NovelToon NovelToon
Menikahi Sepupuku

Menikahi Sepupuku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Cinta setelah menikah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Izzmi yuwandira

Bagaimana perasaan kalian jika orang yang kalian cintai, yang selalu kalian jaga malah berjodoh dengan orang lain?
Ini kisah tentang Jean Arsa Anggasta seorang calon CEO muda yang ditinggal nikah oleh kekasihnya. Ia menjadi depresi dan memutuskan untuk tidak mau menikah namun karena budaya keluarganya apabila seorang anak laki-laki sudah berumur 25 tahun maka mereka harus segera menikah. Maka mau tidak mau ia harus menikahi Ashana Daryan Fazaira sepupunya. Seorang gadis yang juga telah dibohongi oleh kekasihnya yang telah berselingkuh dengan sahabatnya.
Lalu apa yang terjadi jika pernikahan tanpa cinta ini dilakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05

Setelah menyelesaikan tugas kampus dan menyusun beberapa dokumen untuk presentasi besok, barulah Jean bisa merebahkan tubuhnya di atas kasur. Lelah sekali rasanya sudah 7 jam ia duduk dihadapan komputer. Waktu sudah menunjukan pukul 4 pagi, sebelum tidur ia menstalking akun Instagram pacarnya, Luna. Namun Pemilik akun @Lulu.Moon itu tidak dapat ditemukan.

"Loh kok ga ada?"

Jean membuka akun Instagram yang ia pakai untuk berorganisasi di kampus dan hasilnya sama akun itu tidak ada. Mungkin Luna memang ingin Hiatus dari sosmed.

***

Keesokan paginya, Jean berangkat ke kampus. Padahal hari ini ia masuk siang. Dia hanya bosan dirumah apalagi bertemu dengan Raniya. Sudah pasti seharian ia akan diganggu terus.

Setelah menuruni anak tangga ia melewati ruang keluarga dan melihat mereka sedang berkumpul disana.

"Jean mau kemana?" Tanya Raniya langsung menghampiri Jean.

"Kampus" jawab Jean cuek.

"Oh... Hati-hati ya Jean, jangan lupa balas chat aku" Raniya bertingkah seperti anak kecil.

"Jean pergi ya ma..." pamit Jean kepada ibunya.

"Iya hati-hati nak" ucap Amira.

Jean segera pergi.

Ia melewati ruang tamu dan tersenyum tipis pada seorang tamu yang duduk disamping Shan.

"Itu sepupunya Shan, Jean namanya" ucap Amira kepada seorang pria yang duduk disamping Shan.

"Oh Iyah Tante, pernah ketemu di kampus" ucap pria itu.

"Oh ya kalian satu kampus?" Tanya Sanara.

"Ia satu kampus, terkenal banget dia di kampus" ucap pria itu.

"Ha?? Serius? Jean orangnya gimana kalau dikampus?" Tanya Raniya.

Zarina mencubit lengan keponakannya itu.

"Gak usah bertanya yang nggak-nggak" bisik Zarina.

Pria itu tertawa kecil. "Ya kalau di kampus dia cukup ramah, aktif di berbagai organisasi. Apalagi dia juga pernah jadi asisten dosen. Keren deh pokoknya"

Raniya merasa bangga mendengar hal-hal baik tentang Jean. Sesuka itu dia sama sama anak tiri dari tantenya itu.

"Jadi kapan rencana mau melamar Shan?" Tanya Aditya, ayah Shan.

Pria itu terkejut dan hanya tersenyum kecil.

"Apa sih papa" Shan merasa sedikit malu terlebih lagi seperti nya Raka sangat tidak nyaman.

"Emm itu belum tau juga om, berhubung saya dan Shan juga masih kuliah dan saya belum ada kerjaan" ucap pria itu dengan sopan.

"Kamu bisa kerja di perusahaan saya kalau mau" tawar Adit.

"Saya ngerasa gak enak om, tapi saya akan berusaha membuat Shan bahagia" ucap pria itu.

"Saya pegang ucapan kamu" kata Adit.

