Xiao An wanita karir yang tengah menjalani kehidupannya tanpa hambatan. Tidak sengaja masuk ke dunia novel yang baru saja ia baca. Di novel dia menjadi Nona pertama Han Yu karakter antagonis, putri dari kediaman perdana menteri keuangan Han. Keluarganya sangat kaya dan hidup bergelimang harta. Kedua orangtuanya sangat mencintai putrinya memberikan semua yang di butuhkan. Sebab itu Nona pertama Han Yu sangat manja, pemarah, juga memandang rendah kalangan bawah. Kekejammnya terhadap pelayan membuatnya di takuti semua orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku anggap ini sebagai hutang
Pada akhirnya mereka dapat keluar dari tempat yang menyesakkan itu. Namun semua belum berakhir. Ratusan penjaga menghadang membuat semua gadis itu terkepung.
"Apa kalian takut?" teriak kuat Han Yu.
"Kami tidak takut," teriak serentak semua gadis di belakangnya.
"Lebih baik mati dalam perlawanan dari pada diam menunggu kematian." Kedua tusuk konde di masing-masing tangan Han Yu di genggam lebih kuat. Dia sudah siap untuk melakukan penyerangan. Begitu juga semua gadis yang ada di belakangnya.
Ciuuu....
Dororrr...
Petasan meluncur jauh keatas langit malam membelah kesunyian. Empat ribu pasukan yang di pimpin langsung Ketua utama Zhen Shunxi. Langsung menyergap tempat yang di duga menjadi tempat penyekapan semua gadis muda yang hilang.
Sseeeettt...
Sellppp...
Panah berjatuhan menembus langsung setiap tubuh dari penjaga yang tengah mengepung semua gadis muda. Panah itu selalu tepat sasaran tidak pernah meleset sedikit saja.
Melihat bala bantuan datang Han Yu menghela nafas lega. Nafasnya sudah tidak menentu karena terus menyerang hingga berjam-jam. Dari lorong sempit hingga dapat keluar dari dalam lorong gua.
Saat mereka ada di dalam ruang. Tentu tidak akan sadar jika mereka ada di dalam sebuah gua. Tapi setelah keluar, hutan lebat dengan jurang dalam di atas mereka.
Semua gadis muda itu saling berpelukan juga ada yang menangis karena senang. Akhirnya perlawanan yang mereka lakukan tidaklah sia-sia.
Semua penjaga itu terbunuh di bawah panah pasukan yang di pimpin ketua utama Zhen Shunxi.
"Yuuii..." Kekang kuda di tarik. Pria muda yang ada di atasnya menatap dingin kearah Han Yu untuk beberapa saat. Baru setelahnya mengarahkan kuda yang ia tunggangi kearah pintu masuk utama gua. Zhen Shunxi turun dari atas kudanya. Masuk kedalam gua di ikuti prajurit di bawah kendalinya.
"Ketua," bawahan dari pria itu mendekat menunjukkan situasi yang sangat brutal di dalam gua. Tubuh para penjaga di cabik-cabik dengan sangat menakutkan. "Gadis-gadis itu cukup kejam saat bertindak."
Gadis muda dengan gaun penuh bercak darah mendekat. "Tuan, saya Han Yu. Ingin memohon kepada anda."
Tatapan Zhen Shunxi terlihat tidak perduli.
Han Yu berlutut di hadapan Zhen Shunxi membuat kedua alis pria muda itu menyatu. "Mereka semua masih belum menikah. Jika kekejaman mereka saat mempertahankan hidup di dengar orang luar. Nama baik, reputasi, bahkan masa depan mereka akan ternoda. Di tempat yang masih membatasi setiap gerakan seorang wanita. Tentu tidak akan menerima kenyataan. Jika mereka semua hanya ingin bertahan hidup."
"Kamu ingin semua masalah yang ada di sini aku tutupi?" suara dingin itu terdengar seperti percikan yang memekakkan telinga gadis muda itu.
"Iya. Saya berharap anda dapat berbesar hati untuk mengunci kebenaran dari tempat ini." Han Yu menundukkan kepalanya. Memohon dengan tulus.
"Kenapa aku harus membantu kamu dan semua gadis muda itu? Tugas ku hanya membawa kalian semua kembali dan menggali kebenaran dari kasus ini. Tidak ada hubungannya dengan semua yang telah kalian lakukan." Kedua tangan di kaitkan di belakang punggungnya. Zhen Shunxi masih ingin mendengarkan jawaban dari gadis muda yang tengah berlutut di depannya.
Han Yu mengangkat wajahnya. Dia menatap tenang namun raut wajahnya penuh ketegasan. "Tuan, apa yang anda inginkan agar semua rahasia ini dapat di simpan?"
"Nyawamu."
