NovelToon NovelToon
Anak Yang Tak Di Inginkan

Anak Yang Tak Di Inginkan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:33.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dini Nuraenii

Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.

Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.

Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.

Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Tante?"

Annisa yang bingung melirik Anton dengan tatapan yang penuh tanda tanya, Annisa bingung ,kenapa kakak nya memanggil 'tante' kepada Ustadzah Halimah.

Ustadzah Halimah yang pertama kali nya mendengar panggilan 'tante' dari Anton sungguh merasa haru , ia sudah tak sanggup membendung air matanya , kini ia sadar bahwa dirinya sudah terlalu jauh dari keluarga.

"Anton , Annisa , maafin tante"

Ustadzah Halimah memeluk Annisa dan Anton , Mirna tersenyum melihat pemandangan yang mengharukan itu , karena terbawa suasana Anton dan Mirna juga ikut menangis,begitu pula dengan buk Mirah yang tak menyangka ,bahwa orang yang sedari tadi bersamanya adalah adik kandung dari mendiang Risma.

"Tunggu !  Ica gak ngerti !"

Annisa berontak ,melepas pelukan kedua orang yang sedang menangis haru itu.

"Kita ngobrol di rumah yah ,papa sama kak Aris udah nunggu loh "

Mirna menggandeng Annisa menuju mobil , diikutin Anton , buk Mirah dan Ustadzah Halimah.

..

"Sudah lah nak, papa memang kecewa , tapi kamu tetap anak papa , calon dokter di keluarga ini, terimakasih yah sebentar lagi papa punya dua cucu , dari kedua putra kebanggaan papa , tak sabar rasanya"

Andi kini tengah menghibur Aris yang masih menunduk merasa bersalah telah mengecewakan Andi.

Andi sudah merelakan semua yang terjadi ,toh emosi pun tak akan pernah bisa menyelesaikan masalah.

"Aris janji bakal jadi dokter yang hebat pa ! "

Aris mulai mendapatkan semangat nya kembali ,setelah mendengar Andi yang sudah merelakan perbuatan buruk nya.

"Pastikan jangan ada yang terlewat , undang semua teman kampus kamu yah"

Andi memastikan Aris melakukan persiapan pernikahan nya dengan baik , Andi benar - benar ingin pernikahan Aris ramai didatangi tamu, baik dari kalangan atas atau pun para warga biasa yang akan ikut memeriahkan pesta pernikahan Aris.

"Assalamu'alaikum, papa ! kak Aris !"

Annisa berlari memasuki rumah nya , Aris bangkit dari duduk nya menyambut adik perempuan kesayangan nya.

"Ica ! "

Aris memeluk Annisa penuh kasih sayang, Annisa mencium tangan Aris dan juga Andi.

"apa - apaan kamu Annisa ? papa sudah beri uang 100 juta sebagai bekal ,dan kamu malah kurus seperti ini !"

Andi membentak Annisa , namun Annisa justru merasa senang dengan bentakan Andi , setidaknya papa nya itu mengkhawatirkan tubuh Annisa.

"Kak Andi ini tak pernah berubah yah , selalu saja pamer harta bahkan sampai ke pesantren"

Andi terperangah ,mendengar suara Ustadzah Halimah yang menyindir Andi , Ustadzah Halimah tersenyum dan berjalan memasuki rumah mewah Andi.

"Halimah ! Alhamdulillah dek kamu datang "

Andi merasa gembira, adik ipar yang sudah ia anggap sebagai adik kandung nya sendiri , kini datang memenuhi undangan nya, setelah bertahun-tahun tak pernah mengenal dunia luar.

Annisa yang masih tak tahu apa - apa hanya diam menunggu penjelasan keluarganya , sebenarnya sejak di mobil tadi , Annisa banyak bertanya.

Kemana tujuan Ustadzah Halimah ?

Kenapa Anton memanggil Ustadzah Halimah dengan panggilan 'tante' ?

Dan , kenapa Ustadzah Halimah ikut dengan mobil Anton menuju kediaman Andi?

Namun ,setiap pertanyaan Annisa hanya di sambut senyuman gemas dari Anton, Mirna dan juga ustadzah Halimah, Anton meminta Annisa bersabar hingga sampai di rumah .

"Annisa , Ustadzah Halimah ini, guru kamu ini adalah adik kandung dari mendiang ibu mu , tante kamu punya beberapa masalah sehingga tante mu ini harus tinggal bertahun-tahun di pesantren"

Andi akhirnya mengenalkan Ustadzah Halimah dan menjawab semua pertanyaan yang ada di benak Annisa.

