NovelToon NovelToon
Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Bangkitnya Jiwa Beladiri Tertinggi.

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Roh Supernatural
Popularitas:111k
Nilai: 4.9
Nama Author: Jin kazama

Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.

tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.

ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Pertarungan Pertama Feng Yan.

Bab 5. Pertarungan Pertama Feng Yan.

3 bulan berlalu dengan cepat.

Masih di Hutan Senyap, Di sekitar Air terjun.

Feng Yan berdiri di tengah hutan yang sepi, dikelilingi oleh pepohonan tinggi dan suara alam. Dia mengayunkan pedang besar dengan bebas, meskipun baru berusia 12 tahun, garis-garis ototnya sudah terbentuk jelas, dan perutnya terlihat atletis.

Selama tiga bulan terakhir, dia telah berlari keliling hutan, menciptakan rute perjalanan pulang pergi sejauh 10 km. Dua kali sehari, dia berlari pagi dan sore, ditambah dengan seribu push-up, sit-up, dan pull-up setiap hari.

Saat ini, tubuhnya benar-benar kuat, tetapi dia tahu bahwa kekuatan fisik bukanlah satu-satunya yang dibutuhkan. Dia tetap melakukan kultivasi, meskipun energi Qi yang dia kumpulkan diserap oleh Manik Hijau di dalam lautan jiwanya. Dia tidak peduli, justru sengaja melakukannya, ingin melihat apa yang terjadi.

Satu bulan yang lalu, penantiannya terjawab. Dia merasakan sedikit koneksi dengan Manik Hijau, getaran halus yang menunjukkan bahwa artefak itu bisa memahami perintahnya. Dalam pikirannya, Feng Yan berpikir, “Kekuatan ini bukan sembarangan. Manik Hijau bisa berfungsi sebagai pengganti dantian.

Dia bisa berkata seperti itu setelah melakukan beberapa eksperimen kecil.

Pagi itu, setelah berlari sejauh sepuluh kilometer, ia memutuskan untuk beristirahat sejenak. Dengan santai, ia mulai menyerap energi Qi dari sekelilingnya, lalu memanipulasinya hingga berubah menjadi energi panas.

Sambil duduk bersila, Feng Yan terhubung dengan manik hijau yang berdiam di lautan jiwanya. Dengan tenang, ia memberikan perintah sederhana, meminta manik hijau itu untuk mengeluarkan sebagian energinya dan menyatukannya dengan energi panas yang telah ia ciptakan.

Tiba-tiba, sesuatu yang luar biasa terjadi. Di bawah pandangan takjubnya, energi hijau keemasan mulai mengalir dari telapak tangannya, membalut energi panas yang telah ia kumpulkan. Dalam sekejap, kedua energi itu menyatu dengan sempurna, dan elemen api pun akhirnya terwujud di genggamannya.

Penuh rasa ingin tahu, Feng Yan memutuskan untuk mengulangi proses yang sama. Kali ini, ia memanipulasi energi Qi di sekitarnya menjadi sifat air. Dengan perlahan, ia merasakan energi dingin mengalir melalui tubuhnya. Sekali lagi, ia meminta bantuan manik hijau di dalam jiwanya. Ketika energi hijau keemasan mengalir dari manik tersebut, energi Qi yang telah ia manipulasi berubah menjadi air murni, mengalir dari telapak tangannya dengan kejernihan yang memukau.

Tidak berhenti di situ, Feng Yan terus bereksperimen. Ia memanipulasi Qi menjadi sifat tanah, dan dalam sekejap, tanah dari bawahnya naik, mengikuti kendali energinya. Ketika ia memanipulasi energi Qi menjadi es, manik hijau itu membuat butiran es halus muncul di udara, membeku dalam formasi indah di sekelilingnya.

Angin, logam, akar pohon, kayu, semua elemen yang ia bayangkan, satu demi satu terwujud. Angin berputar dengan deras, logam mengeras dalam bentuk bilah tajam di tangannya, akar pohon tumbuh dari bumi, dan kayu menjulang seolah-olah dia adalah penguasa alam.

Saat ia memutuskan untuk mencoba memanipulasi Qi menjadi petir, sesuatu yang benar-benar mengejutkan terjadi. Dengan kilatan cahaya yang mendebarkan, energi hijau keemasan dari manik itu menyatu dengan energi Qi, dan petir menyambar dengan keras dari telapak tangannya, membuat seluruh hutan seolah tersentak oleh kekuatan yang ia ciptakan.

