NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Terlahir Kembali Menjadi Musuh Utama

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Setelah kematian yang tragis, dia membuka matanya dalam tubuh orang lain, seorang wanita yang namanya dibenci, wajahnya ditakuti, dan nasibnya dituliskan sebagai akhir yang mengerikan. Dia kini adalah antagonis utama dalam kisah yang dia kenal, wanita yang dihancurkan oleh sang protagonis.

Namun, berbeda dari kisah yang seharusnya terjadi, dia menolak menjadi sekadar boneka takdir. Dengan ingatan dari kehidupan lamanya, kecerdasan yang diasah oleh pengalaman, dan keberanian yang lebih tajam dari pedang, dia akan menulis ulang ceritanya sendiri.

Jika dunia menginginkannya sebagai musuh, maka dia akan menjadi musuh yang tidak bisa dihancurkan. Jika mereka ingin melihatnya jatuh, maka dia akan naik lebih tinggi dari yang pernah mereka bayangkan.

Dendam, kekuatan, dan misteri mulai terjalin dalam takdir barunya. Tapi saat kebenaran mulai terungkap, dia menyadari sesuatu yang lebih besar, apakah dia benar-benar musuh, atau justru korban dari permainan yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Jejak Kegelapan Dibalik Bayangan

Tim yang terdiri dari Seraphina, Lucian, Vance, Eris, dan Kael bergerak tanpa suara melewati jalur hutan yang jarang dilalui. Mereka tahu bahwa Ordo Kegelapan tidak akan tinggal diam jika ada penyusup yang mencoba menyelidiki keberadaan mereka.

Pagi itu, kabut masih menggantung rendah di antara pepohonan, menambah kesan mencekam dalam perjalanan mereka. Seraphina berjalan di depan, dengan belati terhunus di tangannya. Ia memimpin dengan hati-hati, sementara yang lain mengikuti di belakangnya.

Vance, sang Assassin senior, sesekali berhenti untuk mengamati jejak di tanah. Ia ahli dalam melacak, dan dari ekspresinya, jelas ada sesuatu yang mengganggunya.

“Jejak ini baru,” bisiknya pelan.

Lucian menyipitkan mata, memperhatikan jejak kaki samar di tanah lembap.

“Berarti kita tidak sendirian di sini.”

Seraphina mengangguk pelan, lalu melangkah lebih hati-hati.

Mereka berjalan beberapa meter lagi, hingga tiba-tiba—

SWOOSH!

Sebuah anak panah melesat dari dalam hutan, nyaris mengenai kepala Seraphina.

Dengan refleks luar biasa, Seraphina miringkan tubuhnya dan menghindar.

“Serangan!” teriak Kael.

Dalam sekejap, beberapa bayangan melompat keluar dari antara pepohonan. Mereka adalah prajurit Ordo Kegelapan—berpakaian hitam dengan tanda merah di jubah mereka.

Lucian langsung mencabut pedangnya dan menyerang salah satu musuh dengan cepat.

Seraphina juga tidak tinggal diam. Ia berputar, menyerang dengan belatinya, menusukkan senjata itu ke dada salah satu lawan yang mencoba menyergapnya dari belakang.

Vance dan Eris bergerak cepat, menghadapi musuh dengan teknik khas Assassin—cepat, senyap, dan mematikan.

Kael, di sisi lain, lebih memilih bertahan di belakang sambil mengamati situasi.

Namun, mereka segera menyadari bahwa ini bukan serangan biasa.

Musuh tampaknya tidak berusaha membunuh mereka.

Sebaliknya, mereka mencoba mengurung dan memisahkan tim.

Seraphina menyadari jebakan ini terlalu terlambat.

Braak!

Sebuah ledakan asap memenuhi area itu, memisahkan mereka satu sama lain.

“Berhati-hatilah! Mereka mencoba memisahkan kita!” Seraphina berteriak, tapi suaranya tenggelam dalam kepulan asap tebal.

Seraphina berdiri dengan waspada, matanya berusaha menembus kabut asap yang memenuhi sekelilingnya.

Ia bisa mendengar suara pertempuran di kejauhan—suara logam beradu, teriakan singkat, dan suara langkah cepat.

Tiba-tiba, sesuatu bergerak di sisi kanannya.

Seraphina berputar dengan cepat, mengayunkan belatinya ke arah sosok yang mendekat.

Namun, lawannya lebih cepat.

Dengan refleks luar biasa, sosok itu menangkis serangannya dengan bilah pedang hitam pekat.

CLANG!

Seraphina terkejut.

Bukan karena serangannya ditangkis—

Tapi karena ia mengenali orang di depannya.

“Kau?”

Sosok itu menyeringai, memperlihatkan gigi tajamnya. “Senang bertemu lagi, Seraphina.”

Ia adalah Xerath—komandan eksekusi dari Ordo Kegelapan, salah satu orang kepercayaan pemimpin mereka.

Seraphina menarik napas dalam. Pertarungan ini tidak akan mudah.

Sementara itu, di sisi lain kabut, Lucian bertarung dengan dua lawan sekaligus.