"tante? kenapa tak pernah memberitahu Annisa?"

Annisa tak menyangka dengan apa yang ia dengar dari Andi , selama di pesantren, Ustadzah Halimah tak pernah berbicara apapun tentang fakta bahwa ia adalah adik kandung dari mendiang ibu nya.

"maafin tante Ca , tante merasa gak berhak memperkenalkan diri sebagai tante kamu saat pertama kamu masuk pesantren, tante udah ninggalin kalian bertahun - tahun , tante bahkan tak sempat merawat Ica , saat mendiang kak Risma meninggalkan kita semua"

Ustadzah Halimah meminta maaf kepada Annisa , Annisa menatapnya sendu.

"Annisa capek ,pengen istirahat"

Annisa berjalan menuju kamar nya , buk Mirah yang khawatir mengikuti Annisa , sama seperti Annisa ,buk Mirah tak mengetahui apa - apa , buk Mirah bekerja di rumah Andi saat Annisa telah lahir , buk Mirah juga belum pernah melihat langsung mendiang Risma.

"Buk Mirah gak tau juga ?"

Annisa merebahkan diri di kamar nya , fakta besar yang baru ia ketahui ini , membuat Annisa sedikit terpukul , pasal nya Annisa merasa selalu di abaikan baik oleh Andi atau pun tante nya yang merupakan saudara kandung dari mendiang ibu nya.

Annisa melirik foto mendiang Risma yang sedang tersenyum , memang benar , Ustadzah Halimah punya senyum yang sama dengan mendiang Risma ,pantas saja , Annisa selalu merasakan perasaan aneh namun nyaman saat di dekat Ustadzah Halimah.

"Ica sayang, buk Mirah kan datang ke rumah ini pas Ica sudah lahir ,buk Mirah sama sekali belum pernah melihat Ustadzah Halimah"

Buk Mirah membelai rambut Annisa penuh kasih, buk Mirah merasa iba dengan anak perempuan yang sudah ia anggap seperti anak nya sendiri itu , buk Mirah seolah ingin membawa dan menjadikan Annisa sebagai anak nya saja,agar Annisa tak menderita seperti ini.

Namun buk Mirah sadar, ia secara ekonomi tak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan Annisa yang sudah terbiasa hidup berkecukupan, bagaimana pun, Andi bertanggung jawab penuh dengan hidup Annisa ,walau Andi tak sepenuh nya menerima Annisa.

..

"Dek ,walau pun Annisa sudah tahu bahwa kamu adalah tantenya , namun jangan pernah manjakan Annisa di pesantren , jangan membedakan Annisa dengan murid yang lain"

Andi memberi perintah untuk Ustadzah Halimah ,agar Annisa tak di spesial kan di pesantren, kini Andi dan Ustadzah Halimah tengan menikmati teh dan mengobrol berdua di ruang TV.

"hahaha , bukan nya kak Andi yang memanjakan Annisa ?"

Andi mengangkat alis nya , bingung dengan pertanyaan dari Ustadzah Halimah.

"iya kan? kak Andi membekali Annisa uang 100 juta? dengan uang itu , Annisa menjadi spesial dengan sendiri nya , banyak yang menghormati Annisa dan bahkan mau di suruh apapun oleh Annisa di pesantren "

Ustadzah Halimah tak pernah berubah sedikit pun di mata Andi , sejak dulu ia tak pernah menahan suatu perasaan apapun yang ada di pikirannya, Ustadzah Halimah akan membicarakan nya langsung tanpa basa - basi.

Andi tak menjawab , ia hanya meminum teh nya dan menggelengkan kepalanya.

"kak , Annisa itu anak yang baik , kenapa kakak seolah tak ingin Annisa ada di rumah dan mengirim Annisa jauh - jauh ke Jawa?"

Andi tersenyum mendengar pertanyaan dari Ustadzah Halimah.

"sudah berulang kali ,kakak coba nerima kehadiran Annisa ,namun rasa benci ,rasa kecewa selalu saja muncul kakak gak bisa dekat - dekat dengan anak itu " jawab Andi.

"bukan nya itu hanya sebuah pelampiasan dari rasa kehilangan kak Andi terhadap mendiang kak Risma ? , tapi  kak Andi tak harus melampiaskan itu kepada Annisa ,bagaimanapun anak itu anugerah dari Allah "

Ustadzahnya Halimah mencoba mengingatkan Andi , namun andi hanya tersenyum.

