NovelToon NovelToon
ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Pelakor jahat / CEO / Romantis / Ibu Pengganti / Duda
Popularitas:125k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Selama tiga tahun menikah, Elena mencintai suaminya sepenuh hati, bahkan ketika dunia menuduhnya mandul.

Namun cinta tak cukup bagi seorang pria yang haus akan "keturunan".
Tanpa sepengetahuannya, suaminya diam-diam tidur dengan wanita lain dan berkata akan menikahinya tanpa mau menceraikan Elena.

Tapi takdir membawanya bertemu dengan Hans Morelli, seorang duda, CEO dengan satu anak laki-laki. Pertemuan yang seharusnya singkat, berubah menjadi titik balik hidup Elena. ketika bocah kecil itu memanggil Elena dengan sebutan;

"Mama."

Mampukah Elena lari dari suaminya dan menemukan takdir baru sebagai seorang ibu yang tidak bisa ia dapatkan saat bersama suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17. MURKA

Pagi itu, dunia bisnis seperti baru saja dilemparkan ke dalam badai.

Nama Wattson Corporation terpampang di setiap portal berita dengan judul besar:

'Skandal Manipulasi Data dan Penyalahgunaan Dana Klien: Wattson di Ujung Kehancuran.'

Di kantor pusat Morelli Group, Hans Morelli duduk tenang di ruang rapat, menatap layar besar yang menayangkan siaran langsung berita itu. Para direksi duduk di sampingnya, beberapa menahan senyum, beberapa lagi hanya diam, kagum pada kecepatan langkah sang CEO.

"Semua sudah berjalan sesuai rencana, Sir," lapor salah satu staf IT. "Dokumen palsu yang disebarkan Raven ke media sudah kita bantah dengan bukti asli. Sekarang semua orang tahu kalau itu fitnah terhadap Morelli Corporation," lanjutnya.

Hans menyandarkan punggungnya, suaranya tenang tapi dingin. "Bagus. Pastikan semua investor tahu siapa pembohong sebenarnya," perintahnya.

Hans menatap layar laptopnya dan melihat laporan terbaru dari tim hukum.

"Beritahu yang terjadi," perintah Hans pada tim hukum.

"Gugatan kita terhadap Wattson sudah diterima pengadilan komersial. Kita juga memenangkan hak untuk mengambil alih dua proyek besar yang sebelumnya dipegang Wattson: Proyek Green Energy dan Royal Port Expansion," beritahu salah satu tim hukum Hans.

Senyum tipis muncul di wajah Hans. Jelas ini kemenangan telak. Tentu saja.

Serangan balasan itu tidak hanya membersihkan nama Morelli, tapi menghancurkan reputasi Wattson di hadapan dunia bisnis. Dua proyek bernilai ratusan juta dolar kini resmi beralih tangan. Bahkan beberapa rekanan lama Wattson sudah memutus kontrak dan menandatangani kerja sama baru dengan Morelli Group.

Hans berdiri, merapikan jas hitamnya. "Bagus. Kita tidak perlu menghancurkan mereka dengan skandal ... biarkan pasar yang melakukannya untuk kita."

Asisten Hans sekaligus adiknya; Roland, menatap dengan kagum.

"Dalam semalam, saham Wattson turun dua puluh tiga persen. Dan sekarang, para investor berebut saham Morelli," kata Roland seolah tidak bisa menyembunyikan senyumnya.

Hans melirik sekilas, wajahnya datar tapi matanya menyimpan kepuasan dingin.

"Begitulah cara dunia bekerja, Roland. Mereka menyerang dengan kebohongan, aku membalas dengan kebenaran," ujar Hans.

Roland tersenyum kecil. "Raven Wattson pasti hancur melihat ini."

Hans menatap layar terakhir berisi artikel dengan judul besar yang berbunyi;

 'Hans Morelli Resmi Umumkan Pertunangan dengan Elena Alvarez.'

