya, ada kelebat sedih dan amarah yang lewat di sudut tatapannya tetapi dia berusaha bersikap setenang mungkin.

"Apa?" Galih mengangkat cangkir kopinya ke bibir, sambil menunggu kalimat Anin selanjutnya.

"Apakah kamu mempunyai orang lain di hatimu?"

"Ugh!!!" Kopi panas yang menyentuh bibirnya nyaris tersembur dari bibir Galih.

"Hey, pertanyaan macam apa itu?!" Galih mendelik dan meletakkan kembali cangkir di tangannya.

"Apakah kamu mempunyai perempuan lain selain aku dalam rumah tangga kita?" pertanyaan itu di ulang dengan lebih jelas di sambut tawa Galih yang garing dan salah tingkah.

"Tentu saja aku punya..." Jawabnya di sela tawanya.

Anin tak berkedip menatap suaminya itu, dia menunjukkan bahwa dia sedang sangat serius.

"Tentu saja ada perempuan lain dalam hidupku, gadis kecil kita...Gita. Dia adalah gadis yang ku cintai dengan segenap jiwaku selain kamu." Lanjut Galih kemudian.

Anin membuang mukanya sesaat, matanya terasa perih, dia berharap Galih menjawabnya dengan jujur tetapi di sudut hatinya yang lain dia merasa takut mendengar kebenarannya dan kini jawaban Galih malah membuatnya merasa di permainkan.

"Kenapa kamu menanyakan itu, sayang?" Galih meraih tangan Anin sambil menatap lurus ke mata istrinya itu.

"Aku hanya ingin tahu saja."

"Apakah ada orang yang mengatakan sesuatu padamu???" Galih terlihat tegang.

Anin tak menjawab, tetapi dia membalas tatapan Galih dengan tajam.

"Pasti ada orang menyampaikan hal yang tidak-tidak padamu. Ayolah, sayang, jangan dengar kata orang, kamu tahu persis aku ini seperti apa. Aku cuma memikirkanmu dan anak kita. Banyak orang yang suka membuat gosip dan rumor sekarang, mungkin terlalu iri dengan pencapaian kita." Galih menepuk punggung tangan Anin dengan mesra, berusaha meyakinkan sang istri padahal jauh di dasar hatinya, ada rasa gugup yang di tekannya kuat-kuat.

"Apakah kamu pernah benar-benar mencintaiku?" Tanya Anin kemudian sambil menarik tangannya dan mengepalkan tangannya yang mendadak sedingin es itu.

"Aaaa...tentu saja. Aku mencintaimu sayang, pertanyaan apa lagi ini?" Galih terkekeh kaku.

"Jika begitu, mengapa kamu mengkhianatiku???"

1
Latifah Herawati
Luar biasa
Capricorn 🦄
ok
aNDiaNa
Ikut menahan emosi jiwa bacanya … 👍
3sna
ya dan ada wanita sptri itu teman dekatku masih berthn ,,finansial ato anak yg jd pertimbngnnya pun kita tdk tau pdh itu sdh brjln slm 3 thn mungkin,,kdrt,kata2 menyakitkan semua dialaminya anaknya pun sm ,,tp ya itu masih berthn
Oma Said
Luar biasa
3sna
kata TIDAK sepertinya ketinggln
Deliza Yuseva
tokoh Ratna cocok sekali .
Deliza Yuseva
Bagus saya suka cerita perempuan yg tangguh tidak cengeng.
prima yanary
Luar biasa
ainy
sedih thooorrr..
Nurjannah Rajja
Lah kamu yg buat ulah... sinting.
Cahaya
Luar biasa
Widhi_Wisesha
Dimata Galih, rumput tetangga terlihat lebih hijau. Dasar kambing Congek! 🙄🙄
Widhi_Wisesha
Dimata Galih rumput tetangga terlihat lebih hijau 🙄🙄
Widhi_Wisesha
😓😓
Yuliyanti
ini pelajaran buat kita para wanita,, bagai mana pun keadaan suami di rumah tetap lah kita bersyukur karna selingkuh tidak seindah yang kita bayang kan
Nicko Putra Jelita
woww Reno macho sekalii😍😍😍
Yuliyanti
wwaaahh mantap anin langsung bertindak
Cah qzx Tekel
waow visual daren ganteng bngt 😘
Yuliyanti
malam tuh gara gara selingkuh hancur semua nya kan kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!