Andrea yang sedang berada di luar negeri tiba-tiba dihubungi sang kakak dan keluarganya, meminta ia untuk pulang, tanpa diberitahu alasannya.
Dan gadis itu terkejut luar biasa saat sampai di Indonesia dia harus menikahi kakak iparnya sendiri.
Bagaimana kehidupan Andrea selanjutnya setelah menikah dengan Rasya Hutomo yang merupakan suami kakaknya sendiri? cerita ini banyak mengandung bawang dan cabe jadi siapkan tisu untuk antisipasi.
ikuti terus ceritanya
follow juga IG author @shadirazahran23
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu keluarga besar
Dan disinilah Rasya dan Andrea sekarang di sebuah rumah besar tempat orang tuanya tinggal.jika kemarin Medina tinggal di hotel mungkin berfikir jika di Jakarta hanya sementara.Nyatanya perempuan paruh baya itu pulang ke rumah besar dimana rumah itu sudah ia tinggalkan sejak suaminya sering keluar negeri dan ia mengikuti.
“Ayo masuk! ada papa juga di dalam!’ kata Rasya pada sang istri yang saat ini tengah ia gandeng.
“Tapi aku takut,Mas.Aku..” ucap Andrea terbata-bata.
“Ada aku yang akan selalu melindungimu, sayang.”
Andrea mengulas senyum, ia benar setidaknya da Rasya yang akan melindunginya jika ia mendapat serangan dari seluruh keluarga besar sang suami terutama ibu mertuanya,Medina.
Begitu masuk kedalam rumah besar yang di dalamnya terdapat banyak sekali pelayan.Pasangan suami istri itu langsung di suruh duduk di ruang tamu dimana disana ada Medina dan Hutomo kedua orang tua Rasya.di sudut lain ada Bella sepupu jauh Rasya. Kehadiran wanita itu di tengah keluarga Rasya tentu membuat Andrea sedikit terkejut. Sebab ia sama sekali tidak tahu hubungan keduanya.
“Jangan berfikir yang tidak-tidak, nikmati prosesmu bertemu mertua,” bisik Rasya di telinga Andrea. Ia tahu gelagat yang ditunjukan sang istri saat melihat Bella, dalam hati merutuki tingkah Bella yang sejak tadi memancing-mancing agar Andrea marah.
“Selamat datang Andrea di keluarga besar kami, ini pertemuan kedua kita setelah pertunangan Rasya kala itu dengan kakakmu.’ kata Hutomo mulai membuka percakapan dengan menantunya itu.
“Ia Om, terima kasih untuk sambutannya.” balas Andrea dengan sedikit gugup.
Lelaki paruh baya itu tersenyum ia tahu tentang kegugupan menantunya itu,
“Jangan sungkan, kami orang tuamu juga.Kamu bisa minta apa saja pada kami selayaknya pada orang tuamu.” kata Hutomo lagi, berbanding terbalik dengan Medina yang sejak awal kedatangan mereka, ia lebih banyak diam tak bersuara.Rupanya rasa tidak suka terhadap Andrea masih mendominasi.Meski Rasya maupun Hutomo sudah memberi pengertian.
“Terima kasih sekali lagi,Om.Sementara ini Mas Rasya selalu memenuhi kebutuhanku dan Alvin tanpa kami minta.Pemberian darinya sudah lebih dari cukup.” jawab Andrea sambil mengulas senyum.
Hutomo membalas senyuman menantunya itu,ia tahu jika Andrea adalah perempuan mandiri dan tidak memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadinya.
“Bahkan dulu saat perempuan itu masih berstatus pelajar, Hutomo sangat tahu sifat dan kepribadian Andrea melalui Rega sepupu Rasya.
“Panggil Papa, nak.Kamu itu istri putra Papa!’
“Eh iya Pah.” jawab Andrea lagi masih dengan kegugupannya.
“Tapi wanita sepertimu dengan latar keluargamu, aku tidak yakin kalau kamu bukan gadis matre.” celetuk Medina.Yang masih merasa kesal dengan pernikahan sepihak tanpa melibatkan keluarganya itu.
Wajah Andrea berubah ciut mendengar perkataan sang mertua, ia semakin gugup dan meremas-remas jari-jarinya untuk mengurangi rasa gugupnya.
Rasya yang menyadari itu langsung menggenggam tangan sang istri menyalurkan kekuatan agar Andreanya tetap tenang menghadapi Medina.
“Andrea bukan orang seperti itu,Mah. Kalian tahu kenapa Rasya membawa pindah istriku ke rumah yang lebih kecil daripada rumahku bersama Alina dulu?” kata Rasya akhirnya.
