Ditinggal menikah oleh kekasih yang sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun dengannya karena kesalahan dirinya sendiri yang terlalu fokus dengan karir membuat Calista tidak berniat untuk menikah walau usianya sudah menginjak kepala tiga.
Namun bagaimana jadinya keinginan Calista yang tidak ingin menikah tidak disetujui oleh kedua orang tuanya justru kedua orang tuanya memberikan jodoh untuknya yaitu pria yang berstatus mahasiswa di tempat ia mengajar dan pria itu dijuluki playboy?
Apakah Calista mau menerima jodoh pilihan kedua orang tuanya mengingat jarak umur mereka terpaut sembilan tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menerima tawaran
Harry memilih diam membiarkan Danesh bercerita sendiri kepadanya. Melihat Danesh yang sudah lama terdiam hingga lima menit lamanya, membuat Harry memutuskan memainkan ponselnya.
"Aku membutuhkan pekerjaan." Ucap Danesh tiba-tiba.
Leher Harry seketika berputar ke arah Danesh. Mulutnya sedikit menganga karena mendengar perkataan Danesh yang membutuhkan pekerjaan.
"Untuk apa kau bekerja? Bukankah uang pemberian keluargamu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhanmu?"
Danesh menatap datar wajah Harry. Ia mendengus lalu kembali menatap lurus ke depan. "Apa kau ingin aku merendahkan harga diriku dengan menafkahi istriku nanti menggunakan hasil pencarian kedua orang tuaku dan kakakku?" Danesh memberikan pencerahan pada Harry.
Sedikit saja perkataan yang keluar dari mulut Danesh sudah membuat Harry mengerti maksudnya. "Jadi kau ingin bekerja karena kau akan menikah?" Harry memastikan.
Danesh menganggukkan kepalanya. "Aku juga ingin belajar hidup mandiri. Terlalu lama bergantung dengan keluarga membuat harga diriku jatuh dan disepelekan oleh banyak orang termasuk keluargaku sendiri." Danesh teringat dengan perkataan Daddynya jika ia tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan jika tidak mengandalkan keluarganya.
Kepala Harry mengangguk-angguk. "Kau bisa bekerja mulai besok jika kau ingin. Kau tidak lupa bukan begitu banyak tawaran model yang diberikan kepadamu?"
Wajah lesu Danesh berubah menjadi bersemangat setelah mendengarnya. "Kau benar. Sepertinya aku bisa mengambil salah satu tawaran terbaik dari mereka untuk menjadi model!"
"Nah, kalau begitu cepat kirimkan balasan pada mereka. Katakan jika kau menerima tawaran tersebut."
"Tapi aku harus memilihnya lebih dulu. Ada beberapa tawaran yang masuk ke dalam emailku."
Harry segera turun dari ranjang dan mengambil laptopnya yang berada di atas meja belajarnya. Ia segera membuka laptopnya dan menyerahkannya pada Danesh. "Buka emailmu dari sini!" Titahnya.
Danesh menyambar laptop Harry lalu melakukan login di web gmail. Setelahnya ia mencari beberapa penawaran dari perusahaan atau agensi yang masuk ke dalam emailnya. Beberapa penawaran yang lebih menguntungkan Danesh sematkan lalu ia tunjukkan pada Harry.
"Tawaran menjadi model baju di perusahaan milik Tuan Giovano sepertinya lebih menguntungkan. Gaji yang ditawarkan cukup besar dan kau bisa bekerja di saat siang atau sore hari setelah pulang dari kuliah." Komentar Harry setelah membaca pesan yang Danesh sematkan.
Danesh mengambil alih laptop dari pangkuan Harry ke pangkuannya kembali. Ia kembali membaca penawaran yang diberikan perusahaan Giovano kepadanya. "Kau benar. Sepertinya ini lebih menarik dan menguntungkan. Aku bisa bekerja tanpa mengganggu jam kuliah." Jawabnya.
"Cerdas. Sekarang hubungi nomer yang tertera di sana dan katakan jika kau menerima tawaran dari mereka!" Titah Harry.
Danesh meninju pelan lengan Harry. "Aku tidak gila menghubungi mereka di saat malam seperti ini." Ketusnya.
Harry merutuki dirinya yang sudah salah memberi saran. "Aku terlalu bersemangat. Ya, kau bisa menghubunginya besok. Semoga saja belum ada model lain yang mereka terima."
"Semoga saja."
Harry dan Danesh kemudian terdiam. Mereka saling larut dalam pemikiran masing-masing. Jika Harry sibuk memikirkan Danesh yang akan menikah dalam waktu dekat, Danesh justru sibuk memikirkan pekerjaan apa lagi yang bisa ia lakukan agar bisa memenuhi kebutuhan keluarganya kelak.
Walau Danesh tahu Calista memiliki pekerjaan yang cukup menjanjikan saat ini dan bisa membantunya menghidupi keluarga kecil mereka nanti, tapi Danesh tidak ingin memanfaatkan kelebihan istrinya itu. Ia akan tetap berusaha menjadi pemimpin yang baik untuk keluarganya nanti.
***
Sebelum lanjut, jangan lupa berikan vote, like, point, dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Danesh dan Cal update, silahkan mampir di novel shy yang lagi on going juga berjudul Noda Menjadi yang Ke 2, ya🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ 🤗
author maupun pembaca..
mau ksh info penting
gabung yu k cbm..
kita d sn bakal belajar brg
dr teknik dsr menulis
jika kalian mnta tlg follow dl akun saya
nnti sy akan bantu undang kalian mksh semua