"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Ariana menatap pintu kamar Kenzie yang sudah tertutup dengan bingung, dia benar-benar tidak paham.
Kepala pelayan rumah tangga itu datang.
"Dokter Messa, mungkin Tuan muda kita sudah lelah, Dokter boleh pulang," ucap pelayan itu melirik Ariana.
Ariana mengangguk setuju. Sebelum ia berangkat pagi tadi, Ariana sudah berjanji kepada ketiga anaknya, untuk membawa mereka ke taman kanak-kanak, ia akan segera pulang.
"Oke, aku akan datang lagi besok."
Siang harinya, ketika Daniel pulang ke rumah, pulang dari kantor, Ariana sudah pergi.
Kepala pelayan menceritakan, apa yang terjadi dengan Kenzie dan Ariana hari ini.
"Iya, Kenzie membuang muka saat dokter Messa menatapnya, lalu ia membanting pintu dengan keras."
Mendengar cerita pelayan itu, Daniel merasa senang dan sangat puas.
Pasti Ariana membuat Kenzie marah. Sangat bagus! Daniel tampak tersenyum.
Wanita itu cukup hebat jika membuat seseorang jengkel. Nanti jika Kenzie sudah sembuh, aku yakin, Kenzie tidak ingin melihatnya lagi.
......................
Ariana mengantar ketiga anaknya ke taman kanak-kanak. Kemudian buru-buru membeli kue untuk di bawa ke Mansion Mewah itu.
Teringat waktu itu, ia mengantar Revi membeli kue. Ia melihat Daniel juga membeli kue, Kenzie pasti menyukai kue-kue itu.
Jadi dia sengaja membeli kue hari ini untuk Kenzie.
Kenzie mengernyitkan kening, saat dia melihat dokter Messa membawa kue.
Tadi dokter ini pura-pura kalah dalam perlombaan meretas. Sekarang dia kembali dan membawa kue untuknya. Dia pasti mempunyai maksud lain di balik ini semua.
"Kenzie, aku membeli kue untuk mu."
Dengan hati yang senang, Ariana memberikan kue itu pada Kenzie.
Kenzie menatapnya dengan waspada.
"Tidak perlu." Bocah itu langsung membuang mukanya ke samping.
Tangan Ariana yang memegang kue itu berhenti di udara, dengan enggan ia menariknya kembali.
Daniel yang menyaksikan dari samping, tampak menghela napasnya, dan merasa Ariana pantas mendapatkannya.
Terlalu norak jika ingin menunjukkan kasih sayang kepada Kenzie hanya dengan memberinya kue.
"Dokter Messa, kau hanya perlu melakukan tugasmu dengan baik! Adapun urusan putraku yang lain, kau tidak perlu memperhatikannya!"
Ariana menoleh dan menatap wajah pria yang angkuh dan sombong itu. Hatinya ingin meledak karena marah.
Pria ini. Saya berharap Kenzie membencinya!
Brengsek!
Daniel dengan sengaja mengeluarkan senyumannya yang sangat manis.
"Pak Daniel, anda benar, saya akan merawat penyakit Kenzie dengan baik."
"Terimakasih atas pengertiannya."
Bibir Daniel melengkung keatas, sembari menatap Ariana penuh arti, kemudian berjalan keluar dengan jaketnya.
"Baiklah, mari kita mulai."
Kata-kata Kenzie kembali menarik Ariana ke dunia nyata. Ariana menghela napas, kemudian mengikuti Kenzie dari belakang masuk ke kamar.
Selama proses akupuntur sampai dengan selesai, Kenzie tidak mengeluh sedikitpun. Setelah selesai, Kenzie mengajak dokter Messa untuk mulai berlatih meretas lagi dengannya.
Ariana terlihat ragu, Karena Deffa pergi ke taman kanak-kanak, dan Deffan harus berada di dalam kelas, jadi tidak ada yang dapat membantunya hari ini.
"Kenapa? Kau tidak berani berlatih lagi?"
"Betul Kenzie, tehnik mu sangat hebat, aku rela menyerah."
Kenzie menatapnya malas lalu tersenyum dingin seperti papanya.
"Munafik."
Ini bukan munafik, tapi kebohongan, ilmu peretas yang dia katakan bisa itu, itu adalah kebohongan.
Dia juga tidak keberatan jika Kenzie menuduhnya berbohong.
"Kenzie aku sudah membeli kue ini, kenapa tidak kau makan juga?"
Kenzie meliriknya, kemudian mengabaikannya.
Ariana tiba-tiba teringat dengan si kecil Revi yang tukang makan di rumahnya. Jika Revi memakan kue itu di depan Kenzie, Apakah Kenzie setamak Revi?