Feng Yan tercengang, matanya berbinar dengan penuh semangat.

"Ini... luar biasa! Aku bisa benar-benar menciptakan elemen apa pun!" Serunya penuh antusias. Ia tertawa kecil, suara kegembiraannya menggema di antara pepohonan.

“Air, tanah, api, es, angin... bahkan logam dan petir! Semua elemen... aku bisa memanipulasinya! Hahaha!” Tawa penuh gairah meledak dari bibirnya.

Dengan semangat yang menggebu-gebu, Feng Yan mengulurkan tangannya lebih jauh, mencoba mendorong energi lebih kuat, namun tiba-tiba kekuatannya memudar begitu mencapai jarak lima meter.

“Eh, apa...?” gumamnya bingung, mencoba lagi dengan elemen angin, tapi hasilnya sama. Energinya menghilang setelah jarak lima meter.

"Jadi, jangkauanku hanya sejauh ini?" gumamnya dengan kening berkerut, menatap jarak di depannya. "Hanya lima meter..."

Feng Yan terdiam sejenak, lalu perlahan senyum muncul di wajahnya. "Tapi, itu tidak masalah! Ini baru permulaan! Meskipun jangkauannya terbatas, aku tetap bisa menciptakan elemen-elemen ini. Itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini."

Sambil menatap tangannya, ia mulai menebak-nebak. "Mungkin... ini karena aku masih belum menerobos ke tingkat Pengumpulan Qi. Aku masih terjebak di tingkat Penguatan Fisik level sembilan." Ia mengangguk, semakin yakin dengan dugaannya.

"Itu masuk akal. Jika aku bisa mencapai tingkat Pengumpulan Qi, jangkauan energiku pasti akan jauh lebih luas. Mungkin bahkan seiring berjalannya waktu bisa menjadi tak terbatas!"

Dengan tekad yang bulat, Feng Yan mengepalkan tangannya. "Aku akan terus berlatih, terus meningkatkan kekuatanku. Begitu aku menerobos ke tahap berikutnya, batas lima meter ini akan menjadi hal sepele."

Ia menatap langit dengan semangat yang menyala-nyala. "

Dunia... siap-siaplah . Aku Feng Yan pendekar paling tampan di Benua langit biru dari keluarga Feng baru saja lahir!"

Kembali ke masa sekarang.

Di dalam Hutan Senyap, tempat yang sunyi dan jauh dari hiruk-pikuk dunia, Feng Yan duduk bersila di antara pohon-pohon tua yang menjulang tinggi. Bayangan dedaunan tebal yang melindungi hutan dari sinar matahari menciptakan suasana misterius. Di sini, ia merasa seolah-olah terputus dari dunia luar. Namun, pikirannya tidak terfokus pada kesunyian itu. Baginya, hutan ini bukanlah tempat untuk merenung, melainkan tempat untuk berjuang—bukan melawan musuh, tetapi melawan batasan dirinya sendiri.

Selama tiga bulan penuh, Feng Yan telah berkultivasi di sini, tapi tidak ada kemajuan berarti dalam hal kekuatan batin. Namun, sedikit pun ia tidak merasa putus asa atau kecewa. Tekadnya untuk terus maju tidak pernah goyah. Baginya, setiap hari adalah kesempatan untuk belajar, setiap langkah adalah perjalanan menuju kekuatan yang lebih besar. Tidak ada ruang untuk emosi lain selain dorongan untuk terus berkembang.

Di hadapan Feng Yan, berbagai jenis herbal terhampar. Setiap tanaman memiliki karakteristik yang berbeda, dan melalui pemahaman yang dalam, ia mulai menyadari potensi luar biasa dari masing-masing tumbuhan.

Yang membuatnya semakin memahami seni alkimia ini adalah warisan kristal Omega yang telah melebur ke dalam tubuhnya. Kristal tersebut, peninggalan gurunya, Han Chen, membawa serta pengetahuan mendalam tentang alkimia yang perlahan-lahan mulai meresap ke dalam kesadarannya.

Dengan kristal itu, pemahamannya terhadap alkimia meningkat secara drastis, memberinya wawasan yang lebih tajam dalam mengenali herbal dan memahami energi yang terkandung di dalamnya.