Andrea menoleh pada sang suami, ia pun sebenarnya sangat penasaran dengan sang suami perihal rumah yang mereka tempati saat ini.Bukan ia keberatan tinggal di rumah itu hanya heran saja.Kenapa Rasya membawanya ke rumah yang lebih kecil dari rumah nya bersama Alina dulu.
“Rumah itu adalah pemberian Mama sebagai pembuktian Mama yang ingin menunjukan jika Mama orang yang mampu memberi segalanya padaku maupun Alina.Terus terang saja aku tidak nyaman tinggal disana, karena Mama memberikan rumah itu tidak tulus dan terasa menjadi beban karena kami harus menuruti apa yang mama perintahkan.Rumah tanggaku dikendalikan oleh Mama bahkan hanya untuk menggeser furniture saja itu harus dengan persetujuan Mama.Sekarang aku menempati rumah yang aku beli sendiri dengan tabunganku, setidaknya aku akan membiarkan istriku melakukan apa saja semaunya,tanpa dikendalikan lagi oleh Mama.”
Andrea benar-benar terkejut mendengar fakta ini, sekarang ia mengerti kenapa ia diboyong ke rumah yang lebih kecil dari rumah Alina.Tadinya ia berpikir mungkin Rasya memang tidak ingin kehilangan kenangan Alina dengan kehadiran dirinya, nyatanya Rasya melakukan itu agar dirinya nyaman dan tanpa beban.
“Kau berpikir seperti itu pada Mama,Sya? Mama hanya ingin memberikan yang terbaik padamu dan istrimu.” Median berusaha membela diri.
“Tapi pada kenyataan bukan yang terbaik, karena justru kami tertekan dan tidak bahagia.Dan mama tahu akibat tekanan itu Kandungan Alina sempat bermasalah dan harus bedrest.”
Satu lagi fakta yang terkuak,membuat Andrea bertanya-tanya apakah selama ini kakaknya tidak bahagia berumah tangga dengan Rasya.
“Kamu benar-benar menuduh Mama seperti itu,Sya? Mama hanya ingin yang terbaik untukmu, membuat kamu tetap nyaman meski bukan Mama yang merawat.” Median berusaha membela dirinya sendiri lagi, meskipun caranya sedikit salah.
“Cukup Mah, sekarang sudah cukup.Aku berterima kasih untuk perhatian Mama padaku,Tapi sekarang aku mohon jangan campuri urusan rumah tanggaku.Beruntung dulu Alina sangat tegar menghadapi mertua seperti mama bahkan hingga akhir hayatnya dia tetap bertahan di sisiku.Sekarang aku mohon Mama jangan menekan Andrea sama seperti yang mama lakukan pada Alina. Jika sampai istriku kembali meninggalkanku maka aku tidak akan bisa hidup dan bertahan.” Ancam Rasya membuat Medina menegang, tidak biasanya Rasya sedikit keras padanya, membuat Median semakin tidak suka pada Andrea.
‘’Sudah,sudah.Papa mengundang kamu dan istrimu ke rumah bukan untuk itu,Rasya.Dan kamu mah hilangkan ego kamu itu demi anak kita satu-satunya ini.Papa mohon.” Sahut Hutomo yang sudah jengan memang dengan sikap sang istri.Makanya dia segera terbang kembali ke indonesia begitu mengetahui Media pulang ke indonesia untuk menemui Andrea.
“Mama akan berusaha, tapi pelan-pelan.” kata Median lirih.
Baik Hutomo ataupun Rasya tersenyum mendengarnya. Semoga saja apa yang sang ibu katakan benar adanya, ia ingin melihat Andrea dapat diterima oleh mamanya itu.
‘Sudahlah ayo kita makan,setelah ini kita bicara serius sya.”Ajak Hutomo lagi.
Seluruh anggota keluarga itu mulai masuk ke ruang makan, dan duduk di kursi yang sudah tersedia disana.Rasya menarik kursi di sebelahnya dan mempersilahkan Andrea untuk duduk.
‘Duduklah disini sayang.” ucapnya lirih.
‘Terima kasih Mas.”
Sekali lagi Hutomo mengulas senyum melihat putra dan menantunya itu.
Hutomo, Medina, Rasya, Andrea dan Bella makan dengan tenang tanpa suara hanya bunyi dentingan sendok garpu yang beradu dengan piring saja yang terdengar hingga tiba-tiba sebuah suara seorang pria terdengar nyaring disana.
“Selamat malam semua, maaf saya terlambat.”
buku Alvin & Adel judulnya apa?
buku Arga judulnya apa?