Jian Lushi menjadi salah satu korban tewas, dalam kecelakaan tabrakan mobil beruntun.
Akibatnya, jiwanya mengalami perjalanan melintas waktu ke dimensi lain.
Kemudian jiwanya masuk kedalam raga seorang gadis petani malang, yang tanpa sengaja mati akibat ulah saudaranya sendiri.
Yuk ikuti perjalanan Jian Lushi, dalam menjalani kehidupan barunya di dunia asing.
Mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Melihat Pria Tampan
...----------------...
"SEMUAAA... BERHENTIIII..."
"JANGAN ADA YANG BERGEERRAAAKKK..."
Bersamaan dengan teriakan itu, lebih dari selusin pria berseragam militer dengan bersenjata lengkap, langsung mengepung gerbong-gerbong kereta api yang tadi di naiki Lushi.
Sebelum pintu gerbong terbuka, para prajurit itu sudah dalam posisi sigap dengan memegang senjata masing-masing.
Dari dalam kompartemen, Lushi bisa menyaksikan situasi di luar gerbong. Melihat dari banyaknya personil dan ketegangan di wajah para prajurit. Bisa di tebak kalau situasinya benar-benar serius.
"Mungkinkah ada teroris yang membawa bom, atau buronan yang menyelundupkan barang-barang berbahaya, atau.... ada sekelompok pedagang manusia, yang ikut naik di kereta ini." ucap Lushi. Dia mencoba menebak kemungkinan-kemungkinan yang mungkin yang belum pasti.
"Tsk, kenapa juga mereka harus naik kereta yang sama dengan yang aku naiki. Kenapa mereka tidak naik di hari sebelum-sebelumnya, atau besok-besoknya saja." Lushi masih melanjutkan gerutuannya, dengan tidak puas.
Lushi tidak habis pikir dengan orang-orang jahat itu. Kenapa mereka harus mengganggu perjalanannya, yang seharusnya tenang dan menyenangkan. Dan kenapa juga mereka tidak memilih hari lain untuk bepergian.
"Sabar. Ini ujian, Lus." Lushi mendesah, kemudian kembali duduk tenang untuk menunggu instruksi dari pihak yang bersangkutan.
Tidak mungkin kan dia menerobos turun, padahal sudah di peringati untuk diam di tempat. Bisa-bisa dia yang di jadikan tersangka. Atau bisa jadi langsung kena 'dor'.
Setelah pintu dari masing-masing gerbong di buka, beberapa prajurit bersenjata langsung menerobos masuk kedalam. Begitu juga gerbong tempat Lushi berada.
Tok tok
"Buka." mendengar seruan itu, Lushi segera bekerja sama dengan langsung membuka pintu kompartemennya.
Setelah pintu terbuka, nampak lah sosok tegap dengan wajah tampan, yang langsung membuat mata Lushi berbinar.
"Tampan," batin Lushi.
Semenjak datang ke dunia asing ini, ini adalah kali pertamanya dia melihat ketampanan yang sesuai dengan kreterianya.
"Tunjukan identitas," tegas pria berseragam itu pada lushi.
Lushi segera merogoh saku belakang celannya, untuk mengambil kartu identitas dan kartu registrasi rumah tangga miliknya. Yang sebenarnya di ambil dari ruangannya.
"Mana barang bawaan anda?" tanya pria itu lagi, setelah membaca identitas Lushi.
Kartu identitas di sini tidak seperti KTP di dunia asal Lushi. Tapi lebih seperti surat kesehatan, kalau kata Lushi. Karena mulai dari ukuran kertas dan keterangan yang di tulis di dalamnya, semuanya mirip surat kesehatan fisik.
"Itu..." ucap Lushi sambil menunjuk tas kain yang tergeletak di ujung ranjang.
Ingat ya, saat ini Lushi masih di dalam kompartemen dengan tempat duduk berupa ranjang, yang bisa untuk rebahan. Bukan sengaja memindahkan ranjang dari tempat lain, untuk bobo bareng dengan pria tampan yang baru saja di temui.
Pria itu tampak mengernyitkan dahinya, ketika hanya melihat satu tas kain yang tidak terlalu besar milik Lushi. Karena biasanya penumpang yang datang dari jauh atau luar kota, mereka akan membawa banyak barang bawaan. Tapi gadis kecil di hadapannya ini, hanya membawa satu tas kain, yang isinya pun sepertinya tidak banyak.