Raka masih sedikit tegang, namun keluarga Shan malah tertawa.

"Gak usah tegang banget gitu Raka, ayah Shan cuman bercanda" ucap Sanara.

"Ouh bercanda rupanya" kata Raka sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ayo di minum teh nya" ucap Hanin menawarkan.

***

Amerika

"Mas kita gak bisa menetap disini aja yah?" mohon seorang gadis yang duduk didepan meja rias.

"Yah gak bisa dong, pekerjaan aku banyak di Jakarta"

"Gimana kalau aku disini aja, aku bisa jaga diri kok"

"Mana bisa aku ninggalin kamu sendirian dalam kondisi hamil kayak gini. Aku gak bisa sayang, lagipula kita kan udah sepakat bahwa pernikahan kita digelar disini dan pesta pernikahan di rumah kita" ucap Wira.

"Kalau keluarga kamu gak bisa Nerima aku gimana?" Tanya gadis cantik itu.

Wira menghampiri istrinya dan memeluknya dari belakang.

"Kenapa kamu mikirin itu? Mereka semua sudah setuju, bukankah aku sudah pernah bilang?" Wira berusaha meyakinkan istrinya.

"Kamu yakin semuanya menerima aku? Gimana dengan anak-anak kamu?"

Wira membalikan posisi duduk istrinya menghadap dirinya.

"Mereka akan menerima dan menyayangi kamu" ucap Wira.

Wira mengelus perut istrinya yang sedang mengandung itu.

"Dan sebentar lagi kebahagiaan kita akan segera lahir" Wira mencium dan mengelus perut istrinya.

***

Sementara itu, dirumah Jovano.

"Gimana hasilnya?" Tanya Jovano melihat istrinya keluar dari kamar mandi.

"Negatif mas" jawab istrinya kecewa.

Jovano menghampiri istrinya dan memeluknya.

"Ga apa-apa, jangan kecewa gitu dong" Jovano menenangkan istrinya yang menangis.

"Kita udah 3 tahun menikah tapi aku belum juga hamil" kata sang istri.

"Sstt kamu ngomong apa sih? Diluar sana juga ada yang 7 tahun menikah tapi belum juga dikaruniai keturunan, kita harus sabar dan terus berusaha" ucap Jovano.

"Kamu lupa kata dokter? Kalau aku ini bermasalah" suara istrinya mulai lirih.

Jovano menghapus air mata istrinya.

"Itu kan kata dokter, selebihnya itu kuasa Tuhan" ucap Jovano.

"Tapi mas tetap aja" Jovano mengecup bibir istrinya agar berhenti bicara.

"Udah ya, gak usah dipikirin lagi. Kalau udah waktunya pasti Tuhan izinkan" ucap Jovano.

"Aku gak masalah soal itu, jadi kamu jangan negatif thinking" sambung jovano.

"Aku nikahi kamu karena aku cinta sama kamu, kekurangan yang ada di diri aku kamu bantu lengkapi dengan kelebihan kamu begitu juga sebaliknya. Jadi berhenti menyalahkan diri sendiri"

Istrinya hanya mengangguk.

"Yaudah sekarang coba deh kamu lihat pakaian yang akan kita pakai di pesta ayah besok"

Jovano memberikan paper bag pada istrinya.

"Wahh bagus banget, siapa yang milih?" Tanya istrinya.

"Sena dan Viona" jawab Jovano.

"Tapi mas ada yang kurang deh"

"Haa apa itu yang kurang?" Tanya Jovano.

"Kurang lengkap gak sih kalau gak pakai ini" Istrinya menunjukan gambar kalung dan anting di handphone nya.

Jovano tertawa kecil dan mencubit hidung istrinya.

"Boleh ya?" Bujuk istrinya.

Jovano hanya diam tak menjawab. Istrinya terus bertingkah lucu memohon agar diberikan perhiasan.

"Boleh yah mas" pinta Istrinya.

"Boleh, tapi Ada syaratnya kalau mau" kata Jovano.

Istrinya langsung cemberut mendengar kata syarat.

