Lelah dengan pertanyaan "Kapan menikah" Dari kedua orang tuanya. Joe Erlangga justru menyeret dan menawarkan sebuah pernikahan dengan seorang gadis yang selalu di buat makan hati oleh kekasihnya.
Tissa Andriana, Gadis cantik yang sudah memiliki kekasih itu terpaksa menerima tawaran Joe. Memutuskan sang kekasih yang selama lima tahun ini tanpa ada kepastian dan justru menyakiti nya dengan dekat dengan wanita lain selain dirinya.
••••••
" Apakah pernikahan ini semacam pernikahan kontrak?" Tissa Andriana.
"No! Tidak ada pernikahan kontrak diantara kita. Aku ingin menikah sekali seumur hidupku dan itu bersamamu.." Joe Erlangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Di Anggap
"Mas.. kok aku deg-degan ya.. " Sepanjang jalan Cecil tak bisa diam. Gadis itu memegang dadanya seolah merasa tak siap bertemu dengan keluarga Elfan.
Elfan meraih tangan Cecil menggenggam tangan tersebut dengan begitu eratnya. Cecil tersenyum malu, Dia merasa salah tingkah dan tak salah telah jatuh cinta kepada pria ini..
"Kamu tenang aja.. Semua keluarga aku baik kok.. Kamu jangan khawatir.." Cecil pun tersenyum senang. Mobil terus melaju, Hingga tak lama kemudian kendaraan roda empat itu telah sampai di rumah Elfan.
"Ayo masuk.."
"Iya..
Sementara di dalam sana, Tissa merasa tenang dan lega karena akhirnya orang yang di tunggu-tunggu telah tiba.
"Selamat malam.."
Tissa tersenyum tipis begitu mendengar suara sang kekasih, Namun senyum tersebut harus luntur karena Elfan tidak pulang sendiri melainkan membawa seseorang. Kedua tangan Tissa terkepal.
"Elfan? Kenapa kamu bawa dia...
Tatapan mata Elfan dan Tissa bertemu detik itu juga. Ada kekecewaan di mata kekasihnya yang telah terjalin selama bertahun-tahun itu.
"Mas.. Aku malu.." Bisik Cecil, Dia berkata manja karena sadar kalau Elfan tengah menatap Tissa. Cecil tidak mau pujaan hatinya kembali berpaling.
"Loh Elfan, Kamu baru pulang?" Wati bangkit dari duduknya. Dia menyambut sang putra yang telah datang dan membawa seseorang.
"Iya Bu, Banyak pekerjaan di kantor makanya pulangnya telat. Tapi untung ada Cecil yang siap bantu, Kalau enggak mungkin aku akan pulang tengah malam nanti, Benarkan Cecil?" Elfan menatap Cecil. Wanita itu mengangguk mengiyakan.
"Jadi ini yang namanya Cecil.. Ya, Ampun.. Kamu itu ternyata cantik juga ya. Yang pastinya pintar sekali.. Elfan banyak cerita tentang kamu akhir-akhir ini.."
Deg!
"Ohya? Kamu serius Mas? Jadi kamu sering cerita tentang aku ke ibu kamu..?" Cecil medongak menatap wajah tampan Elfan.
"Iya, Katanya kamu itu gadis yang cantik, Pintar lagi.. Dan terbukti kan, Kamu bela-belain bantu Elfan lembur. Kalian ini memang cocok sekali..
"Iya mbak.. Jujur sih Elfan lebih cocok sama yang ini daripada yang..
"Bibi udah, Mending sekarang kita mulai makan malamnya. Aku udah laper seharian kerja.." Ucap Elfan memotong ucapan ibu dan Bibinya itu. Pria itu melirik Tissa yang masih berdiri disana.
Tanpa mereka tahu, Kedua tangan Tissa terkepal erat seolah ingin menonjok seseorang saat ini.
Bukankah dia yang kekasih Elfan? Harusnya dia kan yang di sambut dengan baik, Tapi kenapa mereka justru menyambut Cecil seakan akan Cecil lah calon istri Elfan yang sebenarnya.
"Ayo kak, Kita makan malam dulu.." Ajak Ussi kepada Tissa, Wanita itu menurut. Begitu telah sampai di ruang makan, Elfan menarik kursi yang akan di duduki oleh Cecil.
"Makasih Mas.." Cecil duduk di kursi yang biasa Tissa duduki. Pria itu bahkan tak melihat ke arahnya.
"Ya ampun.. Tissa, Kursinya sudah kosong. Kamu gak kebagian tempat duduk, Gimana kalau kamu makan di dapur aja.." Ucap Wati pada Tissa, Wanita itu hanya diam menatap Cecil yang masih duduk diam di kursinya. Dengan gerakan kasar Tissa menarik tangan Cecil membuat wanita itu bangkit.
"Aaaa..
"Tissa!" Semua orang berseru melihat tingkah Tissa kali ini. Dengan gerakan yang anggun, Tissa duduk.
