"Uang lima puluh ribu masih kurang untuk kebutuhan kita, Mas. Bukannya Aku tidak bersyukur atas pemberian dari mu dan rezeki kita hari ini. Tetapi itu memanglah kenyataannya." kata Zea, dia wanita berusia 25 tahun yang sudah memiliki dua anak, istri dari Andam pria yang sudah berusia 37 tahun ini.
"Apa katamu?" geram Andam. "Lima puluh ribu masih kurang? Padahal Aku setiap hari selalu memberi kamu uang Zea, memangnya uang yang kemarin Kamu kemana'kan, Hah!" tanya Andam, dia kesal pada Zea karena menurutnya dia sangatlah boros menggunakan uang.
Setiap hari dikasih uang masa selalu habis, kalau bukan boros, apa itu namanya? Setiap hari padahal Andam sudah mati-matian bekerja menjadi pedagang buah dipasar pagi, tentu saja dia kesal karena Zea selalu mengeluh uangnya habis.
"Mas, Aku sudah katakan! Uang yang setiap hari Kamu kasih untukku belum cukup untuk kebutuhan kita! Kamu mendengar tidak sih!" teriak Zea, dia sudah lelah memberitahukan pada suami tentang hal ini.
penasaran? baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ZTS 13
Zea memberontak, dia menutupi wajahnya dengan tangan karena pak Fatur mencoba menci.um.nya. Bakso yang dia bawa sudah jatuh dan mengotori lantai. Sekarang Zea ada difase antara hidup dan mati. Pak Fatur menarik lengan tangannya dan mendorongnya ke sofa. Perbuatan pak Fatur yang diluar perkiraan membuat Zea merasa panik, rendah, dan kotor secara bersamaan.
"Pak, tolong jangan seperti in-- mmm." Zea tidak bisa berbicara, perlahan terasa sesak napas dan lemas, lalu ... tidak sadarkan diri.
Pak Fatur menyeringai puas, Zea sudah tidak lagi berkutik setelah dia membekapnya dengan bantal sofa. "Salah sendiri ngeyel, mau dikasih hadiah kok malah tidak mau, dasar bod0h! tapi dia cantik, tidak seperti Minah yang sudah tua, dia tidak ada menariknya sama sekali dibanding kamu Zea." Pak Fatur tertawa sumbang.
Dia melempar bantal sofa yang menutupi wajah Zea. Pak Fatur mengamati postur tu.buh Zea dari atas sampai bawah. Seketika jakunnya bergerak naik turun dan tidak sabar mencicipi ikan asin didepannya.
Pak Fatur mengusap keringat yang menggenang dikening. Dia mengendus bau parfum disekitar le.her Zea. Matanya terpejam sambil menghirup aroma apel dari Zea.
"Kuharap didalamnya lebih dari ini, hahaha!" Pak Fatur tertawa keras, dia tidak takut ketahuan karena Minah sedang pergi.
Pak Fatur mengelus pi.pi Zea dengan punggung tangannya. Dia kembali memejam saat merasakan sensasi luar biasa menyengat aliran darah dan menimbulkan sesuatu dari dalam dirinya bangkit.
"Aku sudah tidak sabar." Pak Fatur membuang baju yang dia pakai ke lantai. "Sayang sekali tidak bisa mendengar suara indahmu selama aku bergerak. Tapi tidak papa, aku tetap suka. Mari kita bermain."
Cek klek
"Pak, ponselku terti--- BAPAAAK..!! APA YANG KAMU LAKUKAN..!!" Minah berteriak, dia terkejut melihat pemandangan didepannya. Suaminya duduk disofa dengan seorang wanita tanpa memakai baju.
Pak Fatur melotot dia juga kaget melihat Minah sudah pulang. Kenapa secepat itu? Padahal Fatur sudah .... .
"B-bu, i-ini di-dia. K-kamu kok s-sudah pulang?" Pak Fatur tergagap, dia buru-buru mengambil bajunya dan kembali memakainya. Dia sibuk menyusun kata-kata.
"Ya! Aku pulang karena ponselku tertinggal. Siapa wanita itu, HAH! Berani-beraninya kamu! Ingat umur, kamu sudah tua bangka, Fatur!" Minah merasa geram. Dia mendorong dada Fatur dan menghampiri wanita yang terbaring disofa.
"Innalilahi, FATUUUURRRRR..!" Minah kembali geram melihat ternyata tetangganya sendiri yang sepertinya tidak sadarkan diri karena perbuatan suaminya.
Minah menunjukan kemarahannya, dia tidak terima Fatur bermain wanita dibelakangnya. Minah mengambil cangkir kopi dan melemparnya pada wajah Fatur.
Dug
"Aduh ..!"
Prank
"Apa-apaan kamu Minah!" sentak Fatur, dia tidak terima istrinya berlaku tidak sopan padanya dan ini pertama kalinya Minah berbuat kurang ajar seperti ini. Sudah berani dia.
