NovelToon NovelToon
Seven Years After Divorce

Seven Years After Divorce

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

🥈JUARA 2 YAAW S2 2024 🏆

Perceraian, selalu meninggalkan goresan luka, itulah yang Hilda rasakan ketika Aldy memilih mengakhiri bahtera mereka, dengan alasan tak pernah ada cinta di hatinya, dan demi sang wanita dari masa lalunya yang kini berstatus janda.

Kini, setelah 7 tahun berpisah, Aldy kembali di pertemukan dengan mantan istrinya, dalam sebuah tragedi kecelakaan.

Lantas, apakah hati Aldy akan goyah ketika kini Hilda sudah berbahagia dengan keluarga baru nya?

Dan, apakah Aldy akan merelakan begitu saja, darah dagingnya memanggil pria lain dengan sebutan "Ayah"?

Atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#3

#3

Tanpa sepengetahuan Aldy, sebenarnya Hilda masih menetap di Jakarta, selama beberapa minggu usai bercerai. Hilda sibuk mencari rumah kontrakan, untuknya bernaung setelah masa iddah nya berakhir, soal pekerjaan akan ia pikirkan nanti sambil berjalan, ia masih punya sedikit uang pegangan, bahkan uang gono gini dalam jumlah fantastis, pemberian Aldy. 

Namun Hilda terlalu sakit hati hingga ia bertekad tak akan pernah menggunakan uang tersebut, penyebabnya adalah perkataan Aldy usai mentransfer uang tersebut. 

“Jika uang itu habis sebelum kamu bertemu dengan pria pengganti diriku, jangan malu untuk mengatakannya padaku, aku masih akan tetap memberimu nafkah.” 

Mungkin maksud Aldy baik, tapi hati Hilda sudah terlanjur  hancur lebur, merasa sudah disisihkan oleh pria yang dicinta, masih ditambah pula dengan perkataan yang seakan-akan meremehkan kemampuannya bertahan hidup tanpa sokongan nafkah dari mantan suaminya. 

Dan hari ini genap dua minggu ia bekerja, setelah dua minggu pula ia tak lelah mencari lowongan pekerjaan. Hilda memilih toko Bakery karena sebelum menikah, Hilda pun bekerja di salah satu toko Bakery milik sahabatnya, bahkan ia sudah terampil membuat adonan roti dan bolu kala itu. Namun setelah menikah, kemampuan itu mulai memudar karena Hilda jarang berlatih, hendak membuat usaha sampingan pun dilarang oleh Aldy, karena ia tak ingin Hilda kelelahan. 

Hari ini Toko Bakery tak terlalu ramai, karena itulah, Hilda bisa duduk lebih lama ketika tak ada pembeli yang datang, berhubung ia belum diizinkan bekerja di bagian dapur, maka tugas Hilda adalah berjaga di depan etalase, alias melayani para pembeli, setiap hari pula ia diwajibkan bermake up walau tidak menor. 

Sebenarnya Hilda tak nyaman, namun ia butuh uang untuk menyambung hidup, jadi bermake up pun ia lakukan, walau ia hanya menggunakan make up tipis, karena tak ingin menarik perhatian. Hilda yang memang sudah cantik, terlihat semakin mencolok diantara 3 pegawai lain yang juga berjaga di depan etalase. 

Seorang Pria usia pertengahan 40, berpakaian santai namun tetap necis duduk di sudut toko, memesan beberapa jenis roti serta secangkir kopi. Setidaknya beberapa hari ini, hal itulah yang ia lakukan, tak ada yang curiga dengan keberadaan pria tersebut, karena ia adalah suami dari Nyonya pemilik toko. 

Namun Hilda merasa risih dengan keberadaan Pak Candra, demikian nama pria tersebut. 

Bukan tanpa alasan Hilda merasa risih, karena setiap datang, Pak Candra selalu mendatanginya dan meminta  pelayanan. Meminta roti lah, tambah kopi lah, atau tambahan air mineral, bahkan Pak Candra pernah meminta nomor ponselnya, namun Hilda tolak secara halus, karena ia tak ingin menyinggung perasaan pria tersebut. 

Namun salah seorang teman Hilda yang sama sama berjaga di depan etalase merasa iri dengan paras cantik alami milik Hilda, hingga ia merasa ada yang menyaingi kecantikannya. 