Dengan kelincahannya, ia berhasil menghindari serangan pedang musuh, lalu membalas dengan serangan cepat.

Namun, tiba-tiba sesuatu menusuk lengannya dari belakang.

Sret!

Lucian meringis, darah segar menetes dari lukanya.

Ia berbalik dengan cepat dan melihat seorang wanita dengan jubah hitam berdiri di belakangnya.

Mata wanita itu berkilat tajam. “Kau terlalu ceroboh, Lucian.” Lucian mengerutkan kening.

Ia tidak mengenali wanita ini, tetapi ada sesuatu dalam cara bicaranya yang membuatnya tidak nyaman.

“Siapa kau?” tanyanya sambil mengangkat pedangnya lagi. Wanita itu tersenyum tipis.

“Kau akan tahu segera.”

Seketika, ia melompat ke depan dengan kecepatan luar biasa, menyerang Lucian tanpa memberi jeda sedikit pun.

Lucian berusaha menangkis serangannya, tetapi dengan luka di lengannya, ia mulai kesulitan mengimbangi kecepatannya.

Ia tahu—

Jika ini terus berlanjut, ia akan kalah.

Di sisi lain, Seraphina berhadapan langsung dengan Xerath.

Pria itu menatapnya dengan senyum mengejek, lalu mengayunkan pedangnya.

Seraphina menghindar ke samping, lalu menyerang balik dengan belatinya. Namun, Xerath menangkis serangannya dengan mudah.

“Kau lebih kuat dari yang kuduga,” katanya sambil tersenyum. Seraphina tidak menjawab.

Ia tahu, Xerath hanya sedang bermain-main dengannya.

Pria ini belum mengeluarkan kemampuan aslinya.

Dan itu membuatnya jauh lebih berbahaya.

Seraphina memutar otaknya dengan cepat.

Ia tidak bisa mengalahkan Xerath dengan kekuatan biasa. Ia harus mencari cara lain.

Di tengah kabut yang masih menyelimuti medan pertempuran, Seraphina dan Lucian bertarung mati-matian melawan musuh mereka.

Mereka tahu bahwa Ordo Kegelapan tidak akan membiarkan mereka pergi dengan mudah.

Seraphina dan Lucian berada dalam posisi genting. Kabut tebal yang menyelimuti medan pertempuran tidak kunjung mereda, sementara musuh mereka terus bergerak dengan kecepatan yang sulit ditangkap oleh mata biasa.

"Lucian, kau masih bisa bertahan?" Seraphina bertanya sambil tetap waspada, belatinya masih tergenggam erat.

Lucian, yang kini sudah berlumuran darah akibat luka di lengannya, menyeringai kecil. "Aku belum kalah. Hanya sedikit pemanasan."

Seraphina mendengus. Ia tahu Lucian tidak akan mau mengakui kelemahannya.

Namun, kondisi mereka semakin buruk.

Xerath, sang komandan Ordo Kegelapan, berdiri di hadapan Seraphina dengan senyum tipis di wajahnya.

"Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir, Seraphina," katanya, suaranya tenang namun berbahaya. "Menyerah sekarang, atau aku akan membuat kematianmu jauh lebih menyakitkan." Seraphina tidak menjawab.

Sebaliknya, ia mengencangkan genggaman belatinya. Aku tidak akan menyerah.

Tanpa ragu, Seraphina melesat ke depan dengan kecepatan luar biasa, menyerang Xerath dengan kombinasi serangan yang cepat dan mematikan.

Xerath mengangkat pedangnya dan menangkis setiap serangan dengan mudah.

Clang! Clang! Clang!

Suara logam beradu menggema di antara kabut. Xerath tersenyum lebih lebar.

"Bagus. Aku ingin melihat lebih banyak lagi." Lalu, dengan kecepatan yang tak terduga, ia membalas serangan Seraphina dengan tebasan horizontal yang tajam.

Seraphina melompat ke belakang untuk menghindarinya, tapi Xerath tidak memberinya kesempatan untuk bernapas.

Dalam sekejap, ia sudah ada di hadapannya lagi. "Terlalu lambat."

Xerath mengayunkan pedangnya ke bawah, mengincar bahu Seraphina.

Seraphina mengangkat belatinya untuk menangkis, tetapi kekuatan dari serangan itu terlalu besar.

Clang!

Seraphina terpental beberapa meter ke belakang, hampir kehilangan keseimbangan.

Darah menetes dari telapak tangannya—bukti bahwa serangan itu sangat kuat. Tapi Seraphina tidak mundur.

Ia mengangkat belatinya lagi, tatapannya penuh tekad. Aku tidak boleh kalah.

Di sisi lain kabut, Lucian masih bertarung sengit dengan wanita berjubah hitam.

Luka di lengannya membuatnya kesulitan bergerak, tetapi ia tetap bertahan dengan kecepatan dan ketangkasannya.

Wanita itu terus menekan Lucian tanpa henti, menyerangnya dengan bilah pedang yang bergerak cepat seperti bayangan.