"Sudahlah istirahat sana , siang nanti pergi ke butik bersama Annisa dan buk Mirah , untuk mengukur baju, Mirna juga akan ikut biar baju kalian seragam , kami para lelaki sudah mengurus baju kami"

Andi meninggalkan ruang Tv , Ustadzah Halimah tak bisa berkata apa-apa lagi , tapi setidak nya ,ia sudah berusaha mengingatkan Andi sebisanya , Ustadzah Halimah berharap semoga Andi bisa memikirkan kata - katanya .

..

"Ica !"

Aris merebah kan dirinya di samping Annisa yang tengah memainkan ponsel nya.

Annisa tengah sibuk membalas beberapa pesan yang masuk.

"kak Aris kenapa nikah cepat - cepat?"

Annisa menyimpan ponsel nya ,lalu mendekatkan dirinya kepada Aris dan bertanya.

"karena kakak ganteng ,dan ada perempuan cantik yang mau menikah sama kakak"

Aris menjawab pertanyaan Annisa dengan asal.

"Ih kakak ! serius dong "

Annisa memukul Aris karena tak puas dengan jawaban Aris.

"hahahaha dasar banyak tanya , kamu harus nya senang kakak menikah "

Aris mencubit pipi Annisa dengan gemas nya.

"Hayooo ! gak ngajak - ngajak"

Anton yang melihat kedua adik nya tengah bercanda bergabung , Anton merebahkan dirinya di tengah - tengah kasur yang sebenarnya di peruntukkan untuk satu orang saja ,membuat Aris dan Annisa berguling terjatuh dari ranjang.

"Serang !"

Annisa menyerukan untuk menyerang Anton , Aris dan Annisa menyerang Anton dengan bantal dan guling , juga boneka yang ada di ruangan yang dulu dijadikan markas mereka, ketiga kakak - beradik itu seolah bernostalgia ke masa lalu, masa dimana mereka selalu bercanda setiap hari nya ,dan mungkin hari ini adalah hari terakhir mereka bertiga melakukan itu.

Mirna dan buk Mirah mengintip dari ambang pintu ,menyaksikan pemandangan hangat kakak - beradik di dalam sana.

"dulu setiap jam mereka bertengkar seperti ini, tak pernah sepi , selalu ada teriakan, tertawa dan tangisan dari mereka bertiga "

Buk Mirah mengenang masa lalu ,dimana Anton , Aris dan Annisa selalu berebut mainan ,atau pun saling memukul dan berlarian.

Mirna mengelus perut nya , berdoa agar kelak anak - anak nya bisa seakur dan saling menyayangi seperti ayah nya , tante nya dan om nya.

..

"Pegel ! udah belum sih ? "

Annisa merengek kala tubuh nya sedang di ukur untuk memilih baju yang cocok.

"sabar dong Ca , ampun deh gak nyampe lima menit juga beres"

Mirna menenangkan Annisa yang tak bisa diam dan rewel seperti anak kecil.

"pake baju asal aja lah gausah di ukur - ukur segala "

Annisa tak berhenti menggerutu.

"Annisa diam ! gak malu di liatin orang?"

Ustadzahnya Halimah yang gemas ikut menenangkan Annisa , kali ini Annisa berhasil ditangani.

Ustadzah Halimah mendapat tepuk tangan dari Mirna dan buk Mirah.

"Rasain , untung ada guru nya"

Buk Mirah mengejek Annisa , Annisa hanya diam pasrah dan sedikit menggerutu.

Setelah mendapat baju yang pas ,mereka berkeliling sebentar untuk berjalan - jalan, Ustadzah Halimah kagum dengan keadaan Jakarta yang telah banyak berubah.

Setelah pernikahan Aris nanti , Ustadzah Halimah akan menemui keluarga nya sebelum kembali ke pesantren, Masih ada beberapa saudara yang tersisa dan ada di Jakarta.

..

Hari pernikahan Aris pun tiba , Aris berhasil mengucap ijab kabul dengan lancar membuat nya resmi menjadi suami dari Intan.

Pernikahan dibuat semegah mungkin oleh keluarga Intan, sesuai keinginan Andi ,dan Andi pun puas dengan pesta pernikahan ini.

Semua teman kampus juga dosen dari universitas tempat Aris dan Intan kuliah datang , mereka semua senang dan kagum dengan pernikahan Aris dan Intan yang memang terkenal sebagai pasangan paling romantis di kampus , mereka tak menaruh rasa curiga sedikitpun kepada Aris atau pun Intan.

