NovelToon NovelToon
Cinta Beracun Pak Gustav

Cinta Beracun Pak Gustav

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nara Diani

"Aku hamil lagi," ucap Gladys gemetar, ia menunduk tak berani menatap mata sang pria yang menghunus tajam padanya.

"Gugurkan," perintah Gustav dingin tanpa bantahan.

Gladys menggadaikan harga diri dan tubuhnya demi mimpinya menempuh pendidikan tinggi.

Bertahun-tahun menjadi penghangat ranjang Gustav hingga hamil dua kali dan keduanya terpaksa dia gugurkan atas perintah pria itu, Gladys mulai lelah menjalani hubungan toxic mereka.

Suatu ketika, ia bertemu dengan George, pelukis asal Inggris yang ramah dan lembut, untuk pertama kalinya Gladys merasa diperlakukan dengan baik dan dihormati.

George meyakinkan Gladys untuk meninggalkan Gustav tapi apakah meninggalkan pria itu adalah keputusan terbaik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nara Diani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 31

"Mengapa?" tanya Gladys serak.

Perempuan itu berbalik pada Gustav yang menjauh hendak membuka pintu.

"Mengapa aku tidak pantas berada di sana? Apa yang membuatku tidak pantas?"

Di ujung pintu Gustav terkekeh pelan, "Karena tempatmu di sini, bukan di sana. Tugasmu adalah menyambut ku pulang bukan menggandengku ke pasta, ingat posisimu, Gladys. Kau itu penghangat ranjangku bukan pendampingku!"

Gladys tertohok, hatinya sakit, tetapi air matanya tidak keluar sama sekali, Gladys hanya mampu menunduk menatap kosong pada lantai.

Brak!

Gustav keluar dengan membanting pintu sekencang mungkin, hanya ada kesunyian bermenit-menit setelah pria itu pergi dan Gladys masih berdiri di sana dengan posisi sama tanpa beranjak sedikitpun.

"Aku tidak pantas di sana," gumamnya menatap kosong menelan ludah pahit bercampur getir.

Perempuan itu berjalan terseok menuju kamarnya, setengah sadar mengucapkan kalimat yang sama berkali-kali.

"Aku tidak pantas ada di sana."

"Aku tidak pantas ada di sana."

"Aku tidak pantas ada di sana."

Gladys membuka pintu kamar, dengan langkah lunglai ia berjalan ke arah kasur dan menjatuhkan diri di sana.

Hatinya terasa hampa, matanya kosong, napasnya sesak. Gladys mengusap selimut ranjang dalam getir sesaknya.

"Aku tidak pantas ada di sana," ucapnya lagi memejamkan matanya yang lelah.

"Tempatku di sini," perlahan rasa kantuk datang menguasai, matanya memberat, Gladys memejam mengistirahatkan hati dan pikiran dalam kegelapan kamar.

Ia tertidur.

***

Mita menghubungi Gladys berkali-kali tapi tidak diangkat sama sekali.

Gadis itu mengigit kukunya cemas. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam lebih, sudah saatnya pergi ke pesta tapi Gladys tiba-tiba saja menghilang.

"Lo kemana sih, Dys?" gumam Mita kembali menekan nomor Gladys tetapi kali ini nomornya malah tidak aktif.

"Ck! Kenapa nih sama dia?" gumam Mita cemas mengulum bibirnya sendiri.

"Gue datengin aja kali ya ke rumahnya?" monolog gadis itu tapi sesaat dia tersadar jika Gladys bilang kalau dia sudah lama pindah ke apartemen dan ia tidak tahu alamat apartemen Gladys sekarang.

Mita memutuskan untuk pergi ke pesta menggunakan taxi online. Di sepanjang jalan ia masih berusaha mengubungi Gladys tetapi usahanya tetap nihil.

Mita menyimpan ponselnya ke dalam tas begitu taxi sampai di depan gedung hotel megah Serenova. Gadis itu berjalan sendirian menuju ballroom hotel tempat pesta diadakan.

Ballroom hotel Serenova dipenuhi dengan gemerlap cahaya dan alunan musik klasik yang lembut, Mita mendadak panik.