Ya. Hans sengaja melakukannya pagi ini, di saat Wattson sedang terbakar.

"Biarkan mereka tahu," ucapnya pelan, "bahwa bukan hanya perusahaannya yang kuambil ... tapi juga perempuan yang dulu dia abaikan."

Roland menatap sang kakak penuh hormat. "Perintah selanjutnya, Hans?"

Hans melangkah keluar dari ruang rapat dengan langkah mantap. "Pastikan semua proyek Wattson yang berpotensi diserahkan ke Morelli Corporation segera dikunci. Aku tidak mau mereka punya ruang untuk bernapas."

Dan yang diinginkan oleh Hans langsung di depan mata.

Berita itu menyebar cepat.

Saham Wattson anjlok. Investor lama menarik dana. Media menggempur dengan skandal dan tuduhan. Nama Raven Wattson menjadi bahan tertawaan di setiap forum bisnis.

Dan di rumah megah keluarga Wattson, badai yang lebih besar menunggu.

Raven melempar ponselnya ke lantai begitu membaca berita terbaru. Wajahnya merah padam, napasnya memburu.

"BAJINGAN!" teriak Raven, membanting gelas wine hingga pecah di lantai.

Jessy yang sedang duduk di sofa terkejut. "Raven, tenang dulu! Apa lagi ini?!"

"Lihat berita!" Raven menunjuk layar televisi. "Dia ... dia ambil semua proyekku! Semua proyek yang kukerjakan selama setahun terakhir direbut Morelli! Bagaimana mungkin dia bisa dapat dokumen tender?!"

Jessy menelan ludah. "Mungkin ... ada pengkhianat di dalam kantor-"

"Diam, Jessy!" potong Raven kasar. "Semua ini karena dia! Karena Hans Morelli! Dia balas dendam padaku setelah fitnah itu gagal!"

Jessy menggigit bibirnya. Ia tahu betul apa yang dimaksud Raven. Skandal satu minggu lalu, yang seharusnya menjatuhkan Hans kini berbalik menghantam mereka sendiri. Raven kehilangan hampir segalanya.

Dan berita yang lebih menusuk dada Raven:

Hans Morelli mengumumkan pertunangannya dengan Elena.

"Dia benar-benar ingin menghabisiku," gumam Raven dengan nada penuh kebencian. "Bahkan Elena pun dia rebut dariku."

Jessy membuka mulut hendak bicara, tapi tiba-tiba suara mobil berhenti di halaman depan.

Raven menoleh. Ia tahu betul suara itu mobil milik orang tuanya.

Wajahnya seketika tegan.

"Kenapa mereka datang ke sini?" gumam Raven.

"Aku akan dapur menyiapkan minuman untuk mereka," mata Jessy yang bergegas ke dapur.

Tak sampai semenit, pintu rumah terbuka keras.

Dalton Wattson, ayah Raven, pria tua berjas abu-abu dengan wajah keras dan mata tajam, masuk dengan langkah besar. Di belakangnya, Diana Wattson mengikuti, wajahnya tegang tapi tetap berusaha tenang.

"RAVEN?!" suara berat ayahnya menggema di seluruh ruang tamu.

Raven menelan ludah, berdiri perlahan. "Mom? Dad? Kenapa kalian-"

"DIAM!" bentak sang ayah. "Kau masih berani bertanya?! Kau sadar apa yang kau lakukan terhadap nama Wattson?! Skandal, fitnah, keributan! Semua media menulis kalau Wattson Corporation terlibat manipulasi data! Kau hancurkan nama keluarga ini, Raven!"

Raven mencoba menenangkan diri. "Dad, dengarkan aku ... semua ini salah Hans Morelli! Dia menjebakku! Dia ingin menghancurkan kita!"

Sang ayah memukul meja keras. "Jangan berani-berani kau menyalahkan orang lain atas kebodohanmu sendiri!"

