Dua pasangan sedang duduk di ruang tamu, dihadapan mereka terdapat handphone dan foto yang menjadi saksi dari linunya hati seorang istri.
"Kamu tega mas, kita udah hampir 15 tahun bersama dari sekolah sampai sekarang, apa aku sama sekali tidak ada artinya untuk kamu mas?." Kata Rani sambil terus menangis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Rani yang sudah berdandan rapi segera menyalakan mobilnya yang ada di garasi dan menuju ke supermarket tempatnya membuat janji dengan Siska.
Setelah beberapa menit Rani sudah sampai di supermarket tersebut, Rani segera memakaikan mobilnya lalu saat hendak turun dari mobil Rani mendapat pesan dari Siska.
'Ran aku agak telat sebentar, ini aku lagi ada masalah' Kata pesan tersebut.
'Oke Sis, aku tunggu di depan supermarket ya.' Jawab Rani.
Setelah menunggu sekitar 10 menit akhirnya Siska datang.
"Maafin ya Ran, aku lagi ada masalah di rumah." Kata Siska dengan wajah sedihnya.
"Ada apa Sis? Sini duduk dulu." Kata Rani tampak khawatir dengan Siska.
"Aku lagi berantem sama orang tua aku Ran." Kata Siska diiringi tangis.
"Kamu tenang dulu, ada masalah apa?." Kata Rani menenangkan Siska.
Siska tidak menceritakan tentang masalah yang dialami dengan orang tuanya, Siska hanya menangis diam sambil menangis.
"Aku kayaknya nggak sanggup tinggal sama mereka lagi Ran." Kata Siska.
"Aku mau tinggal sendiri aja." Kata Siska sambil terus menangis.
"Tapi kartu kredit aku ditahan Ran, aku nggak bisa kemana-mana aku nggak ada uang." Kata Siska pada Rani.
Siska memang termasuk di manja oleh kedua orang tuanya, secara orang tuanya adalah pengacara yang lumayan terkenal.
Rani memandang Siska dengan tatapan kasihan, dia tak ingin teman baiknya terpuruk sendiri.
"Aku harus gimana Ran?." Kata Siska.
"Kamu mau aku bicara sama orang tuamu? biarin aku bujuk mereka." Kata Rani berusaha memecahkan masalah.
"Jangan Ran, nanti mereka tambah marah ke aku." Kata Siska mencegah Rani.
Rani memutar otak, bagaimana caranya agar Siska aman sementara waktu, lalu terpikirkan ide yang di luar akal.
"Gimana kalau kamu tinggal dulu sementara di rumah aku?." Kata Rani.
"Bodoh, sudah kuduga." Batin Siska di sela tangisnya.
"Emang gapapa? Nanti Aditya sama Vania gimana?." Kata Siska.
"Aman Sis, nanti aku bicara sama mereka." Kata Rani dengan lembut.
"Makasih banget Ran, aku nggak tau harus bilang apa sama kamu." Kata Siska sambil memeluk Rani.
"Iyaa Sis, kamu kan sahabat baik aku, ini juga cuman sebentar kan nanti juga orang tuamu bakal mencari kamu dan membujuk kamu untuk balik." Kata Rani dengan nada tenangnya.
"Udah nangisnya, ayo kita masuk katanya mau belanja." Kata Rani pada Siska.
"Nanti belanjanya jadiin satu aja, pilih yang kamu mau." Kata Rani.
Siska yang tampak tak punya malu hanya mengangguk menyetujui perkataan Rani.
Padahal Siska mempunyai apartemen yang dibelikan Aditya tapi dengan egoisnya dia milih untuk tinggal dengan Aditya Secara terang-terangan.
Setelah berkeliling beberapa menit akhirnya Rani dan Siska keluar dari supermarket dengan membawa dua kantong besar belanjaan.
"Mau ke rumah dulu sis ambil pakaian kamu?." Tanya Rani.
"Engga usah Ran, aku sudah bawa semuanya di mobil." Kata Siska.
Siska tampak sudah menduga tawaran yang akan diberikan oleh Rani, dirinya membawa pakaiannya di mobil.
...----------------...
Rani bergegas masuk ke mobil dan melajukan mobilnya dan diikuti Siska dibelakangnya dengan mengendarai mobilnya sendiri.
Siska tampak melakukan panggilan telepon dengan Aditya di mobil.
"Halo Aditya"
"Sesuai dugaan, istri mu itu menawariku tinggal di rumah kalian."
"Iya perkataanmu benar mas."
"Oke kalau gitu aku tunggu di rumah ya." Kata Siska segera mengakhiri teleponnya.
Setelah beberapa menit mereka akhirnya sampai di rumah Rani dan Aditya.
Siska segera memarkirkan mobilnya di garasi dan turun dari mobil dengan membawa kantong belanjaan.
"Ayo sis masuk." Kata Rani pada Siska.
"Barangnya?." Tanya Siska.
"Nanti aku minta tolong Pak Toto." Kata Rani.
Rani membawa masuk Siska tanpa disadari langkah pertama Siska inilah yang merubah kehidupan Rani kedepannya, penyesalan akan terus ada.
Rani mendekatkan ke arah dapur dan meletakan tas belanjaan di atas meja.
