Pangeran Duyung

"Nggak usah repot-repot ngurusin orang tuaku, Ndri! Mereka udah jadi urusan aku! Lebih baik kamu pergi, bila perlu gak usah gangguin hidup aku lagi!"

Entah keberapa kalinya Jesslyn melemparkan sebuah peringatan keras. Matanya yang bulat melotot, pertanda ia benar-benar lelah dengan sikap Andri yang terus mengganggunya tanpa henti.

Bukannya menyerah, Andri malah marah-marah. "Kamu tuh, ya, Jess! Dasar cewek gak tau diuntung. Sudah baik aku menawarkan diri untuk membantumu, tapi kamu malah memperlakukanku dengan tidak sopan seperti ini!"

Mendengar Andri bicara seperti itu, Jesslyn tertawa jijik. "Memangnya siapa yang minta dibantu? Dari pada aku minta bantuan cowok mesumers seperti kamu, lebih aku gak usah nikah aja selamanya!"

"Oh, jadi kamu menganggap aku lebih hina dibandingkan kamu cuma gara-gara aku selingkuh sama Melinda?"

Jesslyn memutar kedua bola mata sambil melipat tangannya di depan dada. "Ya iyalah! Sejak kapan orang yang selingkuh patut dibanggakan?"

"Kalo aku hina di mata kamu terus kira-kira kamu layak disebut apa, Jess? Udah selingkuh, hamil diluar nikah, coba bayangin lebih hina mana aku sama kamu?"

"Jaga mulut kamu ya, Ndri! Udah aku bilang berapa kalo aku gak pernah selingkuh! Jangan samain aku sama kamu yang gak tau diri! "

"Siapa yang nyamain kamu? Fakta jelas membuktikan bahwa kamu lebih hina dari aku ya, Jess! Kamu hamil tiga bulan, itu artinya sebelum kita putus kamu sudah selingkuh duluan! Dan yang paling parah, sekarang kamu hamil tanpa tahu siapa pria yang ngehamilin! Kurang murahan apa lagi kamu?" ejek pria itu tak mau kalah.

Plak!

Plak!

Plak!

Tiga tamparan sekaligus melayang di pipi Andri. "Sekali lagi aku tegasin! Aku gak pernah selingkuh!" tandas gadis itu.

Suara Jesslyn mulai tidak terkontrol. Beberapa orang yang penasaran menatap Andri dan Jesslyn sambil melakukan bisik bisik tetangga. Tak lupa ada hengpon jadul yang merekam kejadian ini untuk diunggah ke sosial media.

"Jesslyn!" Rumi menarik lengan gadis itu secepat kilat. "Kamu nggak liat anak-anak pada ngeliatin kalian berdua? Ngapain berantem di tempat umum?"

Jesslyn menoleh saat Rumi menyentaknya tiba-tiba. Pandangannya terlihat bingung dan linglung saat melihat ke sekeliling ternyata sudah banyak orang yang berkerumun melihat pertengkaran mereka berdua.

"Perasaan tadi masih sepi, kenapa sekarang jadi banyak yang ngumpul gini?" gumam gadis itu sambil menggaruk kepala belakangnya yang memang terasa gatal tiba-tiba.

"Aiskh! Sial!" Rumi menggeram. Sambil menahan malu luar biasa, dia terus menarik Jesslyn, membelah kerumunan dan segera menjauh dari tempat itu. Sementara Andri berjalan ke lawan arah. Ia terlihat stay cool seolah tidak ada sesuatu yang terjadi kepadanya tadi.

"Kamu itu apa-apaan si, Jess? Ngapain berantem di tempat umum. Gimana kalau dosen liat kelakuan kalian berdua? Emang kamu mau di DO?"

"Perasaan tadi sepi, Rum! Nggak taunya tiba-tiba rame." Jesslyn mencoba membela diri. Kini mereka sedang berjalan ke luar kampus tanpa arah tujuan pasti.

"Sesepi apa pun kampus tetep aja banyak orang, Jess! Gimana tadi kalau aku nggak narik kamu pergi? Mungkin urusannya bakal lebih panjang dari ini!"

"Iya, iya, maaf! Lagian Andri dulu yang mancing aku, Rum! Karena aku nggak mau diajak nikah sama dia, eh, dianya malah ngatain aku yang engga-engga!"

"Cowok itu emang beber-bener ya! Kamu tenang aja, aku pastiin abis ini Andri gak akan berani gangguin kamu!"

"Eh, seriusan, gimana caranya?"

"Pokonya kamu tenang aja, gak usah banyak tanya, intinya aku pastiin dia gak akan gangguin kamu," ucap Rumi sungguh-sungguh.

***