NovelToon NovelToon
Sepupuku Suamiku.

Sepupuku Suamiku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:53k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

Kepergok berduaan di dalam mobil di daerah yang jauh dari pemukiman warga membuat Zaliva Andira dan Mahardika yang merupakan saudara sepupu terpaksa harus menikah akibat desakan warga kampung yang merasa keduanya telah melakukan tindakan tak senonoh dikampung mereka.

Akankah pernikahan Za dan Dika bertahan atau justru berakhir, mengingat selama ini Za selalu berpikir Mahardika buaya darat yang memiliki banyak kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3.

Hari keberangkatan Za ke ibukota guna ikut bersama sang suami pun tiba. Dengan di antarkan oleh semua anggota keluarganya, Za hendak bertolak meninggalkan kota kelahirannya menuju kota Jakarta. Sebenarnya di ibukota ada Oma dan juga pamannya, karena aslinya sang ayah berasal dari ibukota hanya saja menetap di kota Surabaya guna mengurus salah satu cabang perusahaan Sanjaya Group yang ada di kota ini.

"Pah....mah....Za pamit." Zaliva menyalami ayah dan ibunya bergantian.

"Iya, sayang. Jaga diri kamu baik-baik di sana, Za!." pesan mama Thalia seraya mengusap lembut puncak kepala Za. Begitu pula dengan papa Rasya, cukup lama pria itu memeluk putrinya. "Jaga dirimu baik-baik, nak!."

Zaliva mengangguk mengiyakan.

"Bang, Za pamit." Za memeluk Faras, tanpa sadar air mata yang sejak tadi dibendung akhirnya lolos membasahi pipi gadis itu.

"Hm." tanpa di sadari oleh Za da-da Faras serasa ingin meledak menahan sesak melepas kepergian salah satu adik kembarnya itu.

"Zi, kakak pergi dulu, nanti kalau kamu kangen jangan lupa hubungi kakak ya!." Pamit Za. di bibir terukir senyuman, namun sorot mata tak dapat berbohong. Sebagai saudari kembar Za, Zi seakan dapat merasakan kesedihan Za saat akan berpisah dari keluarganya.

"Iya, kak. Kakak baik-baik di sana!." pesan Zi. Mungkin bagi orang lain perpisahan mereka terlihat berlebihan, tetapi bagi Za yang sebelumnya tak pernah jauh dari keluarganya, perpisahan ini terasa begitu berat, terlebih yang diikuti olehnya adalah pria yang tidak dicintai dan juga tidak mencintainya. Za sendiri masih belum tahu kehidupan seperti apa yang akan dijalaninya nanti di tempat barunya.

"Kakak ipar, aku pamit. Jangan lupa menjaga keponakanku dengan baik! Dan jika dia menginginkan sesuatu dari aunty nya, katakan saja padanya jika aunty nya sedang pergi, jadi tidak bisa menuruti keinginannya!." Za berucap dengan disertai senyum, lebih tepatnya senyum palsu agar ia terlihat baik-baik saja didepan semuanya. Ya, Za berpesan demikian karena Inara kerap kali meminta sesuatu yang aneh-aneh darinya, dengan alasan bayi dalam perutnya yang menginginkannya.

Inara hanya mengangguk sebab da-danya sudah terasa sesak menahan tangis.

Sebelum memasuki terminal keberangkatan, mama Thalia kembali menitipkan Za pada sahabat baiknya. "Ri, aku titip putriku!."

"Kau tidak perlu khawatir Thalia, aku pasti akan menjaga Za dengan baik!." balas Mama Riri, kemudian memeluk sahabatnya itu barang sejenak, sebelum sesaat kemudian berlalu, memasuki terminal keberangkatan menuju kota Jakarta.

Mahardika yang sejak tadi hanya diam, ternyata memperhatikan semuanya, terutama pengorbanan Za meninggalkan keluarganya demi ikut bersama dirinya. Walaupun Za ikut bersamanya bukan murni keinginan gadis itu, melainkan perintah dari orang tua serta abangnya, namun tetap saja Faktanya Za berpisah dengan keluarganya dan itu tidak mudah, begitu pikir Mahardika.

Tentu saja ketika berada di dalam pesawat, kursi yang ditempati oleh Za bersebelahan dengan kursi yang ditempati oleh Mahardika. Sementara papa Okta dan Mama Riri menempati kursi yang ada di deretan depan keduanya.

"Tidurlah jika kau lelah, sayang!." Untuk pertama kalinya Mahardika menyebut Za dengan sebutan sayang dan itu berhasil membuat kedua bola mata Za membulat dengan sempurna saking kagetnya.

Kalau saja posisi mertuanya jauh dari mereka, mungkin Za sudah mengumpat Mahardika akibat panggilan barunya itu.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam akhirnya pesawat yang mereka tumpangi tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta.

Kedatangan mereka disambut oleh asisten pribadi Mahardika yang sudah sejak tadi menanti di bandara. Di sepanjang perjalanan Zaliva hanya mengarahkan pandangan ke jendela samping, bukan untuk menikmati pemandangan tetapi sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Setibanya di rumah, Za di perkenalkan oleh mama Riri Sebagai menantunya kepada beberapa orang asisten rumah tangga dan juga pekerja lainnya yang ada di rumah itu.

"Mang, tolong antaran koper milik istriku ke kamar!." titah Mahardika pada mang Dodo, pria yang bekerja sebagai sopir di keluarganya.

"Baik, den." jawab Mang Dodo, kemudian berlalu, hendak melaksanakan tugas dari Mahardika.

