Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyamaran
Kini Prama membawa Gandari ke rumahnya untuk berbicara dari hati ke hati bersamanya
"Kenapa kamu teh berbicara seperti itu, neng? Akang gak ada niatan buat nikahin dia kok!!" tanya Prama heran
"Tetap saja akang harus menikahinya!! Dia sedang hamil anak akang, dia akan membutuhkan akang disisinya dimasa kehamilannya.. Akang sudah salah karena telah menghamilinya, jangan lebih berbuat salah lagi dengan tidak mau bertanggung jawab. Akang bukan lelaki seperti itu, kan?" jelas Gandari dengan suara lemah lembutnya
Prama pun mengusap wajahnya kasar karena frustasi, lalu bersimpuh dihadapan Gandari
"Neng.. Akang mencintai kamu.. Akang gak mau kehilangan kamu, akang mohon jangan bercerai dengan akang, neng!! Mungkin kalaupun akang harus menikahinya, akang gak mau ngelepasin kamu.. Akang akan tidur bersama kamu setiap hari, lalu menceraikannya setelah dia melahirkan dan bertanggung jawab atas anak itu.." ujar Prama memelas sembari menggenggam tangan Gandari, tapi Gandari langsung melepaskannya pelan
"Kalau akang mencintai saya, seharusnya dari awal akang tidak melakukan itu dengannya, bukan? Sekarang kalau sudah begini saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi!!" jawab Gandari menatap nanar pada Prama.
Prama pun menatap sendu pada Gandari sembari memegang kedua bahu istrinya itu
"Maaf, neng.. Akang khilaf!! akang mohon jangan tinggalin akang!!" pinta Prama memelas
Gandari hanya tersenyum dan menangkup pipi suaminya dengan lembut
"Maaf, tapi keputusanku sudah bulat, kang!! Aku akan pergi dari sini.. Akang harus bahagia dengan keluarga akang, ya? Percayalah, aku akan selalu baik-baik saja!!" ujar Gandari meyakinkan Prama
"Neng.." lirih Prama.. Ia langsung memeluk tubuh ramping Gandari dengan erat sembari menangis. Penyesalan memang datang belakangan, kini Prama amat sangat menyesal.. Sebab ia akan kehilangan teman hidupnya yang selama ini selalu menemaninya..
Singkat cerita, setelah membicarakannya dengan Prama, Gandari pun membicarakannya pada Juragan Darsa dan Lastri
"Tidak, neng! Bapak tidak mengizinkanmu pergi.. Kamu mau kemana? kamu kan sudah tidak mempunyai siapapun lagi selain kami, neng!!" tolak Juragan Darsa tegas
"Maaf, pak.. Tapi keputusanku sudah bulat. Saya akan pergi menemui ayah saya yang selama ini mencari saya" jawab Gandari, tentu Juragan Darsa dan Lastri saling pandang karena bingung
"Ayahmu? Bukannya selama ini Nyai Darsih tidak memiliki suami?" tanya Lastri heran
"Apa Ambu lupa? Saat ibuku datang kesini setelah beberapa tahun menghilang, beliau membawa saya yang sudah berumur lima tahun, bukan? Saat itu ambu masih bersama ayah saya"
Lastri dan Juragan Darsa pun saling memandang satu sama lain. Mereka pun ingat bahwa nyai Darsih sempat menghilang dari desa Waringin selama beberapa tahun.. Lalu datang kembali bersama seorang anak kecil yang sudah berusia lima tahun. Yakni itu adalah Gandari..
Pada saat itu, desa Waringin begitu gempar dengan adanya rumor bahwa Nyai Darsih telah melahirkan anak haram karena tak mempunyai seorang suami. Tapi sebagian orang juga percaya bahwa Gandari bukanlah anak kandungnya mengingat Nyai Darsih adalah seorang dukun beranak, bisa saja ia mengangkat seorang anak seseorang yang ia bantu proses melahirkannya karena kendala biaya atau Gandari adalah hasil hubungan luar nikah sehingga ibunya tak mau mengurusnya..
"Neng, kamu tidak berbohong, kan? Lalu dimana ayahmu sekarang?" tanya Lastri memastikan
"Dia akan menjemput saya kemari.. Sebab beberapa hari ini saya terus berkabar dengan beliau lewat surat" jawab Gandari percaya diri
Juragan Darsa merasa curiga, ia menatap lekat pada Gandari sebab yang ia tau.. Nyai Darsih tidak pernah menikah dengan siapapun..
