Samudra Pandu Wirayuda, seorang suami yang merasa tidak bahagia dengan kehidupan pernikahannya dengan Cassandra Morgan. Istrinya yang cantik dan muda tidak mau melayani kebutuhannya dengan baik sebagai seorang istri, baik di ranjang maupun di kehidupan sehari-hari. Alasannya, Cassandra tidak mau bentuk tubuhnya berubah.
Kehidupan pernikahan yang retak ini memancing Samudra untuk mencari kepuasan di luar. Ia kemudian terjebak dalam perselingkuhan dengan Davina Grizelle Ayudia, anak pembantunya yang cantik dan perhatian. Davina selalu ada di kala Samudra membutuhkannya, dan ia merasa sangat bahagia dan puas dengan kehadiran Davina.
Namun, perselingkuhan ini tidaklah mudah. Samudra harus berhadapan dengan konsekuensi dari tindakannya, dan Davina juga harus menghadapi risiko kehilangan pekerjaannya dan reputasinya.
Apakah Samudra akan mampu mempertahankan perselingkuhannya dengan Davina?Ataukah ia akan memilih untuk kembali kepada Cassandra dan memperbaiki kehidupan pernikahannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Samudra tidak bisa tidur dengan nyenyak karena terus memikirkan tentang kesedihannya.Ia merasa bahwa ia tidak bisa lagi hidup dengan bahagia jika istrinya itu tidak mencintainya.
Disaat-saat seperti ini,Samudra merasa bahwa ia sangat kesepian dan tidak memiliki siapa pun untuk ia ajak berbicara.Ia merasa bahwa ia hanya memiliki dirinya sendiri dan tidak memiliki orang lain untuk membantunya mengatasi kesedihannya.
Keesokan paginya,Samudra bangun dengan perasaan yang masih sedih dan kecewa.Ia merasa bahwa ia tidak bisa lagi hidup dengan bahagia jika istrinya tidak mencintainya.Samudra kemudian berdiri dan memandang Cassandra yang masih tidur.
Samudra kemudian membangunkan Cassandra untuk memintanya menyiapkan pakaian yang akan ia gunakan pergi bekerja ke kantor.Ia berharap bahwa Cassandra akan mau membantunya,tapi lagi lagi dengan kasar Cassandra malah menolak permintaannya itu.
"Cassandra,ayo bangun sayang.Sudah waktunya bagiku untuk bersiap siap pergi ke kantor.Mas minta tolong sama kamu ya,tolong siapin baju buat mas pergi ke kantor hari ini." pinta samudra sembari membangunkan istrinya dengan lembut.
"Apaan sih mas,aku masih ngantuk.Panggil bi Atun atau Davina saja untuk menyiapkan pakaian kerjamu.Aku tidak mau bangun sekarang." kata Cassandra dengan suara yang kasar dan tidak sabar.
"Tapi kan sayang,mas kan juga mau sekali kali kebutuhan mas disiapin sendiri sama kamu." ucap samudra dengan penuh harap.
"Aku nggak bisa mas,aku ngantuk.Apa gunanya ada pembantu jika mas tidak mau menyuruh mereka.Sudah sana suruh bi Atun atau Davina saja buat siapin baju baju mas." usir Cassandra dengan kasar.
Samudra merasa sangat terkejut dan sakit hati mendengar kata-kata Cassandra.Ia tidak bisa memahami mengapa istrinya tidak mau membantunya,bahkan untuk hal yang sepele seperti menyiapkan pakaian kerjanya.
Samudra merasa bahwa perasaannya telah terluka oleh kata-kata Cassandra.Ia merasa bahwa istrinya tidak mencintainya dan tidak mau membantunya dalam hal apapun.
Ia kemudian berpikir tentang apa yang harus ia lakukan untuk memperbaiki kehidupan pernikahannya.Ia tidak mau lagi merasakan kesepian dan kecewa dalam pernikahannya.
Tapi,Samudra juga tidak tahu bagaimana cara memperbaiki kehidupan pernikahannya.Samudra kemudian memutuskan untuk keluar dari kamarnya untuk mencari keberadaan Bi Atun atau Davina untuk mau membantunya dalam menyiapkan pakaian kerjanya.Ia merasa bahwa ia tidak bisa lagi menghadapi Cassandra yang selalu menolak permintaannya.
Samudra kemudian berjalan ke arah ruang tamu,berharap bahwa ia bisa menemukan Bi Atun atau Davina di sana.Tapi,ia sama sekali tidak bisa menemukan keberadaan Bi Atun.
Hingga akhirnya Samudra pun tidak sengaja menemukan keberadaan Davina yang saat ini tengah menyiapkan laptop dan juga berkas-berkas kerja yang akan dibawanya untuk pergi ke kantor hari ini.
Davina terlihat sangat sibuk dan fokus pada pekerjaannya,tapi ia juga terlihat sangat cantik dan menarik.Samudra tidak bisa tidak memandang Davina dengan kagum dan mengagumi kecantikannya.
"Selamat pagi,Pak Samudra,saya sudah menyiapkan semua yang Pak Samudra butuhkan untuk pergi ke kantor hari ini." kata Davina dengan senyum ketika ia melihat Samudra berdiri di depannya.
Samudra merasa sangat terkesan dengan Davina yang selalu siap membantunya dalam segala hal.Ia merasa bahwa Davina adalah satu-satunya orang yang masih peduli padanya dan mau membantunya.