Feng Yan tidak hanya mempelajari tanaman ini dengan cara biasa. Melalui ingatan yang tertanam dari kristal Omega, ia merasakan pemikiran dan sifat Han Chen semasa hidupnya. Ajaran Han Chen yang terus bergema di pikirannya menjadi landasan bagi perjalanan alkimia Feng Yan.

"Menguasai alkimia bukan hanya tentang meramu ramuan, tapi tentang memahami bagaimana alam berinteraksi dengan dunia di sekitarmu. Setiap herbal adalah bagian dari keseluruhan yang lebih besar," begitu terdengar dalam pikirannya, seolah Han Chen berbicara langsung kepadanya.

Feng Yan menyentuh sepotong akar hijau tua yang disebutnya Akar Verda. Ia memeriksa tekstur dan warna akar tersebut dengan cermat.

"Akar Verda memiliki efek penyembuhan luka dalam yang kuat, tapi jika dipadukan dengan Daun Astral, bisa menjadi penawar racun yang sangat ampuh," Gumamnya.

Setiap herbal yang ia pelajari di Hutan Senyap ini bukan hanya sekadar informasi yang masuk ke dalam kepalanya. Melalui pemahaman mendalam, ia bisa merasakan hubungan antara herbal-herbal ini, bagaimana mereka saling melengkapi dan menciptakan kombinasi yang luar biasa.

Seiring waktu berlalu, Feng Yan tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Bahkan saat malam mulai tiba dan kegelapan menyelimuti hutan, ia tetap fokus.

Dengan bantuan manik hijau, dia memanipulasi energi Qi dari alam dan mengubahnya menjadi elemen api yang menyala terang.

Area sekitar langsung menjadi terang benderang, menerangi tanaman di hadapannya.

Di bawah cahaya bintang yang bersinar melalui elah-celah daun, Feng Yan terus memahami segala informasi di kepalanya. Setiap herbal ia pelajari dengan detail, memeriksa sifatnya, memahami secara terperinci, memastikan ia tidak melewatkan satu detail pun.

Ia menemukan Daun Quinx, seikat daun dengan corak emas dan perak di tepiannya.

"Daun Quinx... memiliki sifat regeneratif yang luar biasa," gumamnya lagi.

"Namun juga bisa digunakan sebagai bahan dasar untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap racun.”

Dengan ketelitian yang luar biasa, ia memahami bahwa daun ini adalah salah satu herbal yang sangat langka, hanya tumbuh di tempat-tempat tersembunyi seperti Hutan Senyap.

Berkat kristal Omega yang menyatu dalam tubuhnya, setiap langkah pemahaman Feng Yan tentang herbal dan alkimia menjadi lebih mendalam.

Pengetahuan Han Chen yang tertanam dalam kristal itu seolah-olah langsung mengalir ke dalam pikirannya, memberinya pemahaman yang tidak hanya tentang fungsi dasar herbal, tetapi juga tentang bagaimana meramu berbagai bahan menjadi sesuatu yang lebih kuat dan berguna.

Feng Yan tahu bahwa jalan ini bukanlah jalan yang mudah. Dia juga tahu bahwa ia tidak mencari kemudahan. Baginya, pemahaman tentang alkimia ini adalah kunci untuk membuka potensi terbesarnya.

Setiap hari, setiap momen yang ia habiskan di Hutan Senyap ini adalah bagian dari proses yang tidak bisa ia percepat atau hindari.

Tapi dia tidak keberatan. Baginya, apa pun yang diperlukan untuk mencapai kekuatan dan pemahaman penuh adalah harga yang layak dibayar.

Dengan kristal Omega yang melebur di dalam ingatannya , Feng Yan yakin bahwa setiap herbal, setiap ramuan yang ia pelajari, akan menjadi senjata ampuh di masa depan. Tingkat kultivasi bukanlah segalanya. Dengan pemikiran ini kondisi fikirannya menjadi lebih stabil.

Semakin Feng Yan tenggelam dalam pemahaman alkimia, ia mulai menyadari bahwa seni ini tidak sesederhana yang ia bayangkan.

Alkimia bukan hanya tentang menciptakan ramuan untuk menyembuhkan atau meningkatkan kekuatan, tapi juga bisa menjadi pedang bermata dua.

Pemahaman yang lebih dalam menuntunnya pada kenyataan bahwa ramuan yang salah diramu bisa menjadi racun yang mematikan.

