NovelToon NovelToon
Berpindah Zaman

Berpindah Zaman

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Pusaka Ajaib
Popularitas:893
Nilai: 5
Nama Author: Citra Khalifah

Bagaimana jika kamu sedang mengendarai kendaraan tiba-tiba saja pandangan mu menggelap dan membuka mata kembali sudah di zaman yang jauh berbeda

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Citra Khalifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Boksun pun berjanji akan mengajari nata cara membuat jerat yang ia buat saat ini tapi setelah urusan mereka semua selesai.

"Tapi apakah jerat yang kau gunakan ini dapat menjerat hewan yang lebih besar lagi, boksun?" tanya nata.

"Sistem jerat itu sebenarnya banyak cara tetapi aku belum tahu dan belum pernah mencoba nya hanya tahu cara kerja nya saja" terang boksun.

"Apa kau belajar dengan suku chan? Karena yang aku tahu cara berburu seperti ini hanya suku chan yang melakukannya" ungkap nata.

"Aku memang tak pernah tahu sih... Bagaimana cara suku chan berburu akan tetapi aku pernah mendengar orang orang berbicara bahwa suku chan berburu dengan cara membuat jerat seperti ini " ujar nata kembali.

Boksun yang bingung pun hanya dapat meng iyakan ucapan nata, sebab tak mungkin kan ia bilang kalau ia mengetahui hal semacam ini dari kehidupan sebelumnya, mana nata percaya.

Mereka berjalan ke jerat terakhir yang di buat oleh boksun ternyata disana juga mendapatkan satu ekor kelinci, setelah selesai mengambil hasil buruannya, mereka pun kembali ke tempat dimana kemah kemah mereka didirikan dengan membawa dua ekor kelinci.

"Aku kira kalian tak akan mendapatkan hasil buruan, ternyata dapat juga" ujar Sandika yang merasa senang melihat hasil buruan yang di bawa oleh boksun dan nata.

"Mengapa nona berfikir kalau mereka tak akan mendapatkan hasil buruan?" tanya seorang penjaga kota kepada Sandika.

"Ya kita pikirkan saja... Jika di salah satu wilayah atau tempat mempunyai predator puncak pasti semua hewan yang ada di bawahnya akan lebih berhati hati lagi untuk keluar atau berkeliaran menunjukan dirinya" ujar Sandika kepada penjaga kota itu.

"Hem.... Apa yang di katakan nona ada benar nya juga.... Karena yang aku liat sepanjang jalan kita berjalan kesini tak ada satu hewan pun yang aku lihat bahkan Bangkung pun aku tak melihat nya, biasanya kan hewan itu selalu berkeliaran di sepanjang sungai" ucap penjaga kota yang lainnya.

"Ya... Itu benar... Maka dari itu kalian sekarang harus banyak banyak berterimakasih kepada boksun karena berkat dia, kita dapat makan malam ini untuk saat ini" ucap nata.

"Eh... Tunggu tunggu... Boksun.... Kamu.... Bagaimana kamu bisa menangkap kelinci ini? Sedangkan lihatlah tak ada goresan pisau atau tusukan anak panah di kelinci kelinci ini? Jangan bilang kamu membuat kelinci ini pingsan? Atau kau mengejar kelinci ini hingga tertangkap iya?" tanya Sandika merasa heran dengan hasil tangkapan boksun saat ini, di tubuh kelinci ini tak ada sedikit pun darah yang Sandika lihat.

Pertanyaan yang Sandika tanyakan pun membuat semua orang yang ada tim boksun melihat ke arah kelinci dan itu membuat semua orang juga keheranan.

"Dia itu menangkap kelinci kelinci ini dengan cara suku chan berburu, jadi tak ada tuh yang nama nya luka di tubuh hewan yang di buru" ucap nata.

Boksun yang penasaran dengan suku yang sejak tadi di sebutkan nata, ia pun diam diam bertanya kepada Lily.

"Lily, apa kau mengetahui suku chan yang sejak tadi di bicarakan oleh nata?".

"Ya aku mengetahui tentang suku itu, suku itu sangat menjaga tradisi dan kehidupan nya pun sederhana, mereka tinggal dan menetap di suatu Padang rumput yang luas, mereka bertani juga berburu. Mereka menggunakan teknik berburu seperti yang kamu lakukan saat ini akan tetapi penduduk negri ini sangat tidak menyukai suku itu karena penampilan mereka".