Ibu Raven mencoba menengahi. "Honey, tolong jangan berteriak-"

"TIDAK!" sang ayah menatap Raven tajam. "Aku ingin tahu satu hal, Raven. Apa benar berita itu? Bahwa Hans Morelli akan menikahi Elena?"

Raven menghela napas panjang. "Ya ... tapi itu karena dia yang-"

"APA?!" seru sang ayah. "Jadi benar kau menceraikan Elena?!"

Raven memejamkan mata. "Aku tidak menceraikannya, Ayah. Elena yang mengajukan gugatan! Dia ... dia memanipulasi tanda tanganku dengan bantuan Hans Morelli! Semua itu jebakan!"

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipi Raven.

Ibu Raven terkejut. "Honey?!"

Sang ayah menatap putranya penuh amarah.

"Kau benar-benar memalukan, Raven! Elena satu-satunya pewaris keluarga Alvarez! Semua harta dan perusahaan mereka akan jatuh ke tangannya! Dan kau malah melepaskannya?!"

Raven menunduk, rahangnya mengeras. "Dad pikir aku ingin ini terjadi?! Semua ini salah kalian juga!"

"Apa maksudmu?!" bentak sang ayah.

Raven menatap tajam pada keduanya, suara gemetar tapi penuh dendam.

"Kalau bukan karena kalian berdua yang terus memaksaku punya anak, semua ini tidak akan terjadi! Elena baik-baik saja! Kami bahagia! Tapi kalian terus mendesakku untuk memberi kalian cucu, sementara Elena belum bisa hamil!" seru Raven murka.

Ibu Raven tersentak, menutup mulutnya. "Raven ...."

"Jangan berpura-pura tidak tahu, Mom!" teriak Raven. "Kau sendiri yang memperkenalkan Jessy padaku! Kau yang bilang aku harus 'melanjutkan garis keluarga Wattson! Kau yang biarkan dia datang ke pestaku malam itu, dan kau juga yang tahu aku mabuk! Jessy ada di sana, menemaniku ... dan malam itu segalanya berantakan!"

Sang ibu terdiam.

Sang ayah menatap istrinya tajam. "APA? Jessy? Maksudmu Jessy yang itu?! Perempuan dari kelas bawah?!"

Raven tertawa miris. "Ya, Jessy! Dan sekarang dia mengandung anakku. Aku bersama dengannya karena kalian juga!"

Sang ayah mendengus marah. "Jadi kau menuduh kami penyebab semua ini?!"

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya!" Raven menunjuk mereka berdua. "Kalau saja kalian tidak mencampuri hidupku dan Elena, kami tidak akan bercerai!"

Sang ibu berlinang air mata. "Aku hanya ingin melihat cucu, Raven. Aku tidak bermaksud-"

"Tidak bermaksud?!" potong Raven lagi. "Tapi karena permintaanmu, aku kehilangan segalanya! Elena, perusahaan, reputasi ... semuanya!"

Suasana rumah memanas.

Teriakan dan tangisan bercampur jadi satu.

Saat itu, suara langkah kaki terdengar dari arah dapur ke ruangan dimana Raven dan orang tuanya berada.

Jessy baru masuk ke ruangan dengan nampan di tangan. Begitu melihat suasana ruang tamu, ia membeku di tempat.

"Raven ...." suaranya pelan.

Sang ayah langsung menatap Jessy dari ujung kepala sampai kaki, lalu mendengus keras.

"Jadi kau Jessy?" konfirmasi ayah Raven.

Jessy menelan ludah, gugup. "I-iya," jawabnya.

"Anak perempuan kelas bawah yang mengacaukan keluarga kami," kata sang ayah dingin. "Kau seharusnya tahu batasmu. Kau pikir dengan mengandung anak Raven, kau bisa menggantikan Elena? Kau hanya mengambil keuntungan dari kebodohan anakku!"