"Dimana ayahmu tinggal, neng? Bukankah bapak juga harus tau mengingat kamu sudah seperti putri bapak sendiri.. Bisa saja kan nanti bapak akan mengunjungimu kesana bersama ambu?" tanya Juragan Darsa dengan raut wajah serius
"Iya benar itu, neng!! Ambu dan bapak pasti akan sering mengunjungimu kesana!!" timpal Lastri nimbrung
"Desa Pucung.. Tentu bapak tau desa itu, bukan?" tanya Gandari tersenyum penuh arti menatap Juragan Darsa..
Deg! Entah kenapa.. Juragan Darsa merasa aneh setelah ditatap begitu oleh Gandari, ia merasa tatapan wanita itu terasa menusuk seperti tatapan Nyai Darsih kepadanya
"I-iya.. Bapak tau, neng!!" jawab Juragan Darsa yang tiba tiba gugup
"Dimana itu, kang? Kok aku gak tau.. Emang pernah denger sih soal desa Pucung itu.. Tapi gak tau letaknya dimana?" Tanya Lastri penasaran
"Diatas gunung sana!" tunjuk Juragan Darsa keatas gunung yang begitu terlihat jauh dari desa Waringin.. Sebab mereka duduk diluar rumah Juragan Darsa yang mengarah langsung ke pemandangan gunung langsung
"hah? Keliatannya deket.. Padahal jauh sekali loh itu, neng!!" keluh Lastri yang sudah lelah dengan membayangkan naik ke gunung sana
Bagja yang bersembunyi dibalik dinding rumah Juragan Darsa tentu kaget, sebab ia bersama Gandari menuju desa Pucung itu terasa sangat dekat melewati goa yang berada diatas puncak desa Waringin itu
"Apa Nyai berbohong ya soal kita berada didesa Pucung.. Sebab aku hanya merasa baru melangkah beberapa kali lalu sampai didesa itu.. Tapi apa mungkin itu adalah campur tangan Nyai? Tak masuk akal.." gumam Bagja pelan sembari menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal
Tiba tiba seorang laki-laki yang katanya adalah Ayah Gandari itu datang kerumah Juragan Darsa
"Sampurasun.." lirih laki-laki itu
Tentu semuanya menoleh pada arah suara tersebut
"Rampes.." Jawab semuanya
Gandari langsung berlari kearah laki-laki itu dan langsung memeluknya
"Bapaaak!!" teriak Gandari kegirangan
"Neng, apa kabar?" tanya laki laki itu
"Maaf, apa anda adalah ayahnya Gandari?" tanya Juragan Darsa penasaran pada lelaki asing tersebut
"Iya.. Saya bernama Ajiwastra dari desa Pucung. saat itu saya bertengkar hebat dengan Darsih, lalu ia diam-diam pergi meninggalkan saya saat tengah malam bersama Gandari. Makanya saya bersemangat datang kesini saat Gandari mengirimkan saya surat!!" jelas Ajiwastra
Karena penasaran, Bagja pun mengintip sedikit karena ingin melihat wajah yang katanya ayah Gandari itu.. Namun betapa terkejutnya ia saat melihat laki-laki yang bagaimanapun didandani sedemikian rupa agar tampilannya berbeda itu ternyata adalah Ki Wastra.. Namun Bagja masih bisa mengenalinya karena pandangan matanya begitu tajam bak elang
"Ki Wastra? waaah.. Apa-apaan ini!!" gumam Bagja merasa geregetan
Iya, Gandari datang ke desa Pucung beberapa waktu yang lalu.. Ia sudah tau semuanya akan jadi seperti ini. Makanya ia tanpa sadar mendatangi pondok tua yang ia pakai sebagai praktiknya itu tanpa menggunakan cadar dan gaun penyamarannya
Ki Wastra tentu bingung dengan wanita yang tidak ia kenali tampak sedang menangis, namun Gandari langsung menceritakan segalanya bahwa ia adalah Nyai Bulan. Ia bingung harus bagaimana karena merasa sakit hati atas perbuatan Prama. Wanita itu ingin pergi dari desa Waringin tapi tidak ingin dicurigai oleh Juragan Darsa.
Namun Ki Wastra memiliki ide dan menawarkan dirinya untuk membantu Gandari. Yakni berpura-pura sebagai ayahnya.
Namun Gandari merasa takut jika anak buah Juragan Darsa mengenali wajah Ki Wastra mengingat mereka selalu datang ke desa Pucung. Namun Ki Wastra siap menyamar dan berakting agar tak bisa dicurigai oleh siapapun.
Akhirnya, Gandari pun menyetujui ide Ki Wastra hingga akhirnya semua ini pun terjadi..
