Cinta Satu Malam CEO
Arya mengerjapkan matanya saat sinar mentari dari luar jendela mengenai wajahnya. Arya terkejut saat melihat ke samping. Seorang gadis disisinya masih sesenggukan menangis.
"Kamu? apa yang sudah kita lakukan semalam?" tanya Arya pada gadis itu.
Gadis itu menatap Arya tajam.
"Kamu jahat...! kamu sudah menghancurkan hidup aku. Apa kamu tahu, apa yang semalam sudah kamu lakukan padaku. Kamu sudah memperkosa aku," ucap gadis itu dengan nada tinggi.
"Apa! kenapa aku nggak ingat apapun semalam."
Arya membuka selimutnya. Dia terkejut saat melihat dirinya tidak mengenakan baju sama sekali. Sejak tadi hanya selimut tebal yang menutupi tubuh polos Arya dan gadis itu.
Arya mencoba mengingat sesuatu. Namun dia tidak mengingat apapun. Dia hanya ingat, semalam dia berada di pesta lajang seorang teman. Dan Arya tidak tahu kenapa tiba-tiba dia bisa berada di dalam hotel dengan seorang wanita.
"Maafkan aku untuk semalam. Aku nggak ingat apa yang sudah aku lakukan sama kamu. Sepertinya semalam ada kesalahan dengan sesuatu yang aku minum," ucap Arya.
Arya memukul kepalanya untuk mengingat segala sesuatu yang terjadi semalam. Namun dia sulit untuk mengingatnya. Arya hanya ingat, semalam dia diberi minum oleh seseorang dan dia lupa segalanya setelah itu.
Gadis itu mengusap air matanya. Dia tidak mungkin terus-menerus menangis dan berada di dalam kamar hotel.
Gadis itu kemudian turun dan memakai bajunya kembali. Begitu juga dengan Arya. Dia juga ikut turun mengambil bajunya yang berserakan di lantai. Arya kemudian memakai bajunya kembali.
Arya terkejut saat melihat ada noda darah di atas sprei.
"Apakah ini yang pertama untuk kamu?"
Gadis itu mengangguk.
"Siapa nama kamu?"
"Arumi."
Arya melangkah dan mendekati Arumi.
"Kamu tenang saja. Apa yang terjadi semalam, aku akan membayar ganti ruginya," ucap Arya.
Arya mengambil dompetnya. Dia kemudian mengeluarkan sejumlah uang untuk gadis itu.
"Kamu bisa pakai uang ini untuk ganti rugi yang semalam," ucap Arya sembari menyodorkan sejumlah uang pada Arumi.
Arumi terkejut saat mendengar ucapan Arya.
"Tidak semua hal bisa di bayar dengan uang Tuan. Aku tidak perlu uang ini. Aku hanya perlu tanggung jawabmu."
"Tanggung jawab apa yang kamu maksud?"
"Kamu harus menikahiku. Bagaimana kalau aku hamil. Siapa yang akan bertanggung jawab dengan kehamilanku."
"Apa! hamil? nggak mungkin kamu hamil. Kita hanya melakukannya sekali. Bagaimana mungkin kamu bisa hamil."
"Kalau aku hamil bagaimana. Semalam berapa kali kita melakukannya? apakah kamu ingat? Dan apa kita semalam memakai pengaman?"
Arya terkejut saat mendengar ucapan Arumi.
"Arumi, aku tidak bisa menikahi kamu. Karena aku sudah punya tunangan. Dan sebentar lagi aku akan menikah dengan tunanganku."
"Aku nggak perduli dengan tunangan kamu. Kalau aku sampai hamil, kamu harus bertanggung jawab dengan menikahiku."
Arya mengusap wajahnya kasar. Dia tidak menyangka gadis yang semalam bersamanya sungguh terlalu sulit untuk diajak kerja sama. Seandainya tunangan Arya tahu, Arya sudah tidur dengan wanita lain, bisa saja dia akan membatalkan pertunangannya dengan Arya.