Jessy menatap lantai, wajahnya pucat.

Ibu Raven langsung menegur, "Sayang, cukup! Jangan bicara begitu pada Jessy! Dia perempuan baik! Dan semua ini terjadi karena aku juga! Jessy anak dari sahabat lamaku, dan aku yang memintanya menemani Raven malam itu!"

Sang ayah menatap istrinya dengan mata membelalak tak percaya. "Jadi benar kau yang memulai semua ini?! Kau membuat anak kita berselingkuh dari istrinya sendiri?!"

"I-itu hanya karena aku ingin Raven bahagia!" sabur sang ibu.

"Bahagia?!" sang ayah menggebrak meja. "Sekarang lihat hasilnya!"

Raven memejamkan mata, kepalanya terasa berdenyut keras. Semuanya berantakan, bisnis, keluarga, pernikahan, harga diri.

Dan di tengah kekacauan itu, nama Hans Morelli terus muncul di layar televisi, tersenyum di hadapan kamera.

Sang ayah menarik napas panjang, lalu menatap Raven dengan wajah kecewa mendalam.

"Dengar baik-baik, Raven. Hentikan semua ini. Tutup mulutmu, dan jangan pernah lagi menyentuh Morelli. Kau tidak tahu siapa dia sebenarnya."

Raven menatap ayahnya bingung. "Apa maksudmu, Dad?"

"Morelli bukan orang yang bisa kau permainkan," kata sang ayah pelan tapi tajam. "Kau pikir dia hanya pengusaha biasa? Kau tidak tahu separuh kekuatan yang dia miliki. Jika kau terus menantangnya, Wattson akan lenyap, bukan hanya di pasar, tapi di dunia bisnis global. Mengerti?”

Raven terdiam. Ia baru pertama kali mendengar nada seperti itu dari ayahnya, bukan hanya marah, tapi juga takut.

Sang ayah berbalik menuju pintu.

Namun sebelum pergi, ia berhenti sejenak di dekat Jessy yang berdiri gemetar di sisi ruangan. Ia menatap Jessy dingin, lalu berkata pelan, tapi tajam menusuk.

"Setidaknya, Elena mungkin mandul, tapi dia perempuan berpendidikan dan pewaris keluarga besar. Dia tahu cara memimpin bisnis dan berdiri di samping suaminya. Tidak seperti kau ... yang hanya tahu menggoda pria di ranjang.”

Jessy tertegun. Wajahnya memucat, matanya memerah. Sang ayah berjalan pergi, meninggalkan mereka bertiga.

Sang ibu menatap Jessy dengan iba, lalu memeluknya pelan. "Jangan dengarkan kata-katanya, Jessy. Dia hanya sedang marah soal bisnis."

Begitu pintu tertutup, keheningan menekan seluruh ruangan.

Jessy melepaskan pelukan Ibu Raven, menatap kosong ke depan. Air matanya jatuh pelan, tapi bukan karena sedih, melainkan karena amarah yang mendidih. Ia menggenggam ujung gaunnya kuat-kuat, rahangnya mengeras.

Perempuan berpendidikan ... perempuan kelas atas ... tapi mandul ....

Suara ejekan itu terus berputar di kepala Jessy.

Matanya perlahan berubah dingin.

"Kalau begitu," bisiknya pelan tapi penuh racun dan amarah, "aku akan membuat Elena membayar mahal karena hari ini."

Jessy melangkah pergi menuju kamar, meninggalkan Raven yang terdiam dengan wajah letih.

Sementara itu di luar, hujan mulai turun deras, seolah langit pun tahu, badai baru akan segera dimulai.

Di tempat lain, di ruang kantor Morelli Corporation ....

Hans berdiri di depan jendela besar, menatap hujan yang menetes di balik kaca. Ia tahu Raven sedang terbakar habis-habisan.

