Dea sudah menjadi sekretaris dan simpanan Arden Harwell selama 2 tahun. Disaat Arden akan menikah dengan wanita pilihan keluarga nya Dea memutuskan untuk menyudahi hubungan mereka.
Membuatnya dan Arden menjadi mantan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 - Tapi Kemana?
1 minggu berlalu dan selama itu pula Arden tidak bisa tidur dengan nyenyak. Saat siang dia menyibukkan diri dengan pekerjaannya dan saat malam dia terus menunggu Dea pulang.
Silvana yang diam-diam mengawasi anaknya pun merasakan sesak yang luar biasa. Dia tidak sanggup melihat anaknya tersiksa seperti itu. Tapi tentang Dea bukan berarti dia maafkan, Silvana masih lah menganggap Dea sumber masalah dari ini semua.
Dan Leon yang selalu ada bersama Arden sungguh tidak tega melihat tuannya terpuruk seperti itu. Hari ini Leon membeli obat tidur, mengganti kemasannya dengan lebel vitamin.
"Tuan, saya membelikan anda Vitamin, minum ini saat jam 9 malam, cukup 1 pil saja," ucap Leon, dia menyerahkan obat itu dihadapan Arden yang duduk di kursi kerjanya.
Malam sudah datang, tapi Arden masih betah duduk disini. Meski dia sudah berada di apartemen, namun hanya berkas-berkas yang dia hadapi.
"Bagaimana pencarian Dea? apa sudah ada perkembangan."
"Kemungkinan besar nona Dea pergi ke kota S Tuan, anak buah kita sedang menyisir kota itu."
"Jangan berhenti mencari, berapapun uang yang kamu butuh katakan padaku."
"Baik Tuan."
"Pergilah."
Leon mengangguk, sebelum pergi dia menundukkan kepalanya memberi hormat.
Namun langkah Leon yang hendak keluar tiba-tiba terhenti saat dia mengingat sesuatu. Dia memutuskan untuk kembali menghadap pada Arden.
"Maaf Tuan, saya ingin memberikan ini," ucap Arden, dia menyerahkan selembar foto pada Arden. Foto yang mereka duga adalah Dea, foto seorang wanita menggunakan baju dan topi serba hitam keluar dari Mega Mall satu minggu yang lalu. Leon baru mendapatkan foto itu, penyelidikan terasa lebih sulit karena saat itu di Mega Mall sedang ada festival, hingga pengunjungnya bertambah berkali-kali lipat.
Arden menatap foto itu, meski hanya punggung dan sedikit ragu yang nampak namun Arden sangat yakin jika itu adalah Dea. Jantungnya berdebar, ingin sekali dia berlari dan menghampiri ...
Tapi kemana?
Menyadari itu debaran di dadanya berubah jadi sesak.
"Anak buah kita terus mengikuti kepergian wanita itu melalui cctv jalanan, dan tujuannya adalah kota S."
Arden mengangguk, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Dan setelahnya, Leon benar-benar pergi dari sana. Meninggalkan Arden yang terus menatap sesosok wanita di dalam foto itu.
"Kamu benar-benar ingin pergi dari ku De, kamu sampai menyamar seperti ini. Tapi kamu masih terlihat cantik," gumam Arden, dia tersenyum meski itu senyum getir.
"Jangan sampai hidupmu menderita De, kamu bahkan tidak melakukan penarikan sedikitpun pada ATM mu? apa uang yang kamu bawa itu cukup?" tanya Arden, meski dia tahu semua pertanyaan nya tidak akan mendapat jawaban, namun Arden terus bertanya.
Arden sudah memeriksa transaksi rekening Dea, terkahir Dea melakukan penarikan sebelum dia pergi dari kota ini. Setelah itu tidak ada lagi transaksi.
Padahal Arden selalu terjaga dari ponselnya, mencoba melacak Dea dari sana.
Dea juga tidak pulang ke rumah kedua orang tuanya, mereka semua masih mengira jika Dea bekerja disini.
Arden terus terduduk seperti itu, sampai waktu menunjukkan jam 10 malam. Arden meneguk 1 pil obat pemberian Leon dan tak lama kemudian dia mulai merasa mengantuk.
Sebelum kesadarannya benar-benar habis, dia sudah lebih dulu sadar jika obat yang diberikan Leon bukanlah Vitamin, melainkan obat tidur.
Mata Arden terasa berat, untuk pertama kalinya setelah Dea pergi, kini Arden terlelap.