Senyuman samar di wajah Han Yu memperlihatkan keteguhan di hatinya. Gadis itu mengambil kembali tusuk konde yang telah ia simpan setelah semua aman. "Jika memang satu nyawa bisa mengunci rapat rahasia tempat ini. Aku bersedia melakukannya." Tusuk konde di arahkan cepat menuju lehernya. Di saat tusuk konde akan di tancapkan kebagian leher, tangan Han Yu di tahan. Gadis itu menatap kearah pria yang sudah menahan gerakkannya.
Zhen Shunxi melepaskan tangan Han Yu. "Aku anggap ini sebagai hutang." Pria muda itu berjalan keluar di ikuti bawahannya.
Han Yu mencoba bangkit dari tanah. Dia meletakkan kembali tusuk konde di ikatan rambutnya. Dia sangat takut gadis-gadis itu akan bernasib sama dengan kakak perempuannya di dunia asalnya. Yang harus mengakhiri hidupnya kerena hujatan dari banyak orang. Yang tidak sanggup kakak perempuannya hadapi.
Semua gadis muda di bawa menuju keluar dari hutan. Mereka membersihkan diri terlebih dulu di sungai sebelum melanjutkan perjalanan kembali.
Han Yu menatap wajahnya di pantulan genangan air sungai. Dia masih tidak bisa memikirkan bagaimana orang-orang itu bisa membawanya menuju kegua yang cukup jauh dari Ibu kota. Setiap gadis di culik saat berada di kerumunan banyak orang tanpa ada yang menyadarinya.
Buuyiuuurr...
Gadis itu membasuh wajahnya beberapa kali. Dinginnya air sungai terasa membekukan wajahnya. Setelah selesai dia juga membasuh tangannya. Langkah kaki terdengar mendekat kearah gadis itu. Han Yu bangkit membalikkan tubuhnya. Semua gadis muda yang telah berjuang bersamanya langsung berlutut. "Apa yang kalian lakukan?" Han Yu mundur beberapa langkah ke belakang karena terkejut.
"Han Yu, terima kasih karena telah memberikan kami kekuatan untuk bisa melawan. Berkat keberanian yang kamu miliki. Kami bisa tetap bertahan," ujar salah satu gadis yang ada di hadapan Han Yu.
"Aku mohon jangan seperti ini. Kalian harus bangkit. Jika bukan karena kalian semua aku juga tidak mungkin dapat bertahan." Han Yu mencoba membantu salah satu dari gadis itu untuk berdiri.
Saat salah satu dari gadis itu berdiri. Gadis lainnya ikut bangkit. Mereka semua saling berpelukan dan menguatkan.
Dari kejauhan Zhen Shunxi mantap diam dengan ekspresi datar. Tatapan matanya tertuju pada gadis yang sama dengan sikap berbeda. Dia sendiri masih ingat betul Han Yu di paviliun Bunga Kapas. Dan Han Yu di tempat ini memiliki sikap yang sulit di samakan.
Perjalanan kembali di lakukan.
Di depan pintu masuk Ibu Kota. Semua orang sudah menunggu kedatangan putri mereka. Setelah prajurit penerima kabar mendapatkan surat jika semua gadis selamat. Dan dalam perjalanan kembali mereka langsung mengabarkan kepada semua Tuan kediaman yang telah kehilangan putri mereka.
Zhen Shunxi turun dari kudanya setelah mendekati pintu masuk Ibu Kota.
"Kalian harus ingat apa yang telah aku katakan. Biarkan semua rahasia di hutan itu terkubur bersama kepulangan kita," jelas Han Yu dengan berbisik pelan.
"Kami mengerti."
Semua gadis muda mengangguk mengerti.
"Ayah, itu kakak." Han Rui berteriak kuat. Dia berlari sangat kencang menghampiri kakak perempuannya. "Kakakk..."
"Putriku." Tuan Han langsung ikut berlari menghampiri putri kesayangannya.
"Itu putri kita."
"Adik perempuan juga telah kembali."
Begitu juga dengan semua orang yang telah mengharapkan putri mereka kembali.
"Han Rui, Ayah."
Pemuda itu langsung memeluk erat tubuh kakak perempuannya. "Kakak perempuan kami sangat menghawatirkan keselamatanmu. Untung saja kakak baik-baik saja." Han Rui menuntun kakak perempuannya untuk langsung pergi dari gerbang utama.
"Syukurlah kamu selamat." Tuan Han mengelap air matanya yang jatuh. Dia berusaha menahannya namun tetap tidak bisa.
Semua orang langsung berbondong-bondong kembali setelah menjemput putri mereka.
Saat kereta melaju Han Yu menyibakkan kain penutup jendela. Dia melihat dari kejauhan di saat Zhen Shunxi manaiki kudanya kembali.
Pandangan mereka saling bertemu. Sebelum pria muda itu melanjukan kudanya pergi menjauh dari gerbang utama Ibu Kota di ikuti semua pasukan di bawah kendalinya.
bau2 bucin sudah tercium sejak malam tadi🤣🤣
thor jgn ampe kndor 😁😁😁😁😁
sehat selalu untukmu author terbaikkuu