Ia tahu media sudah mencium skandal keluarga Wattson. Dan Hans tahu, setiap langkah balas dendamnya baru saja dimulai.

Roland masuk pelan. "Hans, semua proyek Wattson sudah resmi diambil alih. Investor mereka memindahkan aset ke Morelli Group."

Hans hanya mengangguk. "Bagus. Dan tentang Raven Wattson ... biarkan dia belajar arti kehilangan. Semua ini baru permulaan," ujar Hans.

Suara petir menggema, mengguncang langit Los Angeles. Hans tersenyum tipis, dingin, tenang, dan mematikan.

Walau ia tidak tahu ada api baru yang mulai bergerak.

1
Maria Lina
skrng up nya 1 1 1 mulu ya thor gk asik lo thor hadeh
Archiemorarty: Kalau gx asik gx usah baca, udah dikasih bacaan gratis lo ngatur. ngasih duit kagak. dari kemarin gue perhatiin lo ngatur aja cil. Readers gua yang lama aja nggak ada yang ribut kayak Lo.

Jangan bilang gue nggak sopan ya, Lo duluan soalnya yang nggak sopan dari kemaren2.
total 1 replies
Jelita S
bntar lagi ketemu si Twin
Archiemorarty: Siap siap perang dunia si Hans sam Elena 🤣
total 1 replies
Miss Typo
semoga lancar persalinan nya, sehat ibu dan bayinya 🤲
Miss Typo: semoga lekas sehat kembali ya thor, semangat 💪
total 2 replies
Nofi Ani
double dong seru.
Asyatun 1
lanjut
Mundri Astuti
ya ampun Hans..getok apa roland biar ngga ngeblank dia
Miss Typo
karna Hans blank, ayo Roland kamu yg gercep bawa ke RS 😁
Miss Typo
aku terharu 🥹😭
Lisa
Syukurlah tidak ada lg dendam dan beban di antara mereka..utk Raven bukalah lembaran baru bersama Zayden & ayahmu..utk Elena sehat terus y sampe HPL'nya nanti..
Arfano Mauza
suka ceritanya👍👍
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya kak 🥰
total 1 replies
Miss Typo
Hans garda terdepan untuk Elena dan anaknya.
tenang Hans Raven dah berubah dah kena karma nya dia 😁
Miss Typo
semoga lancar saat persalinan nanti
Miss Typo
bener mending jual tuh rumah, tinggal bertiga dgn ayah dan bayimu. atau mungkin pindah ke kota lain biar lebih tenang hidup kalian.
bab ini aku terhura 🥹
Asyatun 1
lanjut
LB
karena kamu mandul, memiliki zayden juga bagus, paling tidak kamu tidak masa tuamu tidak sendiri dan kesepian.harap nanti ajarkan anakmu berpendirian teguh dan benar jangan seperti kamu yg mudah dipengaruhi dan seperti ibu kandungnya yang manipulatif.
Archiemorarty: Bener ini 😌
total 1 replies
LB
lega tapi " gelar ayah " yg kau dambakan itu juga hukuman sepanjang hidup.bagaimana tidak, demi gelar itulah hidup mu hancur dan gelar itu disematkan padamu atas darah daging lelaki lain😮‍💨.
mirisnya hidup mu.
Archiemorarty: Benar gelar yg bakal buat dia selalu ingat kesalahan masa lalunya seumur hidup
total 1 replies
LB
akhirnya mereka saling memaki, sama2 bejat sih
Archiemorarty: Tabur tuai itu ada 🙄
total 1 replies
Mundri Astuti
akhirnya bisa berdamai semua❤️
Archiemorarty: Cara terbaik 🥹
total 1 replies
Lisa
Benar Raven jual aj rumah itu lalu tinggal bertiga dgn Papa & debaynya
Mundri Astuti
tenang Hans, jangan galak" kesian raven dah dpt karmanya dia
Archiemorarty: Penjaga Elena mah beda 🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!