Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam pertama
Assalamu'alaikum warahmatullah...
Hanafi menengadahkan tangan ia berdoa pada Tuhan untuk kehidupan, di belakangnya ada Insha yang mengaminkan setiap doa yang di panjatkan.
Hanafi menoleh tersenyum melihat Insha dalam balutan mukenah ia terlihat sangat cantik,Insha pun tersenyum hangat .
betapa sempurnanya dia...mas han memiliki ketampanan yang luar biasa,kaya raya,sholeh..hatiku pun rasanya berdesir mendengar suara merdu di setiap takbir yang di ucapkan...beruntungnya aku menjadi wanita pilihanmu mas han...
Hanafi mengulurkan tangan pada Insha, Insha pun menerimanya dan mencium punggung tangannya dengan lembut.
Ada perasaan senang bercampur haru dalam hatinya,
tak terasa waktu begitu cepat..kini aku tlah memiliki seorang istri yang begitu cantik dan sholehah...papa..mama..tidakkah kalian tau betapa cantiknya menantu kalian..andai kalian masih disini pasti semua semakin terasa lengkap...
Insha menatap lekat mata Hanafi, air matanya jatuh begitu saja di kedua ujung matanya.
kenapa mas han malah menangis..
Menyadari Insha yang melihatnya pun ia segera mengusap air matanya yang sudah membasahi pipinya.
"Mas han...kenapa menangis.."
"Tidak apa-apa in.."
"Lalu kenapa mas han menangis.."
"Aku senang telah memiliki istri sepertimu.." tiba-tiba Hanafi memeluk Insha erat.
Insha pun membalas pelukan Hanafi dengan hangat.
"Andai orangtua ku masih ada disini, mereka pasti juga senang telah memiliki menantu cantik sepertimu.."
airmatanya kembali mengalir,
"Insha berjanjilah jangan pernah tinggalkan aku.." sambungnya lagi sambil mencoba menahan air matanya.
Insha mengelus pundak Hanafi lembut
,"Aku mohon jangan bersedih mas han..aku disini dalam pelukanmu..dan sampai kapanpun akan terus seperti itu.."
Hanafi melepas pelukannya kini ia sudah memandang wajah Istrinya.
Di pegangnya leher Insha
"Insha...bolehkah aku.."
Belum sempat meneruskan kalimatnya Insha sudah menjawab secepat kilat.
"Lakukan apapun yang mas han mau padaku..aku milikmu mas.."
ntah kenapa jantung Insha terasa berdebar-debar saat mengatakannya pada Hanafi.
Hanafi pun tersenyum dan mengecup lembut kening Insha ,kemudian tangannya beralih ke dagu Insha di pegangnya dengan sangat hati-hati, ia pun mencium bibir Insha, bibir mereka beradu satu sama lain selama beberapa detik.
kuasai dirimu han..huuh kenapa rasanya aku tak ingin berhenti menciumnya..Hanafi
jantungku rasanya ingin meledak sekarang..Insha
Pandangan mereka pun saling beradu, lalu Insha memilih untuk menundukkan kepala pipinya bersemu merah,sedangkan Hanafi terkikik pelan melihat tingkah istrinya.
Mereka pun berdiri membereskan alat sholat mereka masing-masing.
"Insha..ganti bajumu dengan baju tidur.."
"Baju tidur..?"
Insha menoleh pada Hanafi dan menatapnya heran.
"Iya baju tidur...aku sudah menyiapkannya di dalam lemari.."
"hmm baiklah mas.."
biasanya aku tidur dengan baju biasa seperti ini,memang ada ya baju khusus untuk tidur..orang kaya memang suka yang aneh-aneh..jika aku tak mau pun pasti mas han mengira aku tak suka dengan bajunya..bisa-bisa mas han mengganti seluruh isi lemari...sudahlah turuti saja kemauan mas han daripada nanti semakin rumit urusannya...
Hanafi sudah berada di tempat tidur empuknya tiduran dengan bertumpu kedua tangan di atasnya, ia memandangi Insha yang sedang membuka lemari besar di depannya.
Insha pun terlihat kebingungan mencari baju tidur ia melihat beberapa deretan baju dengan bahan kain yang sangat tipis yang tentu saja akan memperlihatkan tubuhnya jika dipakai.
hmm...mana baju tidurnya..ini apa sih baju dengan model seperti ini siapa yang membuatmya..
Tiba-tiba matanya terbelalak..
baju tidur...oh tidaakkkk....
Seketika Insha menoleh dengan wajah terkejutnya menatap hanafi yang sudah tersenyum menggoda.
"Kenapa in..kau tidak menemukan baju tidurmu.."
"emm...mas..apa ini..."
sambil menunjuk baju tidur super tipis berwarna merah muda.
"Iya itu baju tidurmu..pakailah.."
Bagaimana aku bisa memakai baju seperti ini..memang semua baju tidur seperti ini..