"Mau gak?" Goda Jovano.

"Iya iya syaratnya apa?" Tanya istrinya dengan raut wajah cemberut.

Jovano tersenyum nakal. Ia mendekat kan wajahnya kepada istrinya dan berbisik.

"Lagi gak datang bulan kan?" Tanya Jovano.

"Kamu mau apa? Bukannya kemarin malam udah?" Tanya istrinya lagi.

"Yaudah kalau gak mau" ucap Jovano dengan senyum liciknya.

"Jovano!!!!!" Kesal istrinya.

"Veranda Aprilia Nanti malam tunggu mas pulang ya" Jovano tersenyum nakal.

"Udah sana ke kantor" suruh istrinya.

"Cium dulu" pinta Jovano.

"Gak mau..." Tolak Vera.

"Yaudah kalau gak mau"

Bukannya pergi tapi Jovano malah semakin mendekatkan tubuhnya ke Vera. Mengelus rambut istrinya lalu mencium keningnya, lalu saat akan mengecup bibir istrinya lagi terdengar suara bel rumah berbunyi.

"Ah siapa sih?" Jovano kesal.

Vera tertawa kecil, akhirnya dia selamat. Vera mendorong tubuh Jovano menjauh darinya.

"Mau kemana?" Tanya Jovano.

"Ya mau buka pintu lah" kawan Vera.

"Udah gak usah aku aja" Jovano berjalan mendahului istrinya.

Ternyata yang datang adalah Jean adiknya.

"Lo ngapain sih datang kerumah gue?" Tanya Jovano kesal.

"Emang kenapa gak boleh?" Jean masuk tanpa izin dari Jovano dan duduk di sofa.

"Kalau Lo udah nikah baru deh faham" ucap Jovano.

"Haa? Emang kalian lagi itu ya?" Jean sambil menyatukan kedua jari telunjuk nya di hadapan kakaknya.

"Hampir aja, baru pemanasan" kesal Jovano.

Jean tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi kakaknya.

"Eh ada Jean rupanya, mau dibuatin apa?" Tanya Vera.

"Gak usah repot-repot kak, mending lanjutin aja kegiatan yang tadi" Jean menahan senyumnya.

Vera melirik Jovano yang sedang memelototi adiknya.

"Jovan ngomong apa ke kamu?" Tanya Vera.

"Ah ga ada kok" Jean masih menahan tawanya.

Vera langsung menjewer telinga adik iparnya itu.

"Jangan dengerin perkataan Jovan"

"Terus kenapa aku yang di jewer?" Jean memegangi telinga kanan nya, ditambah lagi Jovan menghampirinya dan menjewer telinga kirinya.

"Kalau mau datang telfon dulu ya, itu maksud kak Vera" Ucap Jovan ikutan kesal.

"Dih gak gitu yah maksud aku mas, udah deh mending kamu ke kantor sana" usir Vera.

"Iya iya, dan Lo Jean mending pulang sana" usir Jovan.

"Dih ogah, gue mau makan disini" ucap Jean.

"Lo kan punya rumah, ada banyak pembantu gak usah nyuruh bini gue masak" ucap Jovan.

"Malas ah, dirumah gue gak bisa tenang" ucap Jean yang kesal karena selalu di ganggu Raniya.

Meanwhile...

"Nona ngapain berdiri di depan gerbang? Lagu nunggu kurir?" Tanya satpam yang ingin menutup pintu gerbang.

"Ih bukan pak, saya lagi nunggu calon suami saya Jean. Udah jam segini gak pulang-pulang"

***

1
Nurul Fitria
Keren author semangat terus dalam berkarya 🌹❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Sasya
Seruuu banget Thor 😭😭 lanjut kan Thor 😭
audyasfiya
Author ada ajaa yaa idee lu Thor 😭😭
Lorenza82
Wahhh wahhh author the best 👍👍👍😭😭❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Rossa
Semangat author 👍👍👍❤️❤️❤️
Moon Syifaardila
Author sekali update langsung 20 bab 😭😭😭👍 mantap betullllllllk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!