NovelToon NovelToon
Duka Dua Garis Merah

Duka Dua Garis Merah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:585.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: alfajry

Pernikahan Brian Zaymusi tetap hangat bersama Zaira Bastany walau mereka belum dikaruniai anak selama 7 tahun pernikahan.

Lalu suatu waktu, Brian diterpa dilema. Masa lalu yang sudah ia kubur harus tergali lantaran ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya yang semakin membuatnya berdebar.

Entah bagaimana, Cinta pertamanya, Rinnada, kembali hadir dengan cinta yang begitu besar menawarkan anak untuk mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepribadian Ganda

Brian dan Andre berjalan ke arah kantin kampus. Mereka baru saja menyelesaikan mata kuliah penting siang ini.

Sudah beberapa hari ini hati Brian gundah. Rinnada sudah tiga malam berturut-turut mengajaknya bertemu di kafe biasa. Anehnya, Rinnada sama sekali tidak terlihat di siang hari atau jam biasa kelasnya berlangsung.

Matanya menangkap teman-teman yang biasa bersama Rinnada. Ia pun langsung menghampiri mereka.

"Permisi, Anda teman Rinnada, kan?" Tanya Brian sopan.

"Ah, kak Brian? Benar, saya temannya". Dia adalah Mia. Rinnada pernah menyerahkan coklat dari Brian kepadanya.

"Rinnada dimana? Apa dia masuk? Kenapa tidak bersama kalian?" Pertanyaan beruntun Brian berikan sebab gelisah tidak melihat Rinnada.

"Dia sudah empat hari tidak masuk, Kak. Entahlah, dia memang sering begitu. Apa kakak tidak tahu?" Jelas Mia yang sekaligus heran mengapa ia yang setiap waktu menemui pacarnya malah bertanya.

Brian sejenak terdiam. Empat hari tidak masuk? Bukankah dia terlihat sehat? Setiap bertemu selalu enerjik seperti biasanya.

"Apa dia punya alasan?" Brian malah bertanya balik.

Mia menggelengkan kepalanya. "Rinnada termasuk orang yang tertutup, kak. Tapi belakangan, dia memang terlihat tidak bersemangat belajar. Tak seperti biasa."

Brian mengangguk lambat. "Baiklah, terimakasih, ya."

Brian duduk di sebelah Andre yang sedang makan di meja kantin.

"Dia memang pernah bilang, kalau dia mulai malas belajar setelah mengenalku". Ucapnya tiba-tiba sambil meraih kerupuk di piring Andre.

"Kau memang pengaruh buruk buat semua orang". Ujarnya sambil memukul tangan Brian hingga menjatuhkan kerupuk tadi.

Ck. Brian berdecak. Pelit sekali. Gumamnya.

"Hei, Brian. Aku lupa mengatakannya padamu". Andre berbicara dengan mulut yang penuh makanan.

"Apa". Brian mengambil gelas berisi es teh milik Andre dan menyeruputnya.

Andre menelan makanannya. "Jika kau bingung tentang pacarmu yang berubah seperti bunglon, mungkin kau bisa mempelajari penyakit kepribadian ganda".

BRAK!

Gelas ditangannya diletakkan dengan kasar. Membuat Andre terkejut dan melihat ke arah gelasnya. 'Es teh ku😭'.

"Apa?" Brian menoleh ke wajah Andre yang bengong menatap gelas kosong di genggaman Brian.

"Ya. Penyakit seperti depresi. Kesadarannya sering berubah." Kruk! Suara kerupuk pecah di mulut Andre.

"Jadi maksudmu, Rinnada mengalami penyakit semacam itu?"

"Kalau aku dengar dari ceritamu, sih, begitu. Aku tahu sedikit setelah menceritakan kasusmu ini ke adikku. Dia, kan, sedang kuliah kedokteran."

Brian terdiam sejenak. "Apa yang adikmu katakan? Apa cirinya sama dengan Rinnada?"

Andre mengangguk. "Dia bilang, mungkin gadis itu punya kepribadian yang berbeda-beda. Biasanya, cara bicara, gaya dandan, atau lainnya juga berubah tidak seperti diri aslinya"

Brian meresapi perkataan Andre. Sangat masuk akal, pikirnya. Mengingat Rinnada sering berbeda penampilan dan gaya bicara.

"Orang yang terkena kepribadian ganda punya dua sisi. Sisi pertama dan kedua sangat kontras. Mereka juga sering lupa apa yang kita sampaikan jika kepribadian lainnya yang menguasai dirinya. "Tapi, Yan.." Andre terdiam sejenak. Ragu untuk menyampaikannya. Dia menghembuskan napasnya. "Ini penyakit mental yang cukup serius. Perlu penanganan pskiater".

Brian menyandarkan tubuhnya di kursi. Ada sedikit perasaan sedih pada Rinnada jika memang benar dia mengalami kepribadian ganda.