"Bi ini belanjanya ya." Kata Rani pada Bib Sum.
"Baik non nanti bibi bereskan." Kata Bi sum.
"Pak Toto dimana bi?." Kata Rani sambil mencuci tangannya di wastafel.
"Ada di belakang Non, Non ada perlu apa?." Kata Bi Sum.
"Rani mau minta tolong bi." Kata Rani.
"Sebentar non saya panggilkan." Kata Bi Sum segera memanggilkan suaminya.
Rani yang melihat Siska hanya berdiri saja segera menyuruh untuk duduk.
"Sini sis, duduk dulu." Kata Rani.
Siska segera duduk di meja makan.
"Rumah kamu nyaman ya Ran." Kata Siska.
Rani hanya tersenyum mendengar perkataan Siska.
"Kamu mau minum apa sis?." Kata Rani.
"Apa aja Ran." Jawab Siska.
Rani segera menuangkan jus jeruk yang ada di kulkas.
"Ini jus jeruk kesukaan kamu." Kata Rani ambil menyodorkan segelas jus jeruk.
"Makasih Ran." Kata Siska.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Bibi datang diikuti pak Toto dibelakangnya.
"Ini non pak Toto nya." Kata Bi Sum.
"Oh iya bi, pak, kenalin ini teman saya namanya Siska Arum Dewi, dia akan tinggal di sini sementara bi, pak." Kata Rani memperkenalkan Siska.
"Oh iya non." Kata Bibi sambil menyapa Siska.
"Siska ini Bi Sum dan ini suaminya Pak Toto, mereka yang bantu aku soal pekerjaan rumah , dan mengantar Vania juga." Kata Rani.
"Salam kenal Bi, Pak saya Siska." Kata Siska.
"Pak Toto saya mau minta tolong, nanti kopernya Siska dipindahkan nggih pak." Kata Rani.
"Baik non." Kata Pak Toto.
"Ini kuncinya nggih pak." Kata Rani sambil menyerahkan kunci mobil milik Siska.
Pak Toto menerima kunci tersebut dan segera memindahkan barang milik Siska.
...----------------...
"Sis ayo sini." Kata Rani pada Siska.
Rani mengantarkan Siska ke kamar tamu.
"Ini kamar kamu ya Sis." Kata Rani sambil membukakan pintu kamar.
"Terima kasih ya Ran, kamu sudah baik banget sama aku, aku dibolehin tinggal disini sementara." kata Siska.
"Iya sama-sama Ran." Kata Rani.
"Kamu istirahat aja dulu, nanti barang-barang kamu nyusul ya, lagi di turunin sama pa Toto." Kata Rani sambil keluar dari ruangan.
Setelah Rani keluar dari ruangan Siska tampak merebahkan dirinya.
"Uhh bodoh banget si Rani." Kata Siska sambil meluruskan kakinya di atas ranjang.
...----------------...
Sementara itu Pak Toto yang tengah sibuk menurunkan barang-barang Siska dari mobil menemukan ha tak terduga.
"Loh sepatu den Aditya kok disini?." Kata Pak Toto mengoceh sendiri.
"Ah mungkin bukan punya pak Aditya, Sepatu gini kan nggak cuma satu." Kata Pak Toto berusaha menyangkal melihat sepatu yang biasanya digunakan Aditya ketika joging di pagi hari.
Pak Toto segera membawa barang-barang tadi masuk ke dalam rumah.
"Non Rani ini sudah semua, mau ditaruh mana." Kata Pak Toto pada Rani.
"Sini pak." Kata Rani tampak ingin membantu.
"Nggak usah non saya aja." Kata Pak Toto.
"Gapapa pak sini saya bantu." Kata Rani sambil menyeret satu koper di tangannya.
"Sini pak, ini kamar Siska." Kata Rani.
Tok,,tok,,tok
Rani mengetuk pintu kamar Siska.
Siska yang terlelap seketika terbangun dari tidurnya.
"Sialan ni orang." Kata Siska marah.
"Iya sebentar." Kata Siska dengan anda dibuat lembut.
"Ini sis, barangmu." Kata Rani sambil menyerahkan koper dan barang-barang lainnya.
"Makasih Ran." Kata Siska.
Dari belakang Rani dan pak Toto terdengar langkah dan suara Vania.
"Bunda Vania pulang." Kata Vania.
"Loh sudah pulang, bukannya pulangnya nanti." Kata Rani terkejut melihat kepulangan putrinya.
"Iya hari ini pulang lebihan awal, tadi pas Vania mau telfon pak Toto dilarang sam Bu guru, katanya mau di antar Bu guru aja kan satu jalan gitu katanya." Kata Vania.
"OOO Bu gurunya mana?." Kata Rani.
"Bu guru sudah pulang bunda." Kata Vania sambil menyerahkan tasnya pada Rani.
"Sudah bilang terima kasih atau belum." Kata Rani.
"Aman bunda." Kata Vania mengacungkan jempolnya.
"Eh itu siapa bunda?." kata Vania terkejut ada orang asing di depannya.
...Penyesalan seringkali tidak bisa diperbaiki, oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan, penting untuk mempertimbangkan risiko dan konsekuensi di masa depan...
Bersambung...