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab dengan yang semalam. Aku akan berikan kamu kartu namaku. Kalau kamu sampai hamil, kamu bisa menghubungiku dan aku akan bertanggung jawab dengan kehamilan kamu. Tapi jika kamu tidak hamil, tidak usah kamu mencariku. Anggap saja peristiwa semalam tidak pernah terjadi," ucap Arya.
Arumi mengambil kartu nama dari Arya. Dia terkejut saat membaca kartu nama itu.
Arya Mahendra Dinata. Ceo Dirgantara grup. Bagaimana mungkin aku tidur dengan seorang CEO. Siapa sebenarnya yang semalam sudah menjebakku. Bahkan aku tidak ingat dengan apa yang sudah aku lakukan dengan lelaki ini semalam, batin Arumi.
"Baiklah, aku akan pergi. Tapi aku akan kembali lagi untuk meminta pertanggungjawaban dari anda," ucap Arumi.
Arumi menatap uang yang ada di tangan Arya. Dia merebut uang itu dari Arya.
"Ini untuk ganti rugi? baiklah aku akan ambil uang ini. Tapi ingat, urusan kita belum selesai. Aku akan kembali lagi untuk meminta pertanggungjawaban anda," ucap Arumi.
Setelah itu Arumi pun pergi meninggalkan Arya.
Arya hanya bisa menghela nafas dalam.
"Kenapa aku harus terjebak dengan wanita seperti dia. Siapa sebenarnya wanita itu. Apakah dia sudah menjebakku. Aku harus selidiki semuanya," ucap Arya.
Arya tidak mau berlama-lama berada di hotel itu. Dia kemudian pergi meninggalkan hotel itu.
Sesampainya di depan hotel, Arya menelpon seseorang.
"Halo Tuan."
"Halo. Cepat jemput aku. Aku ada di depan hotel. Nanti aku kirim alamatnya."
"Baik Tuan."
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil datang menghampiri Arya. Seorang lelaki keluar dari mobil itu dan membukakan pintu mobil untuk Arya.
"Silahkan masuk Tuan!"
"Terimakasih."
Arya kemudian masuk ke dalam mobil itu. Setelah itu mereka meluncur pergi meninggalkan hotel.
"Jam berapa ini Pak Bastian?" tanya Arya.
"Jam lima pagi Tuan," jawab Pak Bastian yang tak lain adalah sopir pribadi di keluarga Arya.
"Jam lima pagi? cepat sedikit. Aku harus bersiap-siap ke kantor sekarang. Akan ada meeting penting pagi ini di kantor."
"Baik Tuan."
Sesampainya di depan rumah, Pak Bastian membukakan pintu mobil untuk Arya. Arya kemudian turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah.
"Arya, dari mana aja kamu Ar?" tanya Monika ibu Arya.
"Maaf Ma, semalam aku tidur di rumah teman," bohong Arya. Arya tidak mungkin mengatakan kalau semalam dia sudah terjebak di hotel bersama seorang wanita.
"Ya udah, sana cepat siap-siap ke kantor. Akan ada meeting kan pagi ini."
Arya mengangguk. Setelah itu dia melangkah untuk ke kamarnya.
Arya menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Dia kemudian mengurut-urut keningnya.
"Apa yang terjadi semalam. Apakah aku sudah dijebak? siapa yang berani menjebakku. Dan siapa sebenarnya gadis yang semalam bersamaku. Aku harus selidiki masalah ini."
Semenjak ayah Arya terkena stroke, Arya yang menggantikan posisi ayahnya dikantor menjadi CEO. Sudah satu tahun, Arya menjabat menjadi CEO. Dan selama itu, perusahaan terus berkembang pesat. Arya juga sudah banyak membuka cabang di berbagai daerah.
Arya bangkit dari duduknya. Setelah itu dia ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selesai mandi, Arya ganti baju. Setelah rapi, Arya melangkah keluar dari kamarnya.
