Bibit Bayaran

Manika dan Bryan menoleh secara bersama. Terlihat ada seorang laki-laki yang berperawakan cukup tinggi berjalan mendekat ke meja mereka.

"Kapan kamu kembali ke negara ini? Kenapa tidak menghubungiku?" tanya orang itu lalu ingin memeluk Manika sebagai salam sapa nya. Namun, dengan cepat tangan Bryan mencegah apa yang ingin dilakukan oleh lelaki tersebut. Membuat lelaki itu menatap Bryan tidak suka.

"Ah, sudah setahun lebih." jawab Manika sedikit merasa kurang nyaman, Manika menatap kecewa serta jijik terhadap lelaki itu. Sama seperti dulu, di malam saat dia meninggalkan laki-laki itu tanpa sepatah kata pun.

Bryan menyadari Manika yang kurang nyaman, sejak datangnya laki-laki itu, lalu dengan gerakan lembut menarik pinggang Manika agar berada tepat di sisinya. Membuat Manika terkaget namun tidak melayangkan protes seperti yang selalu ia lakukan.

"Siapa dia, Sayang?" tanya Bryan dengan lembut sambil mengecup mesra pelipis Manika dengan gerakan pelan. Membuat tangan laki-laki yang berada di hadapan mereka mengepal erat.

"Aku pacarnya," sahut laki-laki itu membuat mata Manika memerah. Ingin sekali rasanya memukul kepala laki-laki itu agar sadar akan apa yang telah diucapkannya.

"Sayang?" Bryan tidak menghiraukan ucapan laki-laki itu. Dia menatap lembut mata Malika meminta sebuah penjelasan. "Apa kamu selingkuh di belakang aku? Hmm? Kamu tau kan, hukuman manis seperti apa yang akan aku berikan jika kamu berbohong, Sayang?" ucap Bryan kemudian mengecup lembut bibir Manika.

Tentu saja hal itu membuat Manika terkejut tidak percaya dengan bibir sedikit terbuka. Apa kepalanya habis terbentur, sehingga mengatakan hal gila semacam ini. Geram Manika di dalam hati. Namun dia tidak bisa berbuat banyak karena di depannya kini ada orang dari masa lalunya.

"Jangan menggodaku di sini, Sayang. Nanti saja kalau kita sudah sampai di rumah," ucap Bryan lagi, tangannya sambil mengusap bibir Manika yang terbuka sedikit. Lalu menjilat ibu jarinya tersebut, seolah dia baru mengelap madu dari bibir manis milik Manika. "Jawab aku, Sayang," ucap Bryan dengan memohon.

Ingin rasanya Manika mencongkel mata lelaki yang tengah merengkuh pinggangnya saat ini. Lelaki ini begitu pandai bersandiwara, dan itu sangat membantu Manika.

"Dia mantan pacar aku, Mas." akhirnya Manika mengeluarkan suaranya. Suara yang selama ini dirindukan oleh Leo.

Lelaki yang juga merupakan salah satu penyebab kenapa Manika tidak mau menikah di dalam hidupnya. Karena dia tidak mempercayai seorang laki-laki, semenjak Leo menorehkan luka serta kecewa di dalam hatinya terlalu dalam.

Sebutan Mas yang Manika tujukan untuk Bryan, membuat lelaki itu senang dan berbunga-bunga. Lalu menghadiahi Manika sebuah kecupan mesra di bibirnya kembali.

Hari ini, benar-benar hari keberuntungan bagi Bryan. Dia mendapatkan fakta yang selama ini mengusik hidupnya. Dan dibonusi oleh rasa manis bibir Manika yang selama ini ia rindukan. Bryan akan menjaga miliknya dari orang yang ingin mengganggu mereka. Termasuk dari Leo.

Leo sedikit tercengang melihat adegan yang ia tangkap dengan mata kepalanya sendiri. Manika yang dulu sangat manja kepadanya, bersikap lembut terhadapnya dan sangat penurut dengan apa yang dikatakan oleh Leo. Di cium seperti itu di depan matanya, membuat hati Leo merasa teriris. Leo sangat tidak rela jika Manika disentuh oleh lelaki lain. Leo sadar akan kesalahan yang telah ia perbuat dimasa lalu. Dan dirinya bertekad akan mengambil Manika kembali ke sisinya lagi.