"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Plakk...
Suara tamparan keras menggema memenuhi ruangan apartemen milik Gabriel. Seketika membuat wajah pria itu memerah.
Karina yang melakukannya. Dia menampar wajah Gabriel dengan sangat keras.
Saat ini Karina sedang bertengkar dengan Gabriel, setelah memergoki pria itu sedang bermesraan dengan seorang wanita. Membuat wanita tersebut terburu-buru pergi dari sana. Tak ingin terlibat dengan pertengkaran mereka.
Karina sangat marah setelah mendengar perkataan Gabriel yang dengan santainya mengatakan bahwa dia hanya bermain-main dengan Karina. Bahkan Gabriel mengakui bahwa dia sama sekali tidak memiliki perasaan padanya.
"Jadi selama ini kamu hanya bermain-main denganku?" bentak Karina dengan penuh amarah. Nafasnya bergemuruh, menahan amarah yang kian bergejolak di dalam dada.
Gabriel tak langsung menjawab. Dia sedikit meringis sambil memegang wajahnya yang terasa sakit, bekas tamparan Karina. Setelah itu dia menjawab pertanyaan dari Karina dengan tenang, "Ya, memang benar. Aku hanya ingin bermain-main denganmu. Aku tidak pernah menjalani hubungan yang serius dengan seorang wanita."
Meskipun sebenarnya sampai kini Gabriel masih berharap bisa balikan lagi dengan Evelyn. Mungkin diantara semua wanita yang pernah dia kencani, hanya Evelyn satu-satunya wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Bahkan hampir semua wanita yang berkencan dengannya sudah tahu Gabriel seperti apa. Hubungan mereka hanya sebatas untuk bersenang-senang saja.
Jawaban dari Gabriel membuat amarah Karina meletup-letup. Dia mengguncang-guncang tubuh Gabriel. Sangat tidak terima dengan pengkhianatan yang Gabriel lakukan padanya. "Setelah puas meniduriku, kamu bisa seenaknya bicara begitu padaku, heuh? Apa kamu lupa, aku sudah memberikan apapun yang kamu inginkan?"
Gabriel masih menanggapi Karina dengan santai. Dia sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang sudah dia lakukan pada Karina. "Memang aku seperti ini. Jika aku disuruh memilih untuk mencintai seorang wanita. Bukan kamu orangnya. Kamu terlalu tua untukku. Bisa gak sih kita have fun aja? Gak usah berharap serius dengan hubungan kita. Lagian kamu yang memulai, kamu yang mengajak aku berkencan. Kenapa kamu jadi menyalahkan aku?"
Karina sangat muak mendengarnya, sampai dia meludahi wajah Gabriel. "Cuiihh! Jangan pernah muncul lagi dihadapanku. Aku sangat kecewa padamu, Gabriel."
Gabriel hanya mendengus kesal sambil mengusap wajahnya dengan tangan. Kemudian dia menatap tajam pada Karina.
Karina segera pergi dari apartemen Gabriel dengan perasaan terluka. Saat ini dia sedang berada di basement. Wanita itu menangis terisak-isak di dalam mobil, sambil menempelkan keningnya pada setir.
"Devano..."
Akhirnya Karina menyadari tidak ada yang setulus Devano. Hanya Devano satu-satunya pria yang sangat tulus mencintainya. Bahkan pria itu sangat tergila-gila padanya.
Ternyata selama ini dia telah termakan bujuk rayu Gabriel, sampai dia tega mengabaikan Devano yang sangat tulus mencintainya. Bahkan dia telah menolak lamaran Devano, padahal Devano sengaja datang ke Paris untuk bertemu dengannya.
Karina merasa beruntung. Dia belum sempat mengakhiri hubungannya dengan Devano. Hubungan mereka belum berakhir. Devano sangat mencintainya, pasti dengan mudahnya Devano akan memaafkan kesalahannya.
"Kamu benar-benar bodoh, Karina. Kenapa bisa kamu menyia-nyiakan Devano yang sangat tulus mencintaimu?" Karina sedang memaki-maki dirinya sendiri.
"Devano lebih segalanya dari Gabriel. Sangat bodoh jika aku lebih memilih Gabriel dibandingkan dengan Devano. Bahkan Devano cinta mati sama aku. Aku gak boleh kehilangan dia."