Setelahnya, mama Riri pun meminta Mahardika untuk mengajak Zaliva ke kamarnya.

Setibanya di depan kamarnya yang berada dilantai dua, Mahardika membukakan pintu dan mempersilahkan Za masuk ke dalam. "Masuklah! Ini kamar kita." Ujar Mahardika.

Za mengayunkan langkah seraya mengedarkan pandangan ke seisi ruangan. Kamar yang luar dengan satu tempat tidur berukuran king size, ada tiga buah lemari pakaian, di sudut ruangan terlihat koleksi buku yang tersusun rapi di raknya, beberapa koleksi Foto Mahardika yang menggantung pada dinding kamar, dan ada pula satu buah sofa berhadapan dengan posisi televisi yang menggantung pada dinding kamar, serta di sisi lain ruangan terdapat sebuah pintu yang bisa dipastikan adalah pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut.

"Jika butuh sesuatu beritahu padaku!."

Zaliva hanya diam saja. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu sehingga tak menyadari perkataan Mahardika.

Setelahnya, Mahardika pamit ke ruang kerjanya. Beberapa hari berada di Surabaya membuat pekerjaan Mahardika sedikit menumpuk.

"Suami kamu mana, sayang?." tanya mama Riri, melihat Za tiba di meja makan seorang diri tanpa Mahardika.

"Siang tadi mas Dika pamit ke ruang kerjanya, mah." Jawab Zaliva apa adanya. Ya, sejak berpamitan ke ruang kerjanya siang tadi, hingga sekarang Mahardika belum juga kembali ke kamar.

Mendengar itu mama Riri lantas meminta Za memanggil Dika di ruang kerjanya. Za yang belum tahu di mana persis letak ruang kerja Mahardika hanya bergerak sesuai dengan arahan dari mama Riri.

"Sepertinya ini ruangannya." lirih Za seraya mendekat ke ruangan tersebut.

"Tok....tok...tok...." setelah mengetuk pintu dan mendapat sahutan dari dalam, Za lantas memutar handle pintu ruangan tersebut.

"Mama memintaku memanggil kamu buat makan malam." Mahardika yang tadinya berpikir bibi yang datang, sontak saja mengangkat pandangan dari berkas dihadapannya saat mendengar suara Zaliva.

Mahardika yang tengah serius bekerja tersebut pun langsung menutup berkas dihadapannya kemudian bangkit dari duduknya, menghampiri Za yang masih berdiri di ambang pintu. Setibanya dihadapan Za, Mahardika mengulurkan tangannya merangkul pundak Za, tindakan yang baru pertama kali dilakukan oleh Mahardika."Ayo!."Ajaknya. Za yang sedang tak ingin berdebat lantas membiarkan posisi tangan besar milik Mahardika tetap merangkul pundaknya hingga mereka tiba di meja makan.

"Mama tahu pekerjaan kamu banyak, tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya saja meninggalkan istri kamu sendirian di kamar, Dika. Apalagi istri kamu belum terbiasa dengan suasana di rumah ini." mama Riri jadi gemas sendiri pada putranya yang gila kerja itu.

"Maafin Dika, mah. Lagian kalau Dika nggak kerja entar istri Dika mau dikasi makan apa?"

Deg.

Za terpaku mendengar jawaban Mahardika. Walaupun mereka menikah akibat kepergok warga tapi Mahardika serius ingin memulai rumah tangga bersamanya, pria itu bahkan sadar betul akan tanggung jawabnya sebagai seorang suami.

Mama Riri hanya bisa menghela napas mendengar jawaban putranya, mengingat apa yang dikatakan Mahardika ada benarnya.

1
Felycia R. Fernandez
masih aja gengsi se gede gunung ya Za 😆😆😆😆
bener nih kata papa Okta,baru juga ditinggal sebentar udah sedih...
gimana nanti jika pisah beneran...
Felycia R. Fernandez
kayaknya iya nih dokter Yuli jadi ipar nya Zaliva 😆
Anonymous
Zalifa sudah jatuh cinta
secret
smg dokter yuli bkl jd ibu sambung zaki
Desmeri epy Epy
dobel up dong Thor
Felycia R. Fernandez
makasih kk Thor Selvi 🙏
secret
smg segera keluar dehh 3 kata ajaib dri kalian, biar mkin plong jalanin hubungannyaa
irma hidayat
jangan sampai disingapor ada pelakor thor
irma hidayat
akan abil +dr yuli kalau ya moga jadi baik
Ariany Sudjana
kalau gini Yuli akan jadi sama Abil
Dinarra
makasiii kaka udah crazy up yaa❤️
Selvia: sama-sama syg....jngn lupa untuk ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya.....
total 1 replies
Dwi ratna
ngmng dong dik klo za cinta pertamamu
Selvia: jangan lupa untuk ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya
total 1 replies
Supryatin 123
thank Thor ngasih up nya bnyak bingit.lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪.
zheny pudji
wachhhhh....seneng banget up nya hari ini bnyak thanks kak
Selvia: sama-sama syg, jngan lupa ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya....😅
total 1 replies
Rita Susanti
makasih thor hari ini upnya ngebut nih/Good//Good/
Selvia: sama-sama syg...jangan lupa ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya....😅
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
yg ada tantrum guling2 tuh si dika 🤣🤣
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
jodohnya yuli kah?
Wahyuni Riansyah RO
cerita yang bagus dan menarik....selalu di tunggu update nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!