"Kenapa inshaa.."
menutup mulutnya sambil tertawa pelan, melihat ekpresi istrinya yang kebingungan.
"Tidak apa-apa mas aku akan memakainya.."
Insha menggengam baju tidur di dalam pelukannya dia berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar.
Di dalam kamar mandi Insha hanya mematung memandangi baju tidur yang di bawanya,sekilas membayangkan bagian tubuh mana saja yang akan terlihat jika dia memakainya.
"Tidak Insha..kau harus memakainya..mas han sudah jadi suamimu..kau miliknya sekarang..kau harus melakukan apapun yang mas han inginkan"
gumam Insha lirih menyemangati dirinya sendiri.
Setelah memutuskan untuk memakainya , Insha terlihat kebingungan mencari-cari sesuatu di dalam kamar mandi.
"Sekarang apa yang harus aku lakukan..aku harus membersihkan diriku.."
"Tapi mulai dari mana..."
"aahh...aku bingung sekali.."
hanya berputar-putar di kamar mandi tak tentu arah, beberapa menit ia hanya berjalan-jalan di kamar mandi.
"Huuhh...oke aku harus membersihkan diri...mandi..ya aku harus mandi.."
dengan segera Insha mengguyur tubuhnya membersihkan seluruh bagian tubuhnya tanpa terkecuali.
Sementara Hanafi baru memasuki kamar, ketika Insha pergi ke kamar mandi tadi Hanafi bergegas turun untuk mengambil segelas besar susu hangat.
Hanafi menoleh kesana kemari tak ditemukan Insha di dalam kamar.
"Hah...dia masih belum selesai ganti baju"
ditaruhnya nampan berisi segelas susu tadi di meja samping tempat tidur.Hanafi berjalan mendekati pintu kamar mandi ia mendengar gemericik air di dalam.
"Aku menyuruhnya ganti baju tapi kenapa dia malah mandi sekarang.."
Hanafi segera mengetok pintu kamar mandi.
"Insha apa kau belum selesai.."
Insha yang menyadari ketukan pintu dari Hanafi dengan secepat kilat dia lari menuju pintu
"Ohh tidak aku lupa tak mengunci pintunya.."
Insha menahan handle pintu dengan kedua tangannya.
"Iya mas aku sudah selesai tunggu sebentar lagi.."
sedikit berteriak agar Hanafi mendengarnya.
Hanafi hanya tersenyum mendengar jawaban Insha sambil berjalan menuju tempat tidur.
"Memang tadi aku menyuruhnya mandi ya..sepertinya tidak.."
jeglek...
Insha pun keluar dari kamar mandi sudah memakai baju tidur super tipis yang sudah di pilihnya tadi.
Tapi lagi-lagi Insha menutupi tubuhnya dengan pakaian yang tadi di pakainya, di dekapnya erat di depan dadanya sehingga menutupi tubuhnya.
"Kenapa kau membawa baju kotor itu ke dalam kamar.."
"Aku bingung harus manaruhnya dimana mas jadi aku membawanya"
hanya alasan yang dibuat-buat padahal ketika Insha mandi dia sudah mengetahui ada tempat baju kotor di sudut kamar mandi, dia sengaja membawanya untuk menutupi bagian tubuhnya.
Hanafi menghampiri Insha dengan senyum menggodanya.
"Padahal tadi sore kau sudah menaruh baju kotormu ke tempat baju kotor..lalu kenapa sekarang kau mendadak lupa Insha.."
sengaja berbisik lirih di telinga Insha yang semakin salah tingkah.
"Berikan padaku ....aku yang akan menaruhnya"
Hanafi mencoba menarik pelan baju yang menutupi tubuh Insha.
Insha pun tak dapat berkata apa-apa hanya diam mematung dengan fikiran yang sudah terbang kemana-mana.
kenapa kau bodoh sekali insha..ahh tidakkk rasa malu ku sudah sampai di ubun-ubun...Insha
Secepat kilat Hanafi menaruh baju kotor dan keluar dari kamar mandi dengan terus menatap tubuh polos Insha yang diam mematung dengan baju tidurnya, diambilnya segelas susu yang dibawa tadi.
"Minumlah susu ini.."
"Susu??"
"Iya..ini susu hangat..kenapa?
Tanpa banyak tanya Insha langsung mengambil segelas susu di tangan Hanafi untuk mengurangi suasana canggung yang dirasakannya sendiri dan meneguknya hingga separuh.
" Aku kenyang mas.."
menyodorkan gelas yang tersisa separuh dengan bekas lipstik yang menempel di ujung gelas.
"Aku akan menghabiskannya.."
Hanafi meneguk sisa susu tepat dibagian ujung yang terdapat bekas lipstik Insha.
kenapa rasa susu ini berbeda dari biasanya ya..
Bersambung...
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.