Teringat akan hal ini, Ariana mencoba dengan ide ini, apakah Kenzie masih menolak atau Idak?
Ariana segera membuka kotak kue itu dan mengambil sebuah kue keju, lalu ia memakannya di samping Kenzie dengan riang menikmati kue tersebut.
Kenzie hanya meliriknya sekilas, lalu berjalan keatas meninggalkan Ariana.
Ariana tidak putus asa, ia mengikuti Kenzie, karena dia tau, ini adalah kue kesukaan Kenzie, maka dia berharap, Kenzie mau memakannya, walaupun hanya sedikit saja, Ariana akan sangat senang.
Tapi sayangnya, Baru saja ia sampai di lantai atas, Kenzie sudah menghalanginya. Kenzie meminta dia jangan mendekatinya.
"Kenzie, jika kamu memang suka dengan kue ini, kau boleh memakannya ...."
Sebelum ia selesai bicara, Ariana mendengar Kenzie menelpon Daniel, kemudian dia mengatakan, bahwa dia memiliki niat buruk, terhadapnya, dokter ini tidak perlu datang lagi besok.
"Kenzie ..., kau ...."
"Papa pasti akan menyetujuinya."
Kenzie memberinya tatapan penuh dengan keyakinan, kemudian ia berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah.
Ariana tampak bingung, detik berikutnya, ponsel Ariana berdering dengan nyaring.
"Dokter Messa! sepertinya Kenzie tidak menyukai mu."
Daniel sudah lama menunggu momen ini.
"Pak Daniel, penyakit Kenzie belum sembuh total, saya tidak bisa pergi begitu saja."
Daniel tersenyum dingin. "Tidak ada gunanya memberitahu ku, intinya adalah Kenzie. Dia yang memutuskan tidak ingin di rawat oleh mu, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa."
Dia yang memutuskan?
Jika bukan karena Daniel yang selalu memberitahu Kenzie bahwa wanita adalah bohong, Kenzie juga tidak akan melakukan ini padanya.
Namun, dari semua ini dia hanya menyalahkan dirinya sendiri. Jika bukan karena keadaan ekonomi, Ariana tidak akan pernah mengirim Kenzie kerumah keluarga Mahesa.
Tapi sekarang, dia sudah menjadi dokter Messa yang hebat dan terkenal, dia harus menyembuhkan penyakit yang di derita Kenzie.
"Pak Daniel, aku akan membujuk Kenzie, beri saya kesempatan sekali lagi."
Suara Ariana terdengar sedang memohon. Mengingat penyakit Kenzie masih harus di sembuhkan, Daniel juga tidak berniat untuk cepat-cepat mengusir Ariana, ia sengaja terdiam lama sebelum menjawab dengan dingin.
"Apakah kau bisa tetap tinggal itu tergantung dengan kemampuan mu sendiri. Bukan aku yang dapat memutuskan untuk memberimu kesempatan atau tidak, tetap oleh Kenzie."
Setelah bicara, Daniel memutuskan telpon secara sepihak.
Ariana menarik napasnya dalam-dalam. Selagi Daniel tidak bersikeras memintanya pergi, maka masih ada harapan Ariana untuk membujuk Kenzie.
Jika hanya membujuk anak seumur jagung saja ia tidak bisa, maka Ariana benar-benar merasa tidak berguna sama sekali.
Tetapi Kenzie adalah anak yang sangat keras kepala, dingin dan sombong, bagaimana aku harus menghadapinya?
Ariana berpikir keras.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa, jika anda mengenal diri anda sendiri dan juga mengenal musuh. maka, anda tidak akan berada dalam bahaya. Aku harus mencari tau, apa yang suka dan tidak di sukai oleh Kenzie.
Ariana melihat kepala rumah tangga itu berada di dapur, ia pura-pura mengambil air minum, lalu meneguknya sedikit demi sedikit.
Kepala rumah tangga itu masih sangat menghormatinya. Bagaimana pun, dia memiliki identitas sebagai seorang dokter Messa yang merawat tuan muda mereka.
Messa mulai bertanya pada kepala pelayan itu.
"Dokter Messa, maksud anda, anda menanyakan apa impian tuan muda?"
"Ya!" Ariana mengangguk dengan penuh semangat.
Pelayan itu menghela napasnya, kemudian mulai bercerita dengan lirih.
Ariana mendengarkannya dengan cermat.
Semakin Ariana mendengarkannya, semakin sedih hatinya. Ternyata impian terbesar tuan muda kecil adalah menemukan ibunya.
Ariana terdiam. Lalu meneguk habis sisa air minumnya.
...----------------...
Penasaran? yuk komen agar author update lagi
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
dukungannya ya gaes, author sangat mengharapkan itu. terimakasih 🙏🙏🙏