Ring ring ring...
Tiba-tiba ponsel Arya berdering. Arya mengambil ponselnya yang ada di saku celananya.
"Halo..."
"Halo sayang. Bisa nggak hari ini kamu antarkan aku ke tempat kerja aku?"
Arya menatap jam tangannya. Waktu saat ini sudah menunjukan jam enam pagi.
"Baiklah. Aku akan segera ke sana. Tapi aku mau sarapan dulu."
"Iya sayang. Aku tunggu ya."
Arya duduk di ruang makan. Setelah itu dia mengambil roti dan menyuapkan roti itu ke dalam mulutnya. Setelah makan roti, Arya meminum segelas susu.
"Ar, kamu nggak mau sarapan dulu?" tanya Bu Monika.
"Nggak Ma. Aku sudah makan roti. Olivia juga sudah nungguin aku. Dia minta dijemput dan dianterin ke tempat kerjanya,"
"Ya sudah, sana. Antar Oliv dulu."
Arya buru-buru pergi untuk menjemput Olivia di rumahnya.
Setelah sampai di depan rumah Olivia, Arya turun dari mobilnya. Setelah itu dia melangkah ke teras depan rumah Olivia. Arya akan mengetuk pintu. Dia terkejut saat Olivia sudah lebih dulu membuka pintu.
Olivia tersenyum saat melihat Arya.
"Sayang, kamu sudah datang. Ayo kita berangkat."
Arya mengangguk. Setelah itu dia merangkul bahu Olivia dan mengajak Olivia masuk ke dalam mobil.
Olivia adalah tunangan Arya. Dia seorang dokter muda yang bekerja di rumah sakit besar milik keluarga Arya. Sudah dua tahun mereka berpacaran dan sudah satu tahun mereka bertunangan. Arya sangat mencintai Olivia. Begitu juga dengan Olivia, dia juga sangat mencintai Arya. Mereka saling mengenal dan saling mencintai sejak Arya mengalami kecelakaan tiga tahun yang lalu. Olivia lah yang dengan telaten merawat dan mengobati Arya sampai dia sembuh dan bisa berjalan normal lagi.
"Sayang, tadi malam kamu dari mana aja sih? di telpon hape kamu nggak aktif. Di chat juga nggak di baca dan nggak dibalas. Ih, nyebelin banget tahu nggak sih," gerutu Olivia.
"Sayang, maafin aku ya. Semalam aku nginap di rumah teman. Aku memang sengaja nggak aktifkan ponsel aku. Karena aku capek banget. Aku pengin istirahat dengan tenang. Kamu tahu kan, kalau ponsel aku nyalakan, entah berapa kali aku harus membalas chat dan mengangkat telpon," bohong Arya. Dia mencoba meyakinkan tunangannya agar tunangannya percaya kalau semalam Arya benar-benar menginap di rumah teman.
"Iya deh. Aku percaya sama kamu."
Sesampainya di depan rumah sakit, Arya menghentikan mobilnya.
"Sayang. Aku turun dulu ya. Setelah ini kamu mau langsung ke kantor kan?"
"Iya. Ada meeting penting pagi ini."
"Ya sudah, aku pergi dulu ya."
Olivia akan turun dari mobil Arya. Namun Arya segera mencekal tangan Olivia.
"Tunggu sayang. Sepertinya ada yang ketinggalan deh," ucap Arya.
Olivia menatap sekeliling.
"Apa yang tertinggal?" tanya Olivia.
Arya tersenyum sembari menunjuk kening, pipi dan bibirnya.
Olivia tahu apa yang Arya inginkan. Olivia kemudian mencium kening, dan ke dua pipi Arya.
Setelah turun dari mobilnya, Olivia melambaikan tangan ke arah Arya.
"Hati-hati di jalan ya sayang."
"Iya sayang."
Setelah mengantar Olivia, Arya kemudian melanjutkan perjalanannya ke kantor.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
muna aprilia
lanjutkan
2025-01-12
0