"Maaf ya.. Kursinya sudah kosong. Kami bisa makan di lantai kalau mau.." Cecil menatap Elfan seolah minta bantuan pria itu.
"Tissa kamu apa-apaan sih.. " Elfan beranjak, Pria itu pergi untuk mengambil kursi yang lain.
"Tissa! Kamu itu tidak sopan ya.." Kata Dedi, Paman Elfan.
"Iya, Gak punya aturan.. " Sinis istri Dedi. Tissa melipat lengannya di dada.
" Dia hanya tamu yang tidak di undang disini.. " Ucapnya datar. Ketika hendak menjawab, Elfan keburu datang dengan membawa kursi untuk Cecil.
"Silahkan Cecil..
"Terima kasih Mas.." Cecil melihat Tissa dan tersenyum sinis. Ia merasa menang kali ini..
Makan malam hendak di mulai. Mereka meraih menu makanan yang sudah tersaji.
"Mbak, Kalau cari mantu itu yang setara mbak.. Contohnya Elfan sama Cecil. Mereka sama-sama bekerja di perusahaan.." Ucap Bibi Elfan.. " Kalau kerja di butik kayak gimana gitu.." Bibi Elfan melirik Tissa yang masih diam.
"Tapi meskipun aku bekerja di butik gajiku lebih besar dari gaji Elfan Bibi.. " Tissa angkat bicara. Perasaan semua keluarga Elfan sejak tadi tak menganggapnya dan hanya Cecil yang di utamakan dan di puja-puja. Kini saatnya Tissa membalas ucapan itu.
"Kalian sejak tadi meremehkan ku.. Kalian tahu tidak? Perusahaan tempat Elfan dan wanita itu bekerja itu memang sudah berdiri selama dua puluh tahunan. Tapi sayangnya tidak sebesar Perusahaan lainnya. Berbeda dengan butik dimana aku bekerja.. Rose in Fashion telah berdiri selama puluhan tahun. Di dirikan pertama kali di negara L.A. Dan punya cabang puluhan lebih.. Coba kalian sekali kali pergi kesana, Banyak pakaian dengan merk yang mendunia. Ada juga baju yang seharga rumah ini, Benarkan Elfan?" Elfan tak menjawab. Begitupun dengan para keluarga pria itu yang berbincang sendiri mengabaikan penjelasan Tissa tadi.
"Mas.. Mas kan tahu kalau aku tidak bisa makan makanan laut. Tapi kenapa rata-rata menunya dari laut semua.." Lagi dan lagi Cecil berulah mengalihkan pembicaraan dengan memprotes menu makanan yang di masak oleh Tissa.
"Ohya, Ini siapa yang masak?
"Aku, Kenapa?
"Ya, Seharusnya kamu jangan masak makanan laut aja dong.. Tissa gak bisa makan makanan laut katanya" Wati ikut angkat bicara, Menu yang di masak Tissa memang lumayan banyak.
Ada ayam goreng pedas manis, Sayur kangkung, Tumis cumi pedas, Udang bakar, Serta seafood juga..
"Kalo gak suka gak usah di makan.." Ucap Tissa, Dia beranjak. Ia sudah lelah dengan sikap keluarga ini. Belum lagi Elfan yang tak membelanya sama sekali malam ini.
Tissa yang biasa datang ke rumah itu telah hafal. Dia mengambil kotak wadah. Tissa memasukan semua makanan yang katanya dari laut itu ke dalam wadah tersebut.
"Loh? Mau di bawa kemana makanan ini.." Wati kaget karena Tissa memasukan semua makanan lautnya le dalam wadah tersebut.
"Aku akan bawa pulang makanan ini, Toh kalian gak suka kan? Mubadzir dong kalau di buang. Lagipula sebagian dari semua ini aku tadi yang belanja. Dan maaf Elfan, Aku pamit pulang dulu.." Tissa melangkah hendak keluar dari ruang makan itu, Namun..
"Mana kunci mobil.. " Tissa meminta kunci mobilnya pada pria itu.
"Kunci mobil apa Tissa?" Elfan pura-pura tidak tahu.
"Gak usah pura-pura bego deh! Ya, Kunci mobil yang tadi kamu bawa buat satu mobil sama wanita ini." Elfan menoleh kesana kemari, Cecil yang melihat itu langsung berdiri.
"Kalau kamu mau pulang, pulang aja. Jangan pinjem mobil Mas Elfan. Nanti lecet, Mana masih baru lagi.." Ucap Cecil yang tak tahu kalau mobil yang ia duduki tiap hari itu milik Tissa.
"Apa yang di katakan Cecil benar. Kalau mau pulang..
"Elfan mana kunci mobil ku.. Ingat ya! Kamu itu cuma pinjem!!
"APA!?
"PINJAM!??
•
•
•
TBC
Mending pulang ke rumah paman mu lagi lbh nyaman tnpa ribut
Biarkan mereka itu bahagia dan hancur lebur di buat Joe Erlangga🤣