Arsya di paksa pulang ke rumah untuk mengasuh sang kakak,dan setelah sang kakak tiada Arsya di paksa menjadi pengganti,karena memiliki wajah yang hampir sama persis.
yang pada awalnya Arsya terpaksa pada akhirnya Arsya terbiasa hingga tanpa sadar Arsya menjadikan sang kakak setengah dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kegugupan melanda
"ada apa?"
"kamu,,,, gimana hari pertama kerja?"tanya Aslan, meski pada awalnya bukan itu yang ingin ditanyakan Aslan.
"eum bagus kok,temen kerja gue juga baik orangnya!"
"cewek apa cowok?"
"dua-duanya,satu cewek satu cowok, kenapa?"jawab Arsya sembari memberi pertanyaan balik.
"ngak, nanya doang!".
"aku mungkin mulai besok ngak sering pulang kesini, jadi kalau kamu butuh aku telpon aja,aku bakalan langsung datang!"
"eum baiklah, maaf udah ngerepotin, gimana kalau selama gue tinggal disini gue bakalan bayar uang sewa sama loe?"
"ngak papa, santai aja,kalau memang loe sanggup bayar ya boleh,tapi lebih baik ngak usah deh, mendingan kamu nabung aja!"
"eum benar juga ya! Kalau gue nabung bisa cepat keluar dari sini"ucap Arsya setelah memikirkan perkataan Aslan.
"loe udah selesai,sini gue bakalan cuci piring nya!"minta Arsya pada Aslan,tapi Aslan melarang Arsya untuk mengambil piring dari tangan nya,dan malah piring Arsya yang di ambil Aslan.
"Karena kamu yang masak,jadi aku yang bakal cuci piring."
"tapi kan gue yang numpang disini,seharusnya gue lah yang bersih-bersih"kekeh Arsya ingin Aslan membiarkan nya mencuci piring.
"ngak papa!"
"ya udah,itu loe sendiri yang minta ya!".
Seperti biasa sebelum tidur Arsya menonton tv terlebih dahulu sembari menunggu Aslan yang sedang mencuci piring,meski jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam.
"Arsya kok tidur disini?"tanya Aslan setelah menyelesaikan tugas nya dan melihat Arsya tertidur di sofa.
tapi namanya juga tertidur pasti Arsya ngak bisa jawab, Aslan duduk di samping Arsya yang juga tidur dalam posisi duduk, mencoba memperhatikan setiap inci dari wajah Arsya.
"memang ngak terlalu mirip!"ucap Aslan dengan jari yang sudah menyentuh ujung hidung Arsya.
Tiba-tiba khayalan yang dibayangin Aslan tadi terlintas di otaknya, Aslan meneguk kasar ludahnya,mencoba menjernihkan pikiran nya kembali tapi matanya tidak bisa lepas dari wajah Arsya.
sesuatu yang sangat menarik perhatian Aslan untuk merasakan nya,bibir Arsya yang begitu indah membuat Aslan mendekat kan wajahnya perlahan seakan sedang dikuasai oleh nafsu.
"tenang Aslan!"gumam Aslan saat sudah bisa mengalihkan pandangan nya.
Arsya yang seperti tidak merasa nyaman dengan tidurnya mencoba membuka matanya perlahan,"Aslan!"panggil Arsya syok melihat Aslan duduk di samping nya.
"udah bangun? Tidur di kamar sana aku mau nonton disini!"ucap Aslan mencoba menahan kegugupan nya.
"ah maaf, aku akan ke kamar ku sekarang!"Arsya bangkit dari duduknya dengan terburu-buru dan dengan sedikit berlari masuk kedalam kamar nya.
Aslan yang tinggal sendiri menghembuskan nafasnya lega tapi kembali di buat gugup saat melihat Arsya kembali keluar.
"kenapa keluar lagi?"tanya Aslan.
"handphone! Aku ingin mengambil nya"
"oh ini?"tanya Aslan mengambil handphone Arsya dari celah sofa.
"iya!"Arsya berjalan mendekat ke arah Aslan, sekarang Arsya juga terlihat begitu gugup dan dengan sekuat tenaga Arsya menahannya.
"terimakasih!"ucap Arsya hendak berbalik pergi, pendaratan kakinya yang salah dan menginjak remote tv yang dia jatuhkan saat tertidur membuat Arsya hendak terjatuh tapi berhasil di tangkap oleh Aslan.
Kegugupan kembali menghampiri mereka dengan kadar yang lebih tinggi,karena mata mereka yang bertatapan langsung dan juga sentuhan Aslan pada pinggang Arsya yang begitu intim.
.
.
.
"ahh malu banget gue!!"teriakan Arsya yang tercekat di tenggorokan.