Amira harus menelan pil pahit, ketika seorang kekasih yang selama ini dia sayangi harus bersanding dengan sahabatnya sendiri, dengan alasan cintanya sudah habis dengannya, bahkan selama satu tahun ini sang kekasih bertahan karena berpura-pura dan tanpa terpikir panjang lelaki yang bernama Arya itu mengakhiri begitu saja hubungannya dengan Amira di saat yang bersamaan Amira ingin memberi kejutan kalau dia tengah mengandung benih kekasihnya itu. Akankah Amira sanggup membawa pergi benih dari mantannya itu? nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Rose menatap kesal ke arah Amira bahkan wanita itu tetap saja bersikukuh untuk mendapatkan roti tersebut.
"Hei, dengar ya kau wanita gatel, ini punyaku, lagian gak roti gak orang terdekatku, kau rebut begitu saja," desis Rose di depan telinga Amira.
"Mbak, aku tidak pernah merebut siapa-siapa dari Mbak, Mbaknya punya otak kan, sudah jelas cake ini ada di tanganku duluan, kenapa bisa anda memutar sebuah fakta, jangan melempar kesalahan pada orang lain jika pelakunya adalah diri anda sendiri," balas Amira yang tak kalah menyakitkan.
Amira pun langsung mengambil Banana cake tersebut, tanpa peduli dengan Rose yang menatap sebal ke arahnya, bahkan wanita itu merasa malu karena kalah telak dengan Amira.
"Heeeemb, ada-ada saja orang itu baru saja bertemu tadi siang, sudah bisa mengecap orang sebagai perebut. Yang sedang merebut siapa dari siapa itu siapa?" tanya Amira dengan heran.
******
Malam mulai larut, di sebuah kamar yang sudah disulap menjadi ruang kerja, seorang pria tengah fokus dengan pekerjaannya, rupanya meskipun sudah pulang Regan masih saja mengerjakan sesuatu di kamarnya, semenjak menjadi duda Regan selalu melampiaskan kekecewaannya dengan cara bekerja keras hal itulah yang membuatnya bisa mencapai kesuksesan seperti ini.
Satu jam kemudian pria itu mulai teringat kembali dengan sosok wanita yang beberapa hari ini tengah mengusik jiwanya.
"Oh, ya kemarin ada pihak yang menawari ku sebuah tanah kosong, tapi sayang pihak kami sudah menolaknya," ucap Regan sendiri. "Ah, aku tanyakan dulu sama Arga, siapa tahu masih belum ada pembeli lain," imbuhnya sendiri
Regan pun langsung menelpon Arga untuk menghubungi pihak sana, dan Lima menit kemudian Arga pun langsung menelpon balik.
"Halo Arga gimana? Apa tanah mereka masih belum terjual?" tanya Regan dengan perasaan cemas.
"Hampir saja tanah itu jatuh ke tangan lain, tapi masih tahap tawar menawar, beruntung saya telepon dengan waktu yang tepat dan saya tawar tanah itu diatas harga yang di cantumkan," terang Arga.
"Kerja bagus kau memang bisa diandalkan Arga," puji atasannya itu.
"Tuan, kalau boleh tahu tanah sekecil itu untuk apa?" tanya Arga
"Gini Arga, gimana kalau tanah tersebut aku lempar sama Amira, biar dia kelola siapa tahu dengan cara ini aku bisa bekerja sama dengan wanita itu," sahut Regan yang benar-benar membuat Arga bahagia mendengarnya.
"Cie ... Cie ... Ada yang jatuh cinta nih," goda Arga.
"Apaan kamu ini Arga, sudah kerjakan tugasmu dengan baik, bulan depan biar dapat bonus," ucap Regan lalu mulai mematikan teleponnya.
Regan teramat bahagia, mungkin saja dengan cara seperti ini Regan bisa dekat dan bertemu setiap hari dengan Amira, ya meskipun tidak ada yang tahu dengan hasilnya nanti, intinya pria itu ingin sekali dekat dan menjadi pelindung wanita cantik itu.
"Ah, rasanya aku mulai jatuh cinta lagi, Amira kau tahu setelah lima tahun ini hatiku sudah mati rasa, tapi kenapa semenjak pertemuan kita di rumah sakit tempo lalu hatiku tiba-tiba bergetar ketika melihatmu, akan ku usahakan untuk mendapatkan mu Amira," tekad Regan.
*******
Mentari mulai bersinar menyebut pagi dengan penuh semangat begitu juga dengan Amira, wanita itu terus saja semangat dalam mencoba hal baru, apalagi tadi malam dirinya mendapatkan telepon dari Regan untuk memulai kerja sama.
"Rasanya heran banget ya, perusahaan Mas Regan kan sudah besar dan berkembang pesat, tapi kenapa masih mau menangani proyek kecil seperti ini," pikir Amira sendiri yang merasa bingung.
"Ibu," panggil anaknya itu.
"Iya Sayang, ada apa?" tanya Amira.
"Gak ada apa-apa cuma ingin Salim saja, kan mau berangkat sekolah," sahut anaknya itu.
"Astaga! Hampir saja ibu lupa Nak," ucap Amira.
"Ye lagian ibu sibuk banget mau kemana sih?" tanya Afif.
"Nak doakan Ibu hari ini Ibu mau ninjau tanah yang mau Ibu beli," sahut Amira.
"Tanah? Untuk apa?" tanya Afifah.
"Ibu mau mencoba bisnis baru Nak, nanti tanah tersebut akan Ibu buat menjadi kost-kostan Nak," ucap Amira.
"Ibu, apa gak capek urus bisnis sebanyak itu belum lagi satu bulan sekali ibu harus bolak-balik ke kota kelahiranku untuk mengecek toko sayur Ibu, ini malah mau nambah bisnis lagi," protes anaknya yang merasa kasihan dengan ibunya.
"Sayang, Ibumu ini memang suka mencoba hal baru, tolong beri ijin Ibu Nak, dan itu semua untuk masa depanmu juga," ucap Amira.
"Ibu, makasih banyak loh sudah mempersiapkan masa depan Afif sampai sejauh ini, tapi Afif sudah bersyukur hidup seperti ini, dari dulu Afif gak merasa kekurangan, Afif hanya takut Ibu kecapekan dan sakit jika terus mempostir tenaga ibu seperti ini," terang anaknya itu.
"Sayang, mungkin Afif berbicara seperti ini karena tidak pernah merasakan kekurangan. Makanya versi pendapat kita berbeda, tapi jika Afif pernah di posisi ibu pasti Afif akan terus berjuang meskipun sudah berkecukupan, karena ibu pernah merasakan hidup serba kekurangan, maka dari itu selagi ibu masih kuat, ibu akan tetap berusaha Nak," jelas Amira pada putri remajanya itu.
"Aku ngerti Bu, tapi Ibu harus jaga pola makan dan tidak boleh telat makan Ok," ucap Afif yang akhirnya memberi ijin ibunya.
"Iya Sayang, makasih ya, selalu mengerti posisi Ibu," sahut Amira.
Selepas kepergian putrinya, Amira langsung keluar dari rumahnya wanita tangguh ini memang tidak kenal kata menyerah, dalam menjemput rezekinya, dalam prinsip Amira wanita harus kuat dan serba bisa agar hidupnya lebih di hargai oleh dunia.
"Bismillah semoga usaha kali ini lancar," ucapnya sambil memasuki pintu mobilnya.
Bersambung ....