NovelToon NovelToon
Tutorku Tunanganku

Tutorku Tunanganku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Slice of Life
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Mashimeow

"Mulai sekarang gue yang jadi tutor lo sampai ujian kenaikan kelas."

Awalnya Jiwangga hanya butuh Keisha sebagai tutornya, itupun dia tidak sudi berdekatan dengan anak ambis seperti Keisha.

Sayang seribu sayang, bukannya menjauh, Jiwangga malah dijodohkan dengan Keisha.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mashimeow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesepian

Keisha menutup pintu mobil HRV milik Gilang sesaat setelah dia keluar dari sana. Ia sudah diantarkan pulang dengan aman dan selamat sampai tujuan. Sepanjang perjalanan pulang keduanya seakan tidak kehabisan topik pembahasan. Ada saja yang mereka bahas untuk mencairkan suasana.

Emang dasarnya Keisha itu tipe orang yang ramah dan bisa dekat dengan siapa saja. Kecuali Jiwangga. Ia merasa ada sebuah radar yang selalu berdenting nyaring seolah memberi peringatan untuk tidak terlalu dekat dengan pemuda itu. Keisha merasa kalau mereka tidak cocok bahkan hanya untuk bertegur sapa.

Gadis berambut hitam panjang itu melambaikan tangan pada mobil Gilang yang mulai menghilang keluar dari kawasan rumahnya. Komplek yang kebanyakan dihuni oleh rumah-rumah dengan dua tingkat atau lebih bergaya eropa modern. Keisha masuk setelah dibukakan pintu gerbang oleh Cipto. Keadaan sepi juga hening kental sekali gadis itu rasa saat menginjakkan kakinya di ruang tengah.

Kehangatan yang pernah tercipta kini hanya menjadi bayang-bayang momen indah saja. Keisha menatap sendu pada bingkai foto besar di dekat televisi. Gambaran foto keluarga yang sedang tersenyum bahagia atas kemenangan putri kecil mereka dalam sebuah perlombaan. Kala itu, Keisha merasa menjadi manusia paling bahagia di dunia sebelum kesibukan menyerang kedua orang tuanya.

Kesepian lah yang menjadi teman nomor satu yang menemani Keisha sata di rumah. Memang nasib menjadi anak tunggal yang tidak memiliki teman untuk bermain juga berbicara. Kadang, dia merasa iri dengan Luna. Sahabatnya itu memiliki seorang kakak dan adik di rumah. Seperti apa rasanya memiliki saudara? Pasti asik sekali bisa berbagi segala hal.

“Papa sama mama pasti pulang malam banget sama kayak hari-hari biasanya,” kata Keisha.

“Mbak Keisha udah pulang. Udah makan belum? Simbok hari ini masak makanan kesukaan Mbak tuh,” tanya Siti, asisten rumah tangga yang sudah bekerja untuk keluarga Keisha dari gadis itu masih bayi.

“Udah tadi baru nyemil doang sih di sekolah. Emang hari ini lagi masak apa?” balas tanya Keisha.

“Simbok masak ayam kecap sama sayur bayam itu. Wis kamu ndang ganti baju terus makan lagi,” kata Siti.

“Aku mau ke kamar dulu ya Mbok,” sahut Keisha lalu menganggukkan kepala untuk menuruti permintaan dari pengasuhnya.

“Kalau butuh apa-apa panggil Simbok atau Pak Cipto ya.” Siti mengusap sayang puncak kepala Keisha lembut.

“Iya Mbok.”

Keisha berjalan menuju lift yang berada tidak jauh dari area ruang tengah. Ia terlalu malas untuk menaiki belasan anak tangga hanya untuk menjangkau lantai kamarnya. Tubuh dan pikirannya sudah lelah bukan main usai ditimpa hari yang berat. 10 detik kemudian si cantik kini ada di dalam kamar.

Sedang bergelung di bawah selimut tebal yang hangat. Ia memejamkan sejenak mata yang lelah sebab ketika mencium aroma memabukkan dari bantal dan gulingnya, Keisha tidak bisa menahan diri. Niat hati hanya beberapa detik tetapi malah berlanjut sampai nyaris tengah malam berujung gadis itu melewatkan makan malamnya.

Keisha terbangun saat mendengar suara denting notifikasi beruntun yang masuk secara ugal-ugalan sampai bisa membuatnya tersadar. Gadis itu mengusap perlahan wajahnya untuk mengusir rasa kantuk yang tersisa. Tangannya terulur untuk mencari dimana keberadaan ponsel canggihnya itu. Satu nama yang muncul dalam bilah notifikasi adalah milik Luna.