"KAMU YANG APA-APAAN..! SUDAH KAMU APAKAN WANITA INI, FATUR..! DASAR LAKI-LAKI BE.JAT ...! PERGI KAMU..! CEPAT MINGGAT DARI RUMAH INI..! TIDAK SUDI AKU TINGGAL SEATAP DENGANMU, PERGI..!" teriak Minah menggelegar bahkan sampai kaca jendela rumahnya bergetar.
Fatur mengepalkan tangan, dia pun pergi tanpa sepatah kata.
"Astaghfirullah, suamiku menusukku dari belakang, menyakitkannya lagi wanita itu adalah tetanggaku sendiri." Minah terduduk lemas dilantai dia menangis mengingat kejadian tadi.
Minah melihat Fatur yang tidak memakai bajunya. Minah berpikir, apa suaminya sudah menggagahi wanita ini? Semoga saja tidak atau ... Belum sempat.
...----------------...
Dilain tempat, Andam sedang memilih beberapa buah untuk mulai berdagang esok pagi dipasar. Setelah selesai memilih dua karung buah, Andam membayar dan segera mengangkatnya ke atas motor. Diikatnya supaya tidak jatuh saat motor melaju.
"Hai, Dam!" seru Ajis yang tidak sengaja melihat Andam berada ditempat yang sama. Ajis mendekati Andam dan menepuk bahunya. "Sudah sembuh?" tanya Ajis.
Andam tersenyum, "Kamu pikir aku CEO yang ayun-ayun kaki tetap bisa makan," jawab Andam, dia langsung mendapat tabokan pelan dibahunya lagi.
"Jiahhh, semoga kamu beneran jadi CEO Dam, nanti aku kerja di kantormu minimal jadi wakilnya lah." Ajis tertawa karena ucapannya sendiri.
Andam hanya menggelengkan kepala, dia sudah selesai dengan barang dagangannya. "Jis, aku duluan. Memang sudah sembuh, tetapi luka di lengan kiri masih sakit jika mengangkat yang berat." katanya.
"Oke, hati-hati brother." Ajis menjawab.
...----------------...
Byurrrr
Byurrrr
"Uhuk-uhuk!" Zea terbatuk, dia terkejut saat ada yang menyiramnya. Dengan tu.buh terasa lemas dia bangun dan duduk di sofa.
"Bagus! Akhirnya kamu sadar juga!" Minah menatap Zea dengan sinis.
Zea memeluk tubuhnya yang terasa dingin, hatinya mencelos mengingat kejadian sebelumnya. "Bu, Minah. Maaf, ak---"
"Lancang kamu ya! Berani sekali datang ke rumah ku dan menggoda suami ku di saat aku tidak ada! Wanita mu.rah.han kamu, Zea!" Minah meneriaki Zea, bahkan dia kembali menyiramnya dengan air satu ember.
Istri mana yang tidak sakit hati melihat ada wanita lain berani menggoda suaminya. Asal kalian tahu, kelemahan laki-laki memang pada seorang wanita. Jadi, jagalah diri kalian untuk tidak menggoda laki-laki beristri. Atau janganlah berpenampilan berlebihan agar tidak menimbulkan sifat kelakian seseorang terpancing.
Zea menggeleng ketakutan, dia tidak tahu apa-apa. Dia hanya mengantarkan makanan tanda terima kasihnya semalam karena pak Fatur mau berbaik hati memberikan tumpangan saat pulang. Lalu, mengapa jadi seperti ini? dan dimana pak Fatur?
"M-maaf, Bu. I-ini bukan salah ku. Pak Fatur yang mencoba me.le.ceh.kan ku. Bu, Minah harus percaya." kata Zea, dengan kondisinya yang lemah dia bersujud di kaki Bu Minah.
"Semalam, pak Fatur memberikan aku tumpangan karena mobil mas Aman bannya bocor. Pak Fatur meminta bayaran atas pertolongannya. Aku sudah memberinya uang, tetapi dia menolak. Pak Fatur meminta di bayar dengan makanan. Aku ke sini karena mengantarkan makanan sederhana, tetapi pak Fatur justru menarik ku dan mencoba me.le.ceh.kan ku, Bu. Percayalah, aku tidak berbohong, Bu. Sumpah, Bu." ucap Zea lagi.
Mendengar pengakuan Zea yang entah jujur atau berbohong, Minah sedikit tenang. Dia mengatur emosinya dan membuang napas supaya merasa jauh lebih baik.
"Mungkin itu benar, tetapi aku tetap tidak terima. Sekarang juga, kamu harus angkat kaki dari rumah ku yang kau sewa. Jika tidak mau angkat kaki bayar perbulan sepuluh juta!"
Zea terkejut, dan kembali mencium kaki Minah. "Jangan usir dan naikkan harga sewa rumah, Bu. Itu bukan pilihan terbaik untuk ku dan keluarga ku. Aku mohon jangan lakukan itu."
"Bukan urusanku. Pergi dari sini, CEPAT!" teriak Minah, dia mendorong Zea hingga terjungkal ke lantai.
kesel dengan Zea yg mau saja diajak makan di apartemen lelaki, lebih kesel juga dengan Kendra.😡😡