Semuanya berawal dari David yang salah masuk ke kamar Viona, dan keduanya terlibat percintaan panas yang membuat keduanya saling terikat.
"Ingat pernikahan ini hanya formalitas saja, kau hanya istri di atas kertas saja" David Bramasta.
"Terserah, tapi aku mau bayaran ku 2M setelah itu kita bisa bercerai" Viona Khanza.
Penasaran? ikuti kelanjutan nya, dan jangan lupa dukung author dengan like coment dan vote nya ya🥰 makasih🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 3. Putus.
Tok..tok..
"Woy buka!"
Viona yang tertidur membuka matanya, dia melihat jam di nakas yang menunjukan malam hari.
Suara ketukan pintu masih terdengar nyaring, Viona dengan malas bangkit dan membukakan pintu.
Ceklek..
"Bangun nggak kamu, dasar gadis pemalas cepat mandi Bokap nanyain kamu tau" Lauren berdecak pinggang di ambang pintu.
Viona menguap lebar, lalu melihat Lauren dari atas sampai bawah.
Lauren terlihat begitu sexy dengan dress nya yang kependekan itu.
"Mau jual dirrrrri ya?" celetuk Viona dengan nada mengejek.
Dan mendengar ucapan Viona Lauren langsung mendorong Viona, tangan nya membekap mulut Viona dengan marah.
"Jaga ucapan lo, aku bukan kamu yang hobinya mabuk dan club ing" ucap Lauren tegas.
Viona menggigit tangan Lauren yang membekap nya, lalu mendorong Lauren untuk keluar dari kamar nya.
"Semalam kamu masukkan apa ke minuman aku! hah" tanya Viona dengan wajah marah nya.
Lauren menaikan sebelah alis nya ke atas.
"Kenapa? kamu merasakan apa? panas atau mau di ____" ucap Lauren terpotong.
"Aku akan mengadukan kamu ke Papa, Kira-kira apa reaksi papa kalau tau anaknya di kasih minuman yang di campur obat perangsang?" Viona menatap sinis Lauren.
"Dan kira-kira apa reakasi Galang kalau tau kekasihnya yang dia sayang malah tidur sama pria lain?" Lauren balik menatap sinis Viona.
Mendengar itu Viona meradang berniat memukul Lauren, tapi semua itu tak terjadi karena Viona tahu jika Lauren ular yang pandai memainkan drama.
"Sialaaaan kamu, lihat saja aku akan membalas semua nya" Viona kesal.
Lauren tersenyum penuh kemenangan, dia menatap Viona sinis lalu pergi dengan wajah senang nya.
"Mampus kamu, sekarang baik perhatian papa ataupun Galang akan menjadi milik ku" kata Lauren sambil tersenyum smirk.
Lauren begitu membenci Viona karena menurutnya hidup nya akan lebih Bahagia kalau Viona hilang, entah kenapa Lauren selalu iri terhadap Viona karena Viona memiliki ayah yang baik dan memiliki kekasih yang tampan seperti Galang.
Sejak SMA Lauren juga menyukai Galang, hanya saja Galang tak pernah mengerti perasaan nya dan lebih memilih Viona, adik tirinya.
"Lau, mana Viona?" tanya ibu Sukma saat melihat putrinya turun dari tangga.
"Viona lagi tidur, tapi aku udah bangunin ko ma" balas Lauren tersenyum.
"Ya sudah, kamu temenin papa dulu Mama mau lihat ke dapur mau bantu nyiapin makanan nya" kata ibu Sukma lagi.
Lauren hanya mengangguk, dan menurut untuk duduk di sofa dekat papa tirinya.
Semula suasana hening hingga tiba-tiba pak Seno memulai obrolan nya.
"Bagaimana kerjaan mu? Mama bilang kamu sudah naik menjadi karyawan tetap" tanya pak Seno pada Lauren.
"Iya pa, aku sekarang menjadi karyawan tetap di perusahaan besar" balas Lauren dengan penuh percaya diri.
"Bagus sekali, papa bangga karir mu bagus. semoga saja ke depan nya karir kamu cerah dan Viona juga bisa mengikuti jejak kamu Lau" lanjut Pak Seno lagi.
Lauren tersenyum kecut, lalu kembali memasang wajah polos lagi.
"Hem iya pa, tapi kayaknya susah secara Viona kan pemalas pa. bahkan sampai saat ini dia belum dapat kerjaan" Lauren sengaja mengatakan itu untuk membuat nama Viona jelek dimata ayah nya sendiri.