"Kalau aku boleh memberimu saran, tinggalkanlah dia, Yan". Andre merasa sedikit kasihan pada Brian. Lelaki ini terlihat sudah sangat mencintai Rinnada.

Brian masih terdiam. Pikirannya kosong. Tidak tahu harus berbuat apa.

"Selamatkan dirimu, masa depanmu, dan keturunammu."

Ucapan Andre ini membuat Brian menoleh.

"Apa maksudmu?" Ucapan Andre terdengar sangat berlebihan.

"Itu penyakit yang bisa diturunkan, Yan." Andre ikut bersedih. Seakan mengerti perasaan temannya itu.

Mendengar itu, Brian seperti kesambar petir. Bagaimana mungkin, penyakit keturunan?

Di pikiran Brian penuh wajah Rinnada. Bukannya berpikir untuk meninggalkan, Brian semakin bertekat untuk tidak meninggalkannya, dan membantunya menuju kesembuhan.

Brian beranjak dari duduknya. Menyandang tasnya dan bergegas pergi meninggalkan Andre yang menatapnya dengan penuh pertanyaan.

Brian mengingat-ingat, Rinnada pernah menjelaskan posisi rumahnya walau ia tak mengizinkan Brian datang. Entah apa alasannya, namun gadis itu benar-benar menolak kunjungan Brian.

Setelah menelusuri pelan-pelan dan bertanya kesana-sini, Brian menemukan satu rumah besar dengan halaman yang penuh tanaman dan bunga-bunga. Brian bisa melihatnya karena pagarnya yang tinggi itu agak renggang. Rumah itu terlihat sangat damai.

Brian memencet bel di pagar. Tak lama, ia melihat seorang wanita paruh baya mendekat.

"Cari siapa, ya?" Tanya Bi Sum dari balik pagar. Tidak membukakan pintu karena Brian adalah orang asing baginya.

Brian masih bisa melihat wajah Bi Sum dari celah-celah pagar yang cukup lebar.

"Saya Brian, Bi. Mencari Rinnada. Apakah ini benar rumahnya?" Ucap Brian hati-hati.

"Oh, Nak Brian. Mau bertemu Nona, ya?". Ucap Bi Sum seperti mengenalnya.

"Ah iya Bi, benar. Bibi kenal saya?" Tanya Brian

"Tentu saja". Jawab Bi Sum tersenyum. Tangannya menarik kunci di atas pagar.

Suara deru mobil membuat Brian menoleh ke belakang. Rinnada keluar dari mobil.

"Kak Ian? Sedang apa disini?" Tanya Rinnada dengan wajah terkejut sekaligus bingung.

"Ah.. maaf, Rin. Aku..."

BRAKK!!

Suara pintu rumah besar itu terhantam begitu kuat. Mereka menoleh ke arah sana.

"Ayo, ikut aku." Rinnada menarik Brian memasuki mobilnya.

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang. Pak Tono sesekali melirik ke belakang melalui kaca spion di tengah.

"Maaf ya, Rin. Aku lancang datang ke rumahmu". Ucap Brian menyesal.

Gadis itu hanya tersenyum. "Tidak apa-apa".

Brian memandang Rinnada. Gadis ini berubah menjadi seperti Rinnada yang sebenarnya. Harumnya, nada bicaranya, kelembutannya, dan penampilan anggunnya pun ikut muncul. Brian menggenggam tangan Rinnada. "Kau selalu begini". Ucapnya lagi.

Rinnada mengangkat alisnya. "Begini, apa?"

"Selalu cantik." Goda Brian yang membuat Rinnada mengeluarkan senyumannya. Ah.. senyum ini seperti sudah lama sekali tidak melihatnya.

Brian menyentuh ujung pita yang melilit sedikit rambut Rinnada. Lilitannya sampai ke bawah rambutnya, dan menyisakan sedikit pita yang terurai bersama rambutnya yang lain. Pita yang Brian berikan berwarna kuning. Senada dengan warna rok yang dipakai Rinnada.

"Pak, kami berhenti di simpang ini saja." Ujar Rinnada kepada pak Tono, supirnya.

"Tapi, Non.."

"Tak apa, pak. Saya bisa jaga diri. Ini pacar saya, kok. Kami berhenti disini saja, ya." Pinta Rinnada.

Mereka bergandeng tangan menyusuri jalanan yang biasa mahasiswa lain gunakan. Jalan menuju kampus yang jaraknya tak begitu jauh lagi.

"Kenapa beberapa hari ini tidak masuk kuliah?" Tanya Brian menatap kesebelahnya.

Rinnada hanya diam.

"Apa kau mulai malas kuliah karena aku?" Tanyanya lagi. "Padahal setiap malam bertemu. Tapi tak masuk kelas. Apa ada masalah?"