Rasa iri dengkinya bak gayung bersambut dengan ulah Pak Candra yang semakin kurang ajar, hingga diam-diam ia mengirimkan foto interaksi Hilda ketika melayani permintaan Pak Candra. Tujuannya sudah pasti ingin menyingkirkan Hilda agar tak ada yang menyaingi kecantikannya. 

Hilda membawa nampan berisi sandwich, serta kopi dingin sesuai permintaan Pak Candra, sebisa mungkin Hilda menunduk dan berbalik setelah memindahkan semua yang ada di nampan, ke atas meja, tapi tiba-tiba Pak Candra mencekal lengannya, “Pak … tolong jangan begini.” 

“Begini bagaimana?” elak Pak Candra tanpa rasa bersalah.

“Saya tidak bisa menjamin akan menjaga sopan santun, karena anda sudah kurang ajar pada saya.”

“Maaf, tapi kamu duduk saja disini temani aku minum kopi.”

“Maaf Pak, saya tidak bisa, karena harus kembali kerja.”

“Kerja apa kamu? lagi pula toko sedang sepi.” 

Pak Candra terus berusaha membujuk Hilda, tanpa kenal lelah. 

“Tetap saja Pak, saya tak bisa duduk diam dan bersantai, sementar teman-teman bekerja.”

Suara lonceng dari pintu depan mengalihkan perhatian semua orang, termasuk Hilda dan Pak Candra.

PLAK !!!

“Dasar Murahan !!!” 

Wanita itu tak segan menampar pipi Hilda, “Hari ini juga kamu saya pecat !!!” 

Bagai tersambar petir di siang bolong, ketika mendengar kalimat pemecatan keluar dari bibir Nyonya Mili, sang pemilik Toko. “Apa salah saya Nyonya?” Taya Hilda sembari memegangi pipinya yang masih terasa perih akibat tamparan Nyonya Mili.

“Pakai nanya lagi, jelas-jelas kamu menggoda suami saya!!!” Nyonya Mili kembali melempar tuduhan.

“Mana ada saya menggoda.”

“Gak usah banyak alasan, banyak saksi matanya, emang dasar janda genit kamu. Minta Maaf sekarang!!!”

Merah padam wajah Hilda, dirinya memang janda, tapi ia selalu menjaga perilakunya, bahkan tak sekalipun ia melirik suami orang, apalagi Pak Candra. 

Demi tetap mempertahankan harga dirinya, Hilda pun berlalu pergi, tak sedikitpun kalimat maaf keluar dari bibirnya. 

Setelah membereskan semua barangnya, Hilda pun pergi tanpa pesangon, bahkan uang gajinya selama 2 minggu bekerja tak ia ambil.

Sepanjang perjalanan menggunakan angkutan umum, air mata Hilda tak henti mengalir, terus beristighfar, mencoba menguatkan diri serta hati yang terlanjur lebur oleh kalimat hinaan yang keluar dari mulut Nyonya Mili. 

Huweeek… 

Hilda kembali memuntahkan isi perutnya, pagi ini ia terbangun dengan rasa mual hebat yang mendera perutnya, sudah beberapa kali ia pergi ke kamar mandi karena tak mungkin muntah di tempat tempat tidur. 

Hilda terduduk di lantai depan pintu kamar mandi, tubuhnya lemas tak bertenaga, perutnya lapar, namun membayangkan makanan membuat perutnya kembali di serang mual. Padahal hari ini ia hendak mendatangi beberapa toko bakery yang membuka lowongan pekerjaan. 

Dengan langkah berat Hilda memutuskan pergi ke Apotek membeli obat mual, dan mungkin membeli sarapan jika ia bisa memakannya. 

“Mbak… saya mau obat untuk mual.” Pinta Hilda setibanya di apotik. 

“Mualnya karena apa ya? Asam lambung? Atau ada penyebab lain?” tanya penjaga Apotik demi memastikan kondisi Hilda. 

“Memang biasanya penyebab mual apa saja ya mbak?” Tanya Hilda yang memang masih awam dengan beberapa penyakit umum. 

“Bisa karena banyak sebab bu, karena konsumsi alkohol berlebihan, asam lambung meningkat, stress, efek samping obat-obatan tertentu, atau… hamil.” Petugas Apotek itu menjelaskan. 

Hilda tercengang mendengar kata terakhir yang diucapkan penjaga Apotek tersebut. Pasalnya dari semua penyebab mual tak satupun yang sesuai dengan kondisi dirinya saat ini, mungkinkah… 

“H… ha… hamil mbak?”