Para tetangga Intan sungguh bersyukur dengan adanya pesta pernikahan Intan ini, selain mereka bisa menikmati banyak makanan enak , mereka juga di pekerjakan untuk membantu menyukseskan acara dan tentu saja mendapat bayaran yang cukup banyak.

Aris dan Intan merasa lega dan tersenyum bahagia, hari ini semuanya berjalan dengan lancar.

..

satu hari setelah pernikahan, Aris membawa Intan untuk datang ke kediaman Andi, saat memasuki rumah mewah ini , Intan masih terbayang bentakan dan hinaan dari Andi, namun sekarang Andi sudah berubah, Intan mencoba sebisa mungkin untuk melupakan kenangan buruk nya dan memaafkan Andi dengan ikhlas.

"Putra dan menantu ayah sudah datang , ayo duduk nak"

Andi menyambut Aris dan Intan dengan semangat.

"Aris , Intan,  tinggalah di rumah ini , Intan harus memiliki fasilitas yang bagus agar kehamilan nya selalu terjaga dan sehat "

Andi menawarkan mereka untuk tinggal bersama.

"Makasih pa , Intan hanya akan menginap beberapa hari ,kasihan ibu sendirian di rumah mohon pengertian nya pa"

Intan menolak dengan halus dan sopan, pasal nya buk Retno tak memiliki siapapun lagi , Intan tak sampai hati jika harus meninggalkan buk Retno sendirian.

"baiklah , papa gak bisa larang kamu kalau alasan nya seperti itu nak "

Andi tak bisa memaksakan kehendak nya kali ini , Andi juga tak tega dengan buk Retno jika harus tinggal sendiri ,dan Andi juga tak bisa mengajak buk Retno untuk tinggal bersama karena keduanya sama - sama tak memiliki pasangan, akan menjadi fitnah nantinya.

"Ica mana pa?"

Aris mencari Annisa.

"Ada di kamar ,sedang beberes dia akan kembali ke pesantren" ucap Andi menjawab pertanyaan Aris.

"kita izin nyamperin Annisa dulu yah pa"

Andi mengangguk mengizinkan.

Intan sama sekali belum kenal dekat dengan Annisa ,berbeda dengan Mirna yang sudah mengenal Annisa sejak masih menjadi pacar Anton.

"Hay cantik "

Aris menyapa Annisa yang tengah melamun.

"Kakak !" Annisa memeluk Aris dengan erat , Aris merasakan ke khawatiran pada diri adik nya ini , sementara Intan hanya melihat nya ,tak menyangka suami nya begitu akrab dengan adik perempuan nya.

"ada apa sayang?" Aris membalas pelukan Annisa denga erat.

"kalian harus anter Ica ke rumah sakit ,sekarang juga !"

Annisa melepas pelukan nya lalu memegang tangan Aris dan Intan ,meminta mereka untuk mengantar Annisa ke rumah sakit.

"kamu sakit?"

Aris bertanya dengan khawatirnya ,takut adik nya sakit.

"Temen ku yang sakit , ponsel nya gak aktif aku takut dia kenapa - kenapa "

Annisa mengkhawatirkan Farhan ,sejak pulang dari pesantren , Annisa terus mencoba menghubungi Farhan, namun ponsel Farhan tak kunjung aktif,membuat Annisa berpikir yang tidak - tidak ,dan membuat nya tak tenang.

"kita anter aja sayang ,kasian Ica seperti nya sangat khawatir"

Intan yang juga melihat Annisa yang sangat khawatir menyetujui permintaan Annisa , Aris pun akhirnya setuju mereka bertiga pamit untuk pergi kepada Andi.

"pa kita izin ke rum-"

"ke mall ! Ica mau beli jilbab buat di bawa ke pesantren , harus punya banyak jilbab disana  "

Annisa yang tak mau papa nya tahu ,memotong pembicaraan Aris yang tadinya hendak meminta izin untuk pergi ke rumah sakit.

Annisa menarik tangan Aris dan Intan, Andi hanya menggelengkan kepalanya tak terlalu peduli dengan anak bungsunya itu.

"kenapa bohong ke papa?"

Aris yang sedang menyetir bertanya kepada adik nya , bingung dengan Annisa yang berani berbohong kepada Andi.