"Periksa," pria itu memerintahkan rekannya atau lebih tepatnya bawahannya, untuk memeriksa isi di dalam tas Lushi.
Pria itu melirik Lushi, untuk menemukan keanehan. Tapi sayangnya, ekspresi Lushi masih tetap tenang tanpa kegelisahan maupun kepanikan sedikit pun.
Setelah prajurit yang bertugas memeriksa tas Lushi, mengeluarkan semua isinya. Yang hanya ada dua pasang pakaian luar dan dalam, handuk dan alat mandi, dan beberapa kue kering. Dia langsung memasukannya kembali, barang-barang milik Lushi. Kemudian menggelengkan kepalanya kepada pria yang tadi memberi perintah.
"Terima kasih kerja samanya," ucap pria itu. Kemudian mengembalikan kartu identitas milik Lushi, dan pergi ke kompartemen lain.
Setelah memeriksa semua kompartemen yang tersisa. Pria itu hanya menugaskan dua tentara untuk berjaga di dalam dan di luar gerbong. Sisanya langsung mengikuti pria itu, untuk memeriksa tempat lain.
Hampir satu jam berlalu, akhirnya Lushi dan penumpang kereta lainnya di izinkan turun dari kereta. Karena tentara-tentara itu sudah berhasil meringkus dan membawa pergi, sekumpulan pedagang manusia beserta para korban yang akan diperjualbelikan.
Lushi sendiri tidak begitu tau bagaimana aksi penangkapan itu berlangsung. Karena buronan-buronan ini berada di gerbong lain. Dia hanya mendengar suara jeritan, teriakan, dan beberapa kali suara tembakan.
Tapi dari percakapan orang-orang di sana. Para buronan memang di tangkap di dalam gerbong yang berbeda-beda. Ada yang tinggal di gerbong kelas bawah, menengah, bahkan ada yang tinggal di kelas atas. Tapi yang dalam satu kompartemen berisi empat tempat tidur.
Untung saja Lushi memilih membeli tiket paling mahal, sehingga tidak berkesempatan tinggal satu gerbong dengan salah satu dari penjahat itu.
Mengerikan sekali kalau sampai hal itu terjadi. Bisa-bisa dengan kondisi fisiknya saat ini, yang putih bersih, cantik, imut dan manis ini. Dia di jadikan target, kemudian di tangkap dan di.... ugh, membayangkannya saja sudah membuat Lushi bergidik.
Sesampainya di dekat pintu keluar stasiun. Lushi melihat dua pria berseragam militer yang tengah berdiri berhadapan di dekat mobil.
Salah satunya adalah pria tampan yang tadi meminta identitas Lushi. Sedangkan yang satunya lagi, juga tampan tapi terlihat menyeramkan dan lebih tua dari pria tampan satunya. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, tapi sepertinya serius.
Karena jalan keluarnya memang lewat sini, mau tidak mau Lushi harus lewat di dekat kedua orang ini.
Niat hati ingin curi-curi pandang pada pemuda tampan idamannya. Namun siapa yang menyangka matanya malah bersirobok dengan lirikan tajam dan dingin dari pria berwajah gelap satunya lagi.
"Ishhh..." Lushi mendesis malu sekaligus ngeri, reflek langsung memalingkan wajahnya.
Kemudian menunduk dan mempercepat langkah kakinya, supaya cepat sampai di luar stasiun. Dia takut bertatapan atau menatap wajah garang pria itu lagi.
"Kasihan sekali yang menjadi istri pria garang itu. Setiap hari harus berhadapan dan menatap wajah membosankan, tanpa ekspresi seperti itu. Hiiihhh..." Lushi yang baru pertama melihat saja sudah bergidik.
Memanfaatkan waktu yang masih pagi. Lushi langsung naik bus dengan tujuan pusat kota.
Setelah turun dari bus, Lushi langsung menuju penginapan, sekaligus mencari informasi yang di butuhkan dari pegawai penginapan.
Sepuluh menit kemudian, Lushi keluar dari penginapan dengan pakaian dan tas kain yang berbeda.
Tujuannya kali ini adalah apotek Fu. Dia akan kembali menjual ginseng liar untuk menghasilkan uang.
Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Lushi pergi ke agen properti untuk membeli rumah.
Hanya dengan tinggal di rumahnya sendiri, Lushi bisa bebas mengeluarkan barang-barang dari ruangannya.
...----------------...
bunga mendarat/Rose//Heart/