Setiap bahan herbal memiliki potensi yang tak hanya bisa menyelamatkan nyawa, tapi juga merenggutnya. Kombinasi yang tepat bisa menghasilkan obat penyembuh, namun jika salah diramu, bisa berubah menjadi racun yang sangat berbahaya.

Feng Yan memegang seikat akar hitam bernama Akar Yarrow, salah satu herbal yang ia pelajari baru-baru ini.

Ia tahu bahwa akar ini bisa menyembuhkan luka dalam dengan cepat. Namun, ketika digabungkan dengan Buah Malic yang beracun, efeknya bisa berbalik, menciptakan racun mematikan yang dapat menghancurkan sistem saraf dalam hitungan detik.

"Kekuatan alkimia tidak boleh diremehkan." Pikir Feng Yan.

"Setiap herbal adalah pedang bermata dua. Pemahaman dan kehati-hatian adalah kunci untuk menggunakannya dengan benar."

Di saat itulah Feng Yan menyadari bahwa alkimia adalah jalan yang penuh tanggung jawab. Setiap ramuan yang ia buat bisa menjadi penyelamat, namun juga bisa menjadi kutukan jika digunakan dengan ceroboh.

Dia sesekali juga mengecek cincin ruang ya dan melihat beberapa bahan herbal. Akhirnya dia menemukan 7 bahan herbal yang sangat berbahaya. Di antaranya.

1. Akar Hitam.

(Efek: Racun saraf yang bisa melumpuhkan tubuh. Dicampur dengan Bunga Malam, menghasilkan gas beracun yang mematikan.)

2. Buah Biru.

(Efek: Racun darah yang menghentikan aliran oksigen. Dicampur dengan Serbuk Akar Hitam, bisa menyebabkan sesak napas dan kematian.)

3. Daun Gelap.

(Efek: Racun yang melumpuhkan saraf. Dicampur dengan Racun Ular, bisa menyebabkan kelumpuhan total dan serangan jantung.)

4. Bunga Merah.

(Efek: Menyerap energi kehidupan. Dicampur dengan Kristal Racun, berubah menjadi gas yang menguras mana dalam jarak luas.)

5. Jamur Gelap

(Efek: Racun yang menyerang organ dalam. Dicampur dengan Serbuk Akar, bisa menyebabkan kerusakan organ secara perlahan.)

6. Kelopak Api

(Efek: Racun yang membakar organ dalam. Dicampur dengan Daun Api, menyebabkan demam tinggi dan kematian.)

7. Akar Berduri

(Efek: Melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dicampur dengan Serbuk Gelap, merusak organ dalam tanpa gejala.)

Dengan pengalaman dan ingatan Han Chen yang tersimpan dalam kristal Omega, Feng Yan mulai memahami betapa kejamnya dunia di sekelilingnya. Dia menyadari bahwa kekuatan alkimia bisa digunakan untuk tujuan baik, tetapi juga dapat menjadi senjata mematikan. Dalam keheningan Hutan Senyap, Feng Yan memutuskan untuk mengutak-atik tujuh herbal mematikan yang telah dia pelajari dan mulai menciptakan sepuluh jenis racun baru.

Proses Penciptaan Racun

Dengan bahan-bahan herbal yang melimpah di cincin ruangnya, Feng Yan meramu racun-racun ini dengan presisi, memadukan sifat-sifat mematikan dari masing-masing herbal:

Berikut adalah daftar sepuluh racun yang diciptakan oleh Feng Yan beserta efeknya:

1. Racun Bayangan.

Efek: Menghilangkan kesadaran dan membuat korban terjebak dalam ilusi.

2. Racun Serpihan.

Efek: Menyebabkan kerusakan jangka panjang pada sistem pernapasan dan saraf.

3. Racun Api.

Efek: Menyebabkan rasa sakit yang luar biasa pada organ dalam sebelum kematian.

4. Racun Hening.

Efek: Melemahkan sistem kekebalan tubuh secara perlahan tanpa gejala jelas.

5. Racun Tersembunyi.

Efek: Menyebabkan kelumpuhan total, sulit dideteksi oleh korban.

6. Racun Energi.

Efek: Menguras mana dan energi kehidupan, membuat pengguna tak berdaya.

7. Racun Gas.

Efek: Menghasilkan gas beracun yang menyebar cepat, mempengaruhi banyak orang.

8. Racun Mematikan.

Efek: Serangan mendalam yang menyebabkan kematian dalam hitungan menit.