Clang! Clang!

Lucian menangkis serangannya dengan pedangnya sendiri, tapi ia tahu—

Jika pertarungan ini berlanjut lebih lama, ia akan kalah.

"Siapa kau sebenarnya?" Lucian bertanya di sela-sela serangan.

Wanita itu tersenyum tipis.

"Namaku bukan sesuatu yang penting, Lucian. Yang penting adalah—kau akan mati di sini."

Lucian mengerutkan kening.

Orang ini terlalu percaya diri.

Dan itu berarti dia punya alasan kuat untuk merasa demikian.

Lucian menarik napas dalam, lalu mengubah taktiknya.

Alih-alih terus bertahan, ia mulai bergerak lebih agresif, menyerang dengan pola yang sulit ditebak.

Clang! Clang!

Wanita itu terlihat sedikit terkejut, tetapi ia masih bisa mengimbangi.

Namun, Lucian sudah melihat celahnya.

Dalam satu gerakan cepat, ia menyerang ke arah perut wanita itu dengan ujung pedangnya.

Tapi—

SWOOSH!

Wanita itu melesat ke belakang, menghindari serangan dengan kecepatan luar biasa.

"Bagus," katanya sambil tersenyum. "Tapi masih belum cukup untuk mengalahkanku." Lucian mengeram. Orang ini benar-benar merepotkan.

Sementara itu, pertarungan antara Seraphina dan Xerath semakin sengit.

Seraphina mulai meningkatkan kecepatannya, mengandalkan ketangkasannya untuk menyerang dengan sudut-sudut yang sulit ditebak.

Namun, Xerath tetap bisa mengantisipasi setiap gerakannya.

Seraphina tahu. Jika ia terus bertarung seperti ini, ia tidak akan menang.

Ia harus melakukan sesuatu yang tidak terduga. Lalu, sebuah ide muncul di benaknya.

Dalam satu gerakan cepat, Seraphina berpura-pura menyerang ke arah kanan.

Xerath langsung mengangkat pedangnya untuk menangkis.

Tapi di saat yang sama, Seraphina berputar dan menyerang dari kiri dengan belati keduanya! Xerath terkejut.

Sret!

Ujung belati Seraphina menggores bahu Xerath, meninggalkan luka yang cukup dalam.

Untuk pertama kalinya, Xerath mundur selangkah. Seraphina tersenyum tipis.

"Sepertinya aku bukan lawan yang mudah untukmu."

Xerath terdiam sesaat, lalu tertawa pelan.

"Menarik. Sudah lama sejak seseorang bisa melukaiku seperti ini."

Lalu, ekspresinya berubah.

"Tapi sekarang, permainan sudah selesai."

Dalam sekejap, tekanan di sekitar Seraphina berubah.

Udara menjadi lebih berat, dan aura Xerath mulai berubah drastis.

Seraphina mengerutkan kening.

Ini buruk.

Xerath akan mengeluarkan kekuatan penuhnya.

Di dalam kabut tebal, dua pertarungan sengit masih berlangsung.

Seraphina melawan Xerath, musuh yang jauh lebih kuat dari yang ia bayangkan.

Lucian melawan wanita misterius, yang sepertinya memiliki hubungan dengan masa lalunya.

Bisakah mereka bertahan? Atau, apakah ini akan menjadi akhir dari perjalanan mereka?

1
MissHalu🐌🐢
mereka yg bertempur Mak yg cape
MissHalu🐌🐢
makin di baca makin banyak hal yg tak terduga.. semua teka-teki nya penuh dengan misteri
MissHalu🐌🐢
waalaikumsalam..
Al-fatihah buat neng Alika beliau orang baik dan Allah menyayangi orang baik, beliau meninggal di hari Jumat bertepatan setelah malam nisfu syabaan setelah tutup buku amalan.. semoga beliau di terima iman Islamnya di ampuni segala dosanya dan di tempatkan di tempat terindah aamiin ya rabbal alamiin 🤲
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: aamin/Cry/
Sean71: amin🤲🏻
total 2 replies
MissHalu🐌🐢
kembali otak Mak di penuhi dengan pertanyaan yg masih menjadi misteri
MissHalu🐌🐢
bener kan Seraphina bisa
MissHalu🐌🐢
lanjutkan thor Mak betah kok, karna disini penuh teka-teki dan perjalanan nya sangat menegangkan /Determined//Determined//Determined/
MissHalu🐌🐢
semangat Seraphina aku yakin kamu bisa/Determined//Determined//Determined/
P®iπ©£ ®@πd0m§
keren,, lanjuuut
MissHalu🐌🐢
huaaa banyak teka tekinya ini mh,kaya TTS
MissHalu🐌🐢
keren.. mak ijin mampir ya,jangan marah kalo Mak betah/Facepalm/
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞Arlingga✿꙳❂͜͡✯࿐
keren,,, semangat say,,,
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞꙳❂͜͡✯𝒜ͬ𝓁ͧ𝒾ᷤ𝓀ͧ ͪ௸: maksih say/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!