Rinnada berhenti. Melihat Brian sambil mengerutkan alisnya. "Setiap malam?"

Brian mengangguk. Ah ini yang Andre katakan tadi. Dia lupa setiap dirinya yang lain menguasi.

"Apa kau lupa?" Tanya Brian lagi. Melihat Rinnada yang hanya diam, Brian menggenggam kedua tangan gadis itu. "Rin, katakan padaku. Apa ada sesuatu dari dirimu yang harus disembuhkan?" Mata Brian menangkap ekspresi sedikit terkejut pada raut wajah Rinnada. Brian menariknya kepelukannya. Mengusap rambutnya yang harum. "Aku akan terus disampingmu, Rin. Aku tidak akan meninggalkanmu selangkahpun." Ucapan Brian sedikit merenggangkan saraf Rinnada yang tegang karena kata-kata yang keluar dari mulutnya.

"Apa yang sedang kakak katakan?" Rinnada melepaskan pelukannya.

"Sudahlah. Intinya, kau yang hadir siang ataupun malam, aku tetap mencintaimu. Yang manapun kepribadian yang kau tunjukkan, aku tetap mencintaimu". Brian mengecup tangan Rinnada. Gadis itu seperti menahan tawa.

"Ah, aku lupa." Brian mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Ia memberikan satu tas karton kepada Rinnada.

"Apa ini?" Rinnada menerima hadiah dari Brian dengan senyum bahagia. lagi-lagi lelaki ini memberinya hadiah.

Rinnada membukanya. Matanya berbinar melihat syal cantik berwarna biru kelasi. "Cantik sekali". Ucapnya bahagia. Matanya beralih ke wajah Brian yang ikut senang melihat Rinnada yang menyukai hadiah darinya.

"Kakak selalu memberiku hadiah. sementara aku belum memberikan apapun". Wajah Rinnada berubah sedih mengingat selama ini hanya Brian yang memberinya kejutan.

"Kau selalu memberiku hadiah yang indah". Ucap Brian menatap lekat wajah gadis itu.

"Hadiah?" Tanya Rinnada heran.

Brian mengangguk. Dia menunjuk bibir Rinnada. "Ini. Hadiah yang selalu kau berikan padaku. Senyumanmu." Brian menangkap wajah bahagia Rinnada. Hatinya berdegup. Tidak ingin meninggalkan gadis itu.

Rinnada menunjukkan senyum itu lagi. "Terimakasih, sayang." Ia memeluk Brian. Senyum itu tidak lepas dari wajahnya. Dia benar-benar bahagia sekarang.

Brian mengantar Rinnada sampai depan lorong kelasnya dan pergi setelah melihat Rinnada menghilang dari lorong.

Dia memantapkan hatinya untuk selalu bersama Rinnada. Gadis itu telah menyentuh relung hatinya yang paling dalam. 'Aku sangat mencintaimu, Rinnada' ucapnya dalam hati.

Bersambung....

1
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
yg menghancurkan rumah tangga mu bkn dinnara atau siapapun itu tpi dirimu, dirimu sendiri yg menghancurkan itu
Gesuriwati Damiri
Buruk
Gesuriwati Damiri
Biasa
Pingkan Tumbuan
kayak muter2 ceritanya
Elok Pratiwi
cerita yg burukkk ... alur cerits yg ga jelas ... apa yg msu diceritakan ....
Ooem Ummiyati
Kecewa
Ooem Ummiyati
Buruk
zahra ou
gila ja sendiri gk usah bawa temen, ntar tk lapori sama pak pur. polisi baik yg suka giring org model kamu buat dsembuhin
zahra ou: biar joged asolole tak dung dung
total 1 replies
zahra ou
mampus lu
cow gk tahu diuntung
Amilia Indriyanti
jangan biarkan kemungkaran terus merajalela.... 💪💪💪💪💪💪
Amilia Indriyanti
aku paling seneng sama perempuan tegas seperti ini
cinta semu
ngebut baca ny ...Sampek lupa piring dari pagi belum di cuci😁😂next thor
cinta semu
Rinnada itu sakit parah loh....benar kata dokter Revi ...😁😂ichhh....serem
cinta semu
pelakor ny ngamuk gaess 😂😁hancur semua barang2...
cinta semu
baru baca dah nyesek Thor...😢apalagi zaira yg baca hasil tulisan di kertas itu ya.... penasaran 🤔🤔
Npy
klw aku..akupun akan mengambil keputusan yg sama sprt Zaira🍀😊
Tri Astuti
hahaha
Tri Astuti
Luar biasa
Tri Astuti
Lumayan
Cita Solichah
karya2mu bikin aq gk bs fokus ngapa2in author.. tiap baca gk mau berhenti..
Penulis Amatir: Makasih ya kak. Udah baca Syahdu?🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!