Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
Laura kembali membuka buku rancangan nya untuk merevisi keinginan Aliva sekaligus memperbaiki milik Alvi.
Tring
Laura istirahat jangan terus menerus memegang kertas itu atau aku akan melenyapkan nya ~ jangan peduli.
Laura mengerutkan dahi membaca pesan Alva kali ini, darimana pria itu tau jika Laura sedang memegang kertas sekarang.
Laura mengangkat bahu dan melepas ponselnya lalu kembali memegang kertas.
Tring
Kau tidak mendengarku, tamat riwayatmu Laura ~ jangan peduli.
"Kenapa dia tau pergerakan ku apa dia ada disini," gumam Laura.
Kau disini? ~ Laura.
Tidak! ~ jangan peduli.
Kenapa kau tau seluruh pergerakanku, apa kau hantu ~ Laura.
Lihat atas ~ jangan peduli.
Laura spontan menatap plafon rumah dan ternyata cctv sedang mengintainya disana.
Hahh!!
Laura melepas seluruh benda yang ia pegang dan pergi menuju ranjang lalu tidur dengan lelap agar Alva tidak mencari kesalahannya lagi.
Dari kantor Alva tersenyum tipis melihat gadis itu meringkuk didalam selimut tebal, Alva menyiapkan satu iPad khusus untuk mengontrol Laura dirumah maupun butik jadi setiap pergerakan gadis itu Alva tau.
"Rain cari tahu siapa pria yang selalu datang ke butik menemui Laura," ucap Alva.
"Itu tuan Alvi tuan muda apa kau tidak mengetahuinya," kata Rain.
"Alvi? Leonardo Alvi Dicaprio?" Tanya Alva.
"Benar tuan," jawab Rain.
"Untuk apa dia datang ke butik."
"Untuk membeli pakaian tuan memangnya apalagi."
"Apa mereka sedang dekat sekarang?"
"Tidak juga tuan karena nona muda Aliva juga sering datang ke butik."
Alva kesal karena posisi cctv yang Rain pasang tidak terlalu bagus oleh sebab itu dia tidak bisa melihat wajah orang orang yang datang berkunjung ke butik.
"Sekelas kak Alvi memesan pakaian dibutik Laura? Sebagus apa selera gadis ini sehingga kakak ku tertarik," ucap Alva dengan memangku dagunya.
"Maaf tuan muda tapi beberapa pemesanan jas untuk mu juga dipesan dari butik Laura Angeline," kata Rain.
"Ini juga?" Menunjuk jas yang sekarang ia gunakan.
Rain mengangguk karena memang benar, pantas Laura terlihat biasa biasa saja melihat penampilan Alva setiap hari karena pakaian itu dia yang membuat rancangannya.
Tok...tok...tok
Rain berjalan mendekati pintu dan setelah membukanya ternyata Tania sedang berdiri dengan senyum manis.
"Halo," sapa Tania.
Rain menundukkan kepala lalu keluar dari ruangan, ia tahu betul kedatangan Tania mengharuskan ia pergi sepenting apapun urusannya dengan Alva.
"Sayang aku merindukanmu," ucap Tania sembari memberikan ciuman.
"Aku juga," jawab Alva dengan senyum tipis.
Pria itu menutup iPad yang sedang mengintai Laura agar Tania tidak cemburu dan marah marah melihat Alva terlalu over protektif pada orang lain.
"Sayang aku ingin membeli tas dan pakaian untuk bertemu dengan teman teman ku besok," ucap Tania dengan suara manja.
"Ambil ini," Alva memberikan kartu sekali pakai untuk Tania.
"Terimakasih sayang apa aku bisa berbelanja sepuasnya dengan kartu ini?"
"Berlaku hanya satu hari setelah itu diblokir otomatis," jawab Alva dengan senyum tipis.
Tania mengerucutkan bibirnya karena Alva selalu seperti itu setiap kali memberikan Tania sesuatu namun baginya tidak terlalu dipermasalahkan toh ketika Tania meminta pasti Alva tidak akan menolak.
"Baiklah sayang aku harus pergi karena teman temanku ada dibawah sedang menunggu," kata Tania lalu memberikan ciuman terakhir.
Alva mengangguk dan melepas Tania dari pangkuannya, hal ini sudah biasa dilakukan Tania karena hobinya adalah bersenang senang.