"papa jangan sampai tahu, aku pernah pake uang papa buat bayarin rumah sakit Farhan"

Annisa yang duduk di belakang menjawab.

"Berapa?" Tanya Aris.

" satu M hehe " Jawab Annisa cengengesan.

"Apa ?! " Aris dan Intan sontak melihat kebelakang setelah mendengar Annisa memakai uang Andi sebanyak satu milyar.

"Awas lihat depan!"

Andi buru - buru menepikan mobil nya.

"gila kamu Ca ? satu M ?"

Aris terkejut, namun Intan lebih terkejut lagi mendengar nya.

"Dia sakit parah tapi gak punya biaya, dia mau di usir dari rumah sakit ,sementara penyakitnya belum sembuh , aku cuman pengen bantu ,lagian uang papa milyaran , papa aja gak ngambek kok, diam aja , tapi aku takut papa malah nyari tahu soal Farhan kalau tahu aku jenguk Farhan lagi"

Annisa menjelaskan tujuan nya.

Penjelasan dari Annisa ,membuat Intan kini tersadar ,bahwa Aris bukan hanya berasal dari keluarga yang kaya raya,namun Aris adalah anak dari seorang Milyarder.

1
Eviokto Viyanti
nangis Bombay
Dini Nuraeni: Bombayah 😭
total 1 replies
Rita Riau
nah benar kan si Andi hidup dalam penyesalan seumur hidupnya. ga ada kesempatan kedua apalagi ketiga karena ceritanya udah tamat. ga respek aq sama si Andi
Rita Riau
mungkin mama Risma pengen main main dgn Annisa atau dia pengen jemput anak nya yg udah di sia sia kan bapak nya,,
Rita Riau
itu hukuman buat si Andi karena udah jahat sama anak sendiri,,, apalagi dia seorang perempuan, yg seharusnya cinta pertama anak perempuan,,
Rita Riau
mampus si Andi terlalu egois dan jadi songong, ga papa lah sibapak Andi pingsan atau apalah,,, anggap aja karma,,
Amang Awang
endingnya gk baget dech, kecewa saya thor
Amang Awang: saya kira tadi endingnya itu si Ica bakalan jadi anak kesayangan bapaknya, dan semua keluarganya pada ngumpul semua, gk berakhir dengan mengulang kisah yang sama
Dini Nuraeni: makasih sudah mampir kak , Alur nya bakal ngaco kalau maksa nambah bab kak,makanya ending nya sesingkat itu ,mohon maaf 🙏
total 2 replies
Halijah
Sedig banget
Desmar Sagitarius Chiputry Thanjung
buat anisa sembuh thor😭😭
Dini Nuraeni: sudah tamat kak ,silahkan baca episode terakhir dan jangan lupa ulasan serta kritik dan saran nya ❤️ Terimakasih
total 1 replies
Rita Riau
bapak Andi jadi tukang intip ke anak sendiri, egois jadi bego,,
Dini Nuraeni: sudah tamat kak , silahkan baca episode terakhir nya , terimakasih sudah mampir ,jangan lupa kritik dan saran nya yah kak ❤️
total 1 replies
Rita Riau
mati aja sekalian Ca biar bapak mu puas,,
Rita Riau
seperti nya hidup Annisa dari lahir sampai ending kayak nya ga merasa apa itu bahagia
Rita Riau
aq harap author ngasih azab nya ke Kunan, biar kan dia merasa sakit di abaikan.
Rita Riau
si Kunan udah bau tanah masih aja egois,,,moga aja mati nya sengsara karena udah durhaka sama darah daging sendiri
Rita Riau
sumpah dah aq gendek banget dgn sibapak Annisa, ayok Thor bikin si Kunan nyesel,,
Ranty Thanjung
benarkan ternyata farhan
Rita Riau
dengar pak Andi yg terhormat, orang kalo udah lelah berjuang ia tak kan berharap lagi. sekarang nikmati masa tuamu sendiri,,
Rita Riau
aq pengen si Andi dapat azab yang udah menyia yia Annisa
Rita Riau
ni sibapak memang perlu otaknya dikasih deterjen dan percuma nangis ga guna ga penting dan bikin geli aja 🙄🙄🙄
Rita Riau
memang bapak ga guna banget,,, moga apa si Andi akan menuai apa udah ia tabur. karena hukum tabur tunai nyata,,
Rita Riau
mampus si Andi,anak yg bangga bangga kan udah mencoret nama baik. hukuman karena udah menyia yia kan putri sendiri,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!