9. Racun Racun.

Efek: Racun sangat kuat yang merusak semua organ dalam waktu singkat.

10. Racun Gelap.

Efek: Menyebabkan rasa sakit luar biasa dan pembusukan organ secara perlahan.

Dengan sepuluh racun ini sebagai senjata tersembunyi, Feng Yan merasa lebih siap menghadapi dunia yang keras.

Dia tahu bahwa di balik setiap senyuman bisa tersimpan niat jahat, dan kekuatan alkimia ini adalah pelindung sekaligus senjata.

Dalam perjalanan kultivasinya, dia bertekad untuk tetap fokus dan tidak terpengaruh oleh sisi gelap dunia, meskipun memiliki alat seperti ini memberi rasa aman dan kepercayaan diri untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

Feng Yan juga menciptakan dua pedang kayu dengan tujuan yang berbeda. Walaupun hanya pedang kayu tapi tidak bisa di anggap remeh karena kayu itu berasal dari energi Qi yang di padukan dengan energi manik hijau yang luar biasa.

Pedang pertama adalah Pedang Kematian, terbuat dari kayu dan logam, memiliki empat tebasan maut yang mematikan.

-Tebasan Bayangan.

(Efek: Memerangkap musuh dalam ilusi kegelapan).

-Tebasan Racun.

(Efek: Melumpuhkan saraf dengan racun ganas.)

-Tebasan Api Qi

(Efek: Membakar organ dalam dengan energi Qi.).

-Tebasan Pembusukan.

(Efek: Menyebabkan pembusukan tubuh musuh dari dalam.)

Pedang kedua adalah Pedang Harmoni, terbuat dari kayu yang penuh vitalitas kehidupan, memiliki lima efek penyembuhan berkat energi manik hijau.

-1. Pemulihan Luka.

(Efek:Menyembuhkan luka fisik.)

-2. Kekuatan Energi.

(Efek:Mengembalikan energi yang hilang.)

-3. Detoksifikasi.

(Efek Menghilangkan racun dalam tubuh.)

-4. Peremajaan.

(Efek: Memperbaharui sel-sel tubuh.)

-5. Penghilang Kutukan.

(Efek: Menghapus kutukan yang melekat.)

--------------------

Seminggu kemudian.

Seminggu kemudian, Feng Yan berburu monster di Hutan Senyap. Ia melangkah lebih dalam, menyusuri jalan setapak yang dikelilingi pepohonan tinggi dan suara hutan yang sunyi.

Hatinya berdebar, bukan karena takut, tetapi karena rasa percaya diri yang tumbuh setelah berbulan-bulan berlatih dengan ingatan teknik bertarung yang diajarkan oleh Han Chen, gurunya yang merupakan seorang ahli alkimia dan master pedang tak terkalahkan.

Tak lama kemudian, ia menemukan tiga ekor Serigala tahap 2 berkumpul di sebuah tempat terbuka, menggonggong dan saling berinteraksi. Melihat itu, Feng Yan tersenyum lucu, teringat akan kenangan masa lalu ketika ia hampir mati di tangan monster-monster ini.

Serigala-serigala itu tampak kuat dan garang, tetapi kini terlihat biasa saja di matanya. Semua pelajaran dan teknik bertarung yang terukir dalam ingatannya memberinya keyakinan baru.

Dengan penuh ketenangan, Feng Yan mengambil posisi bertarung. Ia merasakan energi mengalir melalui tubuhnya, siap menghadapi tantangan. Serigala pertama melompat maju dengan geraman ganas.

Feng Yan segera menghindar ke samping, merasakan angin kencang dari serangan gigitannya. Dalam sekejap, ia mengeluarkan pedangnya, memancarkan cahaya tajam di bawah sinar matahari.

Dengan gerakan cepat, ia menggunakan teknik "Tebasan Bayangan" menciptakan ilusi kegelapan yang memerangkap serigala tersebut. Musuhnya terjebak dalam kegelapan, tidak dapat bergerak.

Melihat kesempatan itu, Feng Yan melanjutkan dengan "Tebasan Racun", menghujamkan pedangnya ke arah serigala yang lain. Racun ganas mengalir melalui luka, melumpuhkan sarafnya dan mengurangi kemampuan bertarungnya.

Serigala ketiga, yang paling besar, memanfaatkan kekacauan untuk menyerang dari belakang. Feng Yan merasakan kehadirannya dan segera melompat ke samping, tetapi serigala itu sudah terlalu dekat.