“Iya Bu, mual adalah gejala umum yang biasanya dialami para ibu yang sedang hamil muda.”

Seperti baru saja menerima pukulan benda berat, kepala Hilda mendadak pusing hebat, hamil… tak mungkin, sudah bertahun tahun ia menantikan momen tersebut, namun bayi yang ia harapkan kehadirannya tak kunjung hadir. Jadi bagaimana mungkin percintaan terakhirnya dengan Aldy membuahkan hasil, lebih parahnya lagi kini mereka sudah berpisah. Inikah hikmah dari masa iddah atau masa menunggu bagi seorang wanita selepas perceraian? Itu semua dikarenakan masih ada kemungkinan bahwa ia akan hamil. 

Dan kini Hilda harus menerima kenyataan pahit kembali, bahwa kemungkinan dirinya hamil selepas palu perceraian di ketuk. 

Dengan tangan gemetar Hilda mencelupkan 5 buah alat test kehamilan kedalam cawan kecil berisi urine, detak jantungnya menggila, menantikan saat-saat mendebarkan tersebut, separuh hatinya menolak dan separuh lagi sangat mendambakan kehadiran anak dalam rahimnya. 

“Saya terima nikah dan kawinnya Widyawati Hasibuan binti Hasan Hasibuan, dengan mas kawin tersebut tunai…” Suara Aldy lantang terdengar, menggema di setiap sudut ruangan masjid komplek tempat ia tinggal dan akan kembali mengarungi bahtera rumah tangga kembali bersama Widya mantan kekasihnya. 

Senyum cerah mengembang dari bibir Widya usai mendengar kalimat ijab qobul yang Aldy ucapkan atas dirinya, bahagia hatinya akhirnya ia bisa kembali memiliki pria yang selama ini tak pernah benar-benar hilang dari hatinya. Walau ia harus menyingkirkan Hilda, wanita yang selama ini menjadi pendamping Aldy, tapi siapa yang peduli, toh Aldy juga mengakui hal yang sama, jadi memang sudah seharusnya Hilda yang mengalah. 

Senyum bahagia berbalut doa dari orang orang sekitar mereka, tak sejalan dengan sepasang mata yang kini menatap dengan bulir air mata yang kian deras. Sia-sia sudah kedatangannya, sia-sia ia berharap memperbaiki kembali rumah tangganya, nyatanya kedatangannya justru disambut dengan pemandangan yang kembali berhasil  meluluhlantakkan hati dan perasaannya. 

Dengan senyum pahit yang masih tersungging di bibirnya, Hilda melangkah pergi, membawa lara, serta retak hati yang kembali hancur menjadi kepingan. 

1
C I W I
Luar biasa
Mak e Tongblung
luar biasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Benar" gak tahu balas Budi 😤
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh Bram" udah miskin di penjara pula 😜
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Nah loh ketahuan,rasain tuh 🤪
Sulis Tyawati
jgn sampai ibu peri sebenarnya mami nia
Sulis Tyawati
pada hal bram yg menularkan hiv pada widya, kan dia suka gelap celup
Sulis Tyawati
Hilda hamil tuh
Sulis Tyawati
tuh kan, apa kata q. jd sinetron bgt ceritanya
moon❣️: silahkan berhenti!! othor gak maksa siapapun untuk baca cerita othor.

terima kasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
Sulis Tyawati
ikkkhhhhh males banget kalo cerita nya hrs berbelit2,,, tr ada halangan lg dri widya
Sulis Tyawati
dsr org tua g tau diri si johan
Lala lala
aldi msh cinta sm mantan its okey...tapi msh mengejar mantan itu bodoh..sdh sering dibohongi soal uang masih sj diam..skrg dikhianati hancur kan..coba dr awal buang.
andai..andai.. dan andai sj otakmu skrg
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rasain 🤪
Sulis Tyawati
emg bego si aldy ini,,, coba cek rekening mu.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Benar" serakah kamu Widya 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Pasti pengen duitnya doang tuh 😏
Sulis Tyawati
kamu hrs kuat Hilda, tunjukan sama aldy juda widya kamu mampu hidup
Mak e Tongblung
waduh... janganlah pak
Lala lala
gimana si widya ambil uang , apa atm nya ganti baru pake sogok.. kan buku sm aldi
Mak e Tongblung
bohong, ini anak lelaki yg tempo hari kenalan di supermarket
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!