Gadis itu meremas tangannya cemas, perasaan Mita tiba-tiba gelisah, ketidakhadiran Gladys bersamanya di sini membuat Mita merasa terkucil di antara lautan manusia berpakaian rapi dan glamour ini.

Gadis itu melangkah dengan pandangan mengabur menuju meja terdekat untuk mendudukkan diri.

Dug!

"Aduh!" pekik Mita tidak sengaja menabrak seseorang, tubuhnya hampir terjungkal ke belakang kalau saja orang itu tidak segera menangkap tangan Mita.

"Nona, Anda tidak apa-apa?" tanya pria yang tadi dia tabrak.

Mita mengerjapkan mata berkali-kali hingga pandangan yang semula mengabur kini dapat melihat jelas wajah pria itu.

"Pak sektretaris?" monolog Mita menarik tangannya dari Nick. Gadis itu segera mengambil jarak satu meter dari Nick dan menundukkan kepala sopan.

"Maaf, Pak. Tadi saya tidak fokus sampai nabrak bapak," sesal Mita merutuki kebodohannya.

"Tidak masalah, apa kamu sakit?" tanya Nick.

Mita menggeleng kikuk, ia dan Nick belum pernah terlibat percakapan sebelumnya, juga Nick bisa dikatakan adalah atasannya di kantor, Mita tetap harus menjaga sopan santun meski ia bukan gadis yang terbiasa bersikap begitu.

"Tidak Pak, saya hanya merasa sedikit pusing melihat orang banyak. Sekali lagi maafkan saya."

Nick mengangguk paham. "Kalau gitu biar saya bantu kamu mencari meja, ayo," ujar Nick mengajak gadis itu menuju meja kosong di ujung.

Mita diam menurut saja mengikuti langkah lebar Nick, kepalanya benar-benar pusing sekarang, ia butuh tempat duduk untuk menenangkan diri

Nick mengantarkan gadis itu menuju meja kosong di ujung, sedikit perihatin melihat wajah linglung Mita tadi.

"Silahkan duduklah di sini," ujar Nick menarik kursi untuk gadis itu.

Mita yah merasa segan dengan tidak enak hati duduk di kursi itu, ia mengangguk berterima kasih pada Nick.

"Terima kasih, Pak Sekretaris, maaf ngerepotin," ucap Mita tersenyum kaku.

Nick mendengarkan tawa kecil. "Kamu terlalu sering meminta maaf."

"Mohon perhatian sebentar." Belum sempat menjawab, suara mikrofon MC mengalihkan fokus mereka.

Serentak semua tamu undangan termasuk Mita dan Nick menolehkan pandangan pada MC di depan sana.

"Kepada hadirin sekalian, terima kasih atas waktunya bisa hadir dalam partisipasi 70 tahun berdirinya hotel Serenova!" Riuh tepuk tangan mengalun menyambut sapaan sang MC.

"Sebagai bagian dari acara malam ini, kita akan mendengarkan sambutan dari seseorang yang telah membawa perusahaan ini ke titik yang luar biasa. Tanpa berlama-lama, mari kita sambut Direktur kita, Bapak Gustav Moretti untuk memberikan pidato pembukaan pada malam ini." Riuh tepuk tangan kembali terdengar kali ini lebih keras dan antusias daei sebelumnya.

Gustav berjalan dengan wajah tenang dan berwibawa menuju podium untuk memberikan pidato pembuka.

Mita memejamkan matanya sesak, setelah mengetahui kebenaran tentang Gladys Mita selalu merasa kesal dan marah tiap kali melihat wajah Gustav, tapi kali ini bukan itu yang membuatnya marah melainkan karena wanita di sebelah Gustav yang pria itu gandeng mesra menuju podium, Brica.

Wanita itu tersenyum manis mengikuti langkah Gustav dengan anggun. Gladys yang menjadi budak di rumahnya tetapi wanita lain yang dia bawa ke depan banyak orang, benar-benar manusia keji!

"Dasar bajingan," gumam Mita tanpa sadar.

1
Chung Chung
Up
Ramlah Usman
Buruk
Myra Myra
kasihan hidup gladis
Myra Myra
lupakan gustac dah sesuai Ngan mu
Chung Chung
Up
Tình nhạt phai
Gokil abis!
Amanda
Seru banget deh!
Mina
Mantap jiwa banget, bikin nagih baca terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!