Cakar tajamnya melukai punggungnya. Rasa sakit itu membangkitkan semangat juangnya. Feng Yan berteriak, mengumpulkan tenaga dalam dirinya.

Dengan penuh determinasi, ia mengaktifkan teknik bertarung yang telah ia pelajari. Energi dari manik hijau mengalir ke seluruh tubuhnya, menguatkan setiap gerakan. Feng Yan bersiap menggunakan "Tebasan Api Qi", mengumpulkan energi Qi di pedangnya.

Ia melancarkan serangan ke arah serigala ketiga, membakar organ dalamnya dengan api Qi yang menyala-nyala. Serigala itu mengerang kesakitan, terjatuh ke tanah, kesakitan tak tertahankan.

Melihat dua serigala lainnya terdesak, Feng Yan tidak memberi mereka kesempatan untuk pulih. Ia mengarahkan pedangnya sekali lagi, menggunakan "Tebasan Pembusukan".

Energi dari manik hijau sekali menyebar ke seluruh tubuhnya, sehingga eksekusi dari tehnik tersebut bisa di lakukan dengan baik.

Eneegi gelap dari sifat pembusukan menyelimuti pedangnya saat ia menghujamkan serangan ke arah serigala yang terkena racun.

Pembusukan mulai menggerogoti tubuh serigala itu dari dalam, menyebabkan kematian yang menyakitkan.

Akhirnya, setelah pertarungan yang brutal dan melelahkan, ketiga serigala itu terjatuh, tak berdaya di tanah. Feng Yan berdiri di tengah medan pertempuran,

napasnya terengah-engah, tetapi hatinya penuh kemenangan. Ia tahu, setiap luka yang ia terima adalah pelajaran berharga dalam perjalanan menjadi petarung yang lebih kuat.

Dengan senyum penuh percaya diri, dia mulai mengambil inti energi dari 3 monster yang telah mati.

Feng Yan kecil yang naif tidak tahu jika bangkai monster dengan tubuh utuh bisa di juka dengan harga yang mahal. Tapi seandainya dia tahu pun apa gunanya. Cincin ruangnya memiliki kekayaan yang tak terbatas. Belum lagi herbal langka dan gunung pil yang gak terhitung jumlahnya. Dia sebenarnya adalah bocah paling kaya di Kerajaan Naga Emas.

Hari itu menjadi hari yang cukup berkesan bagi Feng Yan. Dia segera berbalik dan kembali ke Gua yang ada di balik air terjun. Meskipun telah bertambah kuat. Tapi dia masih belum berani masuk terlalu dalam.

1
Chu Wielan Sheng
kalo bisa 1000 penonton ngobrol,jd asik kayak acara mama rempong😂😂😂
Chu Wielan Sheng
pertarungan mode anak SMK
Stanjo Manggarai 18
terlalu bertele-tele thor. bisa gak untuk bikin yg lebih simpel gitu
Stanjo Manggarai 18
thor cerita nya udah bagus banget cuma terlalu bertele-tele
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: di bab selanjutnya udh mulai di perbaiki🙏🙏soalnya masih pemula..
total 1 replies
Xpresy Ponsel
Luar biasa
Maz Tama
mantap Thor..lanjutt
Maz Tama
tumben kayaknya panjang nih chapter
Zainal Tyre
adu tanding ini aja sdh berapa episode
terlalu lama bulet di sini aja hadeh lebih baik cabut by by by
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: silahkan cabut dan cari novel yang sesuai dengan yg anda mau .atau anda bisa membuat novel anda sndri dan silahkan baca sendiri
total 1 replies
Ban Jar
lanjutkan Thor nanggung
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: hahahaha
total 1 replies
Zainal Tyre
kalo tdk ada MCnya di percepat aja thor kelamaan jd di scrol² aja tdk dibaca
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA: sabar...semua ada prosesnya..silahkan baca dan nikmati saja..happy reading guys...
total 1 replies
Maz Tama
mantap Thor... semoga bisa rutin update nya
Umar Muhdhar
3
Umar Muhdhar
2
Umar Muhdhar
1
Maz Tama
lanjut thor
M aman Santoso
Luar biasa
ibnu zaenal
kl terus bertele-tele malas bacanya
ibnu zaenal
bertele-tele thor
ibnu zaenal
agak d peringkat kata 2nya jgn terlalu bertele-tele
Maz Tama
ok lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!