"Memang kenapa dengan penampilan mereka, Lily?".

"Penampilan mereka sangat lah berbeda dengan kebanyakan penduduk negri ini. Tubuh mereka yang kecil dan kulit mereka yang hitam cenderung gelap lah yang membuat penduduk negri ini tak menyukai mereka".

"Para pedagang nakal dulu sering memburu mereka untuk di jadikan budak, sehingga menjadikan suku chan pun memusuhi orang orang dari suku mereka karena berfikir kalau orang luar dari suku mereka akan menjadikan mereka budak" ujar Lily panjang lebar.

"Boksun dari mana kau bisa berteman dengan suku chan ini?" tanya damar yang menyadarkan boksun yang sedang komunikasi dengan Lily.

"Sebenar nya saya tidak belajar langsung dengan suku itu tuan, saya di ajarkan oleh tetangga saya yang diajarkan langsung oleh suku itu" ucap boksun beralasan.

"Masaa......" ucap Lily mengejek boksun.

Setelah dirasa cukup berbincang bincang tentang kemahiran boksun membuat perangkap akhirnya boksun pun memutuskan untuk mengolah kelinci kelinci yang telah ia dapatkan.

Dan salah satu prajurit yang bernama coro pun menawarkan diri untuk membantu mengolah kelinci kelinci itu.

"Sini aku bantu untuk memasak kelinci kelinci ini" ucap coro kepada boksun.

"Boksun... Apa kau sendiri yang menguliti semua kelinci kelinci ini? Rapih sekali... Tanpa ada sayatan atau pun lubang di kulit nya, jika kau mau menjual nya ini akan mahal harga nya di banding dengan kulit kelinci lainnya" sambung coro kepada boksun.

Sandika yang ada di sekitar boksun dan coro pun membenarkan ucapan coro tersebut.

Boksun yang telah selesai menguliti dan memisahkan daging kelinci pun membawa semua itu ke sungai yang ada di dekat mereka untuk membersihkan dari sisa sisa kotoran yang menempel.

Coro pun ikut di belakang boksun untuk membantu boksun membersihkan kelinci kelinci itu.

"Coro apa kau bisa memasak daging ini?" tanya boksun di sela sela mereka membersihkan daging.

"Orang tua ku di kota membuka kedai makanan aku hampir tiap hari disuguhi cara memasak dan membuat aneka bumbu untuk beberapa daging, dan sekarang pun aku membawa beberapa bumbu yang mungkin kita perlukan untuk memasak daging ini" ucap coro.

"Kau membawa bumbu? Bumbu apa saja?" tanya boksun penuh minat.

"Ada lada, cuka dan sedikit minyak dan minyak itu pun tak sengaja aku bawa karena sebelum kita berangkat untuk ke hutan ini ada salah satu sahabat ayahku memberikan minyak kelapa ini" ucap coro mengingat ingat.

"Hm.... Kalau untuk garam kaya nya tuan damar membawa nya, dia akan selalu membawa garam itu jika ia akan bepergian cukup jauh dari pemukiman warga" ucap coro lagi sambil mengingat ingat apakah itu benar atau tidak.

"Garam?" tanya boksun karena ia tahu kalau garam di sini sangat lah susah.

"Iya garam" ucap coro meyakinkan.

"Bukan kah benda itu sangat susah di dapat di negara ini? Bahkan jika kita mempunyai uang pun belum tentu kita mendapatkan garam tersebut".

"Ya kau benar memang garam di negara kita ini sangat lah terbatas, sehingga tidak semua orang bisa mendapatkannya" ucap coro.

"Lalu bagaimana bisa tuan damar bisa mendapatkan garam tersebut?" tanya boksun yang penasaran.

"Setahu aku, keluarga tuan damar itu memiliki kenalan seorang pedagang garam, jadi sebelum garam itu di jual ke pasar Gayatri, keluarga nya akan mendapatkan sedikit garam tersebut, itu lah yang aku tahu" ucap coro.

1
jonda wanda
Kamu cewek ya? Kalimatmu sangat rumit dan susah dimengerti. Coba perbaiki tanda baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!