Dan pak Seno yang mendengar itu dia terlihat tak senang, tapi belum sempat dia membalas perihal Viona tiba-tiba terdengar suara Ibu Sukma yang memanggil mereka untuk makan.
"Mama benar-benar menganggu, harusnya aku masih punya waktu banyak buat jelekin anak manja itu" batin Lauren kesal.
Saat di meja makan Viona datang telat, dan saat Viona duduk dia langsung mendapatkan perhatian Pak Seno.
Viona yang tahu papanya melihat ke arah nya dia pura-pura acuh, meski dalam hatinya dia rindu bisa memeluk papa nya apalagi selama 2 minggu papa nya pergi untuk urusan bisnis.
"Mau ayam pa?" tanya ibu Sukma.
"Iya ma" balas pak Seno sambil menyodorkan piring nya.
"Aku juga mau ma, paha nya" Lauren ikut menimpali.
"Iya tau, paha nya kan khusus mama masakin buat papa dan Lauren yang suka nya bagian paha" balas Ibu Sukma tersenyum.
Ibu Sukma menjadi peran ibu baik, dan saat piring bagian Viona entah mengapa Viona malah diam dan enggan menerima makanan yang di ambilkan ibu tirinya itu.
"Aku kenyang" ucap Viona tiba-tiba pergi begitu saja tanpa sebab.
Melihat itu Pak Seno berniat mengejar tapi di tahan oleh ibu Sukma.
"Biarkan aja pak, hari ini Viona lagi nggak mood kaya nya. mama rasa dia lagi menstruasi" kata ibu Sukma menyuruh suaminya untuk tidak menyusul Viona.
Pak Seno akhirnya mengurungkan niatnya dan memilih lanjut makan, sedangkan Viona dia baru keluar rumah dan melihat Galang yang baru sampai di rumah nya.
Tanpa mengatakan apapun Viona langsung memeluk Galang.
"Bawa aku pergi, sekarang!" ucap Viona sambil melepaskan pelukan nya.
Galang menatap wajah sedih kekasihnya, dia menurut dan membawa Viona untuk masuk ke dalam mobilnya.
Selama di dalam mobil Viona nampak diam dengan wajah marah dan sedih nya, dia marah pada dirinya sendiri yang tak bisa menjadi kebanggaan papa nya seperti Lauren.
Galang yang melihat Viona terlihat banyak masalah dia memilih membawa Viona ke cafe milik nya, dia rasa Viona akan lebih nyaman saat di cafe nya.
Saat sampai di cafe Galang Viona ikut turun, keduanya memilih tempat duduk yang di pojokan karena Galang tahu kekasihnya sedang memiliki masalah.
"Apa kamu oke, Baby?" tanya Galang menatap sang kekasih.
Viona balik menatap Galang, lalu dia menundukan wajahnya.
"Aku nggak tahu" balas Viona pelan.
"Apa yang kamu pikirkan? cerita sama aku, apa yang bisa aku bantu?" tanya Galang lagi, dia terlihat cemas.
Dan hal itu malah semakin membuat Viona semakin merasa bersalah pada Galang yang telah dia khianati.
"Maaf" Viona tiba-tiba bangkit.
Galang memegang tangan Viona, tapi langsung di tepis kasar oleh Viona.
"Aku mau kita putus, maaf" ucap Viona lagi, dan langsung pergi begitu saja setelah mengatakan itu.
Galang tertegun mendengar kata putus dari Viona.
Dia merasa ini semua tidak masuk akal karena hubungan nya baik-baik saja tapi kenapa Viona tiba-tiba malah meminta putus?.
"Viona, tunggu" Galang yang sadar memutuskan mengejar Viona.
Sampai ke depan Galang yang mengejar Viona kehilangan arah, Viona sudah jauh dan mungkin dia sudah naik taksi meninggalkan cafe nya.
"Viona, apa yang sebenarnya terjadi sama kamu baby. kenapa kamu tiba-tiba memutuskan aku" Galang terlihat begitu prustasi.
Galang terus mencoba menelpon Viona tapi nihil semua itu sia-sia saja karena Viona menonaktifkan ponselnya.
Sedangkan di sisi lain Viona sedang berada di dalam taksi, dia menangis karena telah melepaskan pria yang dia cintai.
"Maafkan aku Galang, aku cinta kamu.. tapi aku nggak bisa mengecewakan kamu, aku sudah kotor aku menjijikan" Viona menangis sesegukan karena terpaksa memutuskan hubungan dengan Galang.