Ini karya ku yang baru mohon kalau membaca dengan bijak ya~~
Di tunggu jejak komen kalian🤗
Davina Aurellia terpaksa harus menerima tawaran Ayahnya untuk menikah dengan seorang pria yang ia tak kenal. Semua itu Davina lakukan demi menyelematkan ibunya yang sedang berada di Rumah Sakit. Tanpa Davina sangka bahwa anak dari sahabat Ayahnya itu adalah presdir perusahaan tempatnya bekerja yang bernama Yohanes David Abraham.
David yang tak menyetujui pernikahan ini juga harus terpaksa menerimanya, Maka sebelum pernikahan terjadi ia mengajak Davina untuk membuat perjanjian kontrak pernikahan mereka.
Setiap hari, ada saja perdebatan kecil diantara mereka. Sampai pada akhirnya David mulai jatuh cinta pada istrinya sendiri. Tapi cinta pertama Davina tiba - tiba kembali di kehidupannya.
Akankah Davina kembali pada cinta pertamanya atau membalas cinta David?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perempuan Bar - Bar
Dengan langkah yang besar, Davina berjalan mengimbangi langkah kaki laki - laki yang mengaku dengan nama Dafa ini. Tapi bagaimana pun Davina berusaha mengejanya tetap ia tidak bisa memgimbangi karena langkah laki - laki memang lebih besar dari perempuan.
Dafa yang buru - buru ingin segera cepat sampai di kantin Rumah sakit tak menoleh sedikit pun ke arah belakang.
Pada saat sudah mau meraih pintu kantin barulah Dafa melihat Davina yang masih ketinggalan jauh di belakangnya. Sebenarnya Davina sangat takut pada saat Dafa mengajaknya keluar tadi. Tapi, Dafa meyakinkanmya dengan nama Presdirnya yang baru ia ketahuj siang tadi.
Tapi bisa saja, kan. Laki - laki yang bernama Dafa ini mengeluarkan nama Presdirnya hanya untuk sebuah modus untuk menculiknya lalu memperkosanya dan menjualnya untuk menjadi gadis nakal atau yang lebih parahnya lagi di bunuh. Sepanjang perjalanan Davina terus berdoa semoga apa yang di pikirkannya tidak terjadi.
"CK!" Dafa berdecak kesal saat melihat calon Istri Bosnya ini masih ketinggalan jauh di belakangnya.
"Apa sih, yang membuat perempuan ini berjalan seperti keong?" keluhnya sambil berjalan menghampiri Davina.
"Jalanmu lambat sekali, seperti keong!" Seru Dafa saat sudah berada di depan Davina.
"Suka - suka aku, mau jalan lembut seperti keong atau kura - kura," sahut Davina dengan ketus.
"Cepat! Waktuku sudah tak banyak lagi. Aku memiliki kencan sebentar lagi."
"Apa urusanku dengan kencanmu, itu? Bukankah kamu yang mengajakku kemari?"
"Astaga!" Dafa menepuk dahinya karena kesal. Baru kali ini dia bertemu dengan wanita yang menjawab ucapannya dan bukannya terpesona akan ketampanan wajahnya.
Tak ingin berdebat lebih panjang lagi dengan tempat yang tidak memungkinkan, Daf memutuskan untuk menyeret perempuan yang sebentar lagi akan menjadi Istri temannya ini.
"Aduh!" Teriak Davina saat tangannya di tarik oleh Dafa.
Tak terima dengan tindakan Dafa yang menyeretnya, Davina memukul lengan Dafa dengan keras menggunakan tangan kirinya.
"Aw.. dasar perempuan bar - bar kamu!" Ucapa Dafa saat tautan tangannya terlepas ia tidak tahan di pukuli terus, lengannya sudah memerah saat ini. Ia mengusap lengannya dan menatap tajam Davina.
"Kalau kamu bukan calon Istri Devan,sudah kupastikan dari tadi kamu sudah ku lempar di ranjangku dan kuberi kau kenikmatan," ucap Dafa sambil menyeringai.
Membuat bulu halus Davina meremang seketika saat mendengar perkataan itu.
"Jadi kamu mau culik aku?" tanya Davina memastikan.
"Nggak. Aku tak mempunyai selera untuk perempuan seperti kamu!" Balas Dafa.
"Apa kamu bilang?" teriak Davina. Rasanya ia ingin sekali mencekik laki - laki yang ada di hadapannya ini.
"Ya. Tak berselera dengan perempuan seperti kamu! Mungkin kamu juga sudah tidak perawan lagi. Lihat saja baru berjalan sebentar saja sudah ngos - ngosan begitu.Bagaimana bisa kamu puasin aku saat di ranjang nanti? Payah!"Ledek Dafa.
Mendengar ucapan Dafa yang mulai senonoh itu, membuat Davina mengepalkan tangannya dan bersiap untuk menonjok wajah Dafa. Apalagi ia mendengar tadi Dafa mengatainya sudah tidak perawan. Membuat luapan api di dadanya semakin membesar.
Bugh!
Davina mendaratkan pukulannya pada Dafa, karena batas kesabarannya sudah habis.
"Awwww..." Pekik Dafa saat ia merasakan darah keluar dari hidung mancungnya.
"Dasar wanita bar - bar! Kenapa kamu memukul hidungku, Hah!" Teriak Dafa.
"Itu karena kamu sudah tidak sopan padaku dan kau mengataiku sudah tidak perawan lagi! Jika sekali lagi kau berani menghinaku, aku akan langsung patahkan hidungmu sekalian, Mengerti!" Ancam Davina sambil menatap Dafa dengan tajam.
Tanpa mereka berdua ketahui, sejak tadi ada seorang laki - laki yang memperhatikan mereka dari jauh sambil tertawa terbahak - bahak karena Dafa mendapatkan pukulan dari seorang gadis.
"Well, aku tidak ingin menganggumu lagi, perempuan bar - bar! Ayo cepat jalan!" Ucap Dafa yang sudah mulai kesal.
Sambil mengerucutkan bibirnya Davina akhirnya mengikuti Dafa. Dan kedua orang itu berjalan masuk ke dalam kantin.
"Kenapa dengan hidung lo!" tanya David pura - pura tak tahu.
"Semua itu karena perbuatan dia, David!" Dafa menjawab dengan kesal sambil menunjuk ke arah Davina. Dan langsung bersembunyi di belakang tubuh David. Takut kena tonjok lagi soalnya. Ya. Kalau yang kena tonjok hidung lagi, tapi kalau bagian yang lain lagi yang kena, bagaimana? Apa lagi kalau yang kena senjata pribadinya? Tidak bisa ia bayangkan. Pikir Dafa
"Perempuan bar - bar rupanya..."
Terima kasih sudah membaca.Maaf jika masih banyak typho.
Jangan lupa untuk like, komen dan vote.
lanjutan cerita David dan Davina