Luna Geraldine: Kei, gue gabut nih. Nongkrong yuk.

Luna Geraldine: Keisha? Heloow?

Luna Geraldine: Chat gue centang satu doang lagi.

Keisha: Sorry sorry gue ketiduran tadi. Ini aja kebangun gara-gara suara notifikasi lo.

Luna Geraldine: Ya ampun gue kira lo kenapa. Gimana tadi tuh abis tutor berdua sama Jiwangga?

Keisha: Lo tahu nggak sih, dia sama sekali gak datang! Gue nungguin sampai sekolah mau ditutup. Nggak ada tuh dia muncul buat kelas tutor. Gue kesel banget bangke. Omongan gue kayak dianggap angin lalu doang yang masuk kuping kanan keluar kuping kiri!

Keisha: Kalau bukan karena nurutin maunya Bu Rasmi, sumpah demi Tuhan gue ogah banget ngobrol sama biang onar kayak dia. Lagian apa sih hebatnya Jiwangga Abram sampai bikin anak-anak satu sekolah sampai tergila-gila sama dia?

Keisha: Untung aja tadi ada Gilang yang temenin gue. Kalau nggak bisa mati kelaparan gara-gara nungguin Jiwangga nggak datang juga.

Luna Geraldine: DEMI APA? Ututu kasihan banget sahabat gue. Terus lo baliknya gimana? Dijemput Pak Cipto kan?

Keisha: Kagak. Gilang nawarin balik bareng ya udah sekalian aja. Dia bilang searah juga.

Luna Geraldine: Eh buset itu mah bukan searah lagi tapi dia emang sengaja nganterin lo, Kei.

Luna Geraldine: Rumahnya si Gilang tuh ada di Kokas. Jauh banget ege kalau sama rumah lo. Lo bayangin aja dari Kokas ke Pondok Indah tuh setengah jam kalau ga macet. Dia benar-benar asli mau antar doang atau modus ke lo sih?

Keisha: Nggak mungkin modus lah Lun. Orang dia ada gebet anak kelas 11 IPS 2 kok.

Luna Geraldine: Mungkin aja kebetulan. Gue nginap di rumah lo ya Kei. Orang tua gue lagi berantem tuh gue malas dengar debat mereka. Si Livya udah ngungsi ke rumah eyang dari tadi sore.

Keisha: Lo yakin? Udah mau jam 11 malam ini siapa yang mau ngantar?

Luna Geraldine: Ada. Gue minta tolong ke Mas Bintang. Gue dengar-dengar info dari Gilang juga kalau besok tuh guru-guru ada workshop. Jadi kita masuk agak siang jam 9.

Keisha: Datang aja kebetulan gue juga di rumah sendirian. Bokap sama nyokap lagi pergi.

Luna Geraldine: Kita bisa ngedrakor beberapa episode tuh lanjutin yang kemarin kita tonton di kelas. Lo mau dibawain makanan apa buat jadi teman nonton?

Keisha: Ayam atau pizza aja kita makan bareng. Gue lapar juga tapi malas turun ke bawah.

Luna Geraldine: Gue juga beli mac and cheese toping daging slice biar kenyang lo ntar.

Keisha: Lo kalau udah sampai langsung naik ke kamar aja. Gue mau mandi dulu.

Luna Geraldine: Oke.

Obrolan keduanya berakhir pada pukul tepat setengah 12 malam. Keisha menaruh handphone di atas pengisi daya elektrik hasil memenangkan lomba beberapa hari lalu. Ia lantas berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh diri. Berendam dalam bak penuh busa yang super wangi bisa membuat tubuhnya seperti dimanjakan di pemandian air panas.

Keisha membiarkan seluruh tubuhnya diselimuti busa-busa putih yang sangat halus. Menyisakan area leher hingga kepala saja yang yang berada di luar bak. Gadis itu sudah menyiapkan amunisi saat berendam sambil menunggu kedatangan Luna. Sebuah tablet bertengger apik tak jauh dari posisi Keisha berada menampilkan drama thailand berjudul Home School yang sedang sang puan tonton.

1
bayusetyawan
aku pengen gabung ke chaos brotherhood thor
Cheng Lin2194
Terhibur banget!
Mashimeow: terima kasih udah suka sama ceritaku^^
total 1 replies
Juárez Márquez Odette Margarita
Ngakak dosa!
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!