Kecelakaan yang menimpa Nasya bersama dengan calon suaminya yang menghancurkan sekejap kebahagiaanya.
Kehilangan pria yang akan menikah dengan dirinya setelah 90% pernikahan telah disiapkan. Bukan hanya kehilangan pria yang dia cintai. Nasya juga kehilangan suaranya dan tidak bisa berjalan.
Dokter mengatakan memang hanya lumpuh sementara, tetapi kejadian naas itu mampu merenggut semua kebahagiaannya.
Merasa benci dengan pria yang telah membuat dia dan kekasihnya kecelakaan. Nathan sebagai tersangka karena bertabrakan dengan Nasya dan Radit.
Nathan harus bertanggung jawab dengan menikahi Nasya.
Nasya menyetujui pernikahan itu karena ingin membalas Nathan. Hidup Nasya yang sudah sepenuhnya hancur dan juga tidak menginginkan Nathan bisa bahagia begitu saja yang harus benar-benar mengabdikan dirinya untuk Nasya.
Bagaimana Nathan dan Nasya menjalani pernikahan mereka tanpa cinta?
Lalu apakah setelah Nasya sembuh dari kelumpuhan. Masih akan melanjutkan pernikahan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Di Saat Baik-Baik Saja?
Banyak cerita yang akhirnya terjadi di Swiss yang penuh dengan drama dan berakhir di atas ranjang. Setelah melewati malam yang panjang yang sekarang Nasya dan Nathan yang berjalan-jalan di pagi hari yang begitu sangat dingin.
Tidak lupa keduanya sama-sama menggunakan jaket tebal dan juga syal. Mereka memilih untuk berjalan kaki. Agar lebih jelas melihat pemandangan yang begitu indah. Baik Nasya dan Nathan yang sama-sama terlihat bahagia satu sama lain, bahkan sesekali mereka saling memotret. Tidak lupa juga untuk berselfie yang mengabadikan moment-moment kebersamaan.
Nasya dan Nathan sudah seperti pasangan suami istri pada umumnya dan dari tatapan mata keduanya sudah tidak ada benci, rasa marah, benci yang sudah memudar begitu saja dan bahkan seperti sudah melupakan apa yang terjadi yang hanya ingin membuka lembaran baru dan menerima takdir yang mungkin pertemuan mereka harus melewati hal seperti itu.
Tangan Nasya yang menganggur juga lagi-lagi di genggaman Nathan yang membuat Nasya tersenyum. Hatinya benar-benar luluh dengan Nathan yang selalu berperilaku bagitu manis.
Selain jalan-jalan, mereka juga tidak lupa untuk mampir makan di Restaurant di mana datang pernah membawa Nasya. Jika waktu itu terjadi keributan di antara keduanya dan Nasya juga ngambek dan maka kali ini tidak sama sekali.
Nasya kembali diperlakukan seperti ratu yang seperti biasa sebelum memakan makanan itu Nathan menyisihkan terlebih dahulu apa yang tidak disukai Nasya.
Nasya hanya tersenyum, dari tatapan matanya sudah benar-benar jatuh cinta kepada Nathan. Radit saja yang sudah lama bersamanya, tidak pernah memperlakukannya seperti itu. Dia juga tidak tahu apakah Radit mengetahui apa yang dia suka dan tidak suka dan sementara laki-laki di hadapannya itu seperti sudah banyak tahu tentang dirinya yang bahkan Nasya tidak pernah mengatakan apapun.
Keromantisan yang terus berjalan di antara mereka berdua, menghabiskan waktu dari pagi sampai malam hari yang mana keduanya masih berjalan-jalan, walau cuaca semakin dingin dan bahkan salju yang mulai turun.
"Bagaimana hari ini?" tanya Nathan menoleh ke arah Nasya.
"Sangat memuaskan," jawab Nasya.
"Kaki kamu tidak pegal-pegal jalan-jalan seharian?" tanya Nathan.
"Tidak! ini jauh lebih menyenangkan, berjalan dengan kaki daripada harus menggunakan mobil. Lagi pula kakiku sudah lama sekali tidak bergerak. Jadi dia sangat merindukan untuk berjalan lebih lama lagi," jawab Nasya yang membuat Nathan tertawa kecil.
Nathan menggenggam tangan Nasya dengan erat.
"Aku senang kamu sudah kembali normal, bisa berbicara dan juga berjalan," ucap Nathan. Nasya menganggukkan kepala dan Nathan yang mencium lembut keningnya.
**
Karena Nasya yang sudah sembuh yang akhirnya membuat mereka berdua kembali ke Indonesia. Mereka kembali ke Jakarta dan sekarang sudah berada di dalam pesawat.
Nasya yang tertidur dengan kepalanya yang berada di bahu Nathan dan dia bahkan memeluk lengan Nathan. Nasya bener-bener sangat nyaman berada di sisi Nathan dan sekarang dia tidak segan-segan bermanja-manja dengan Nathan.
Nathan juga sepertinya sangat senang dengan hal itu yang terbukti dia membiarkan saja dan tidak merasa terganggu walau sedang terlihat serius yang melihat tablet melihat data pekerjaannya yang pasti sudah sangat menumpuk karena sudah libur begitu lama.
Sesekali Nathan juga menoleh ke arah Nasya yang memperhatikan posisi tidur Nasya. Dia memperbaiki jika Nasya salah tidur. Karena Nathan yang tidak ingin Nasya sampai tidak nyaman.
Drattt-drattt-dratt-drattt.
Mata Nathan melihat ke arah ponselnya dan wajahnya langsung datar ketika melihat panggilan masuk tersebut dari Fiony.
Nathan hanya menatap ponsel tersebut tanpa menggerakkan tangannya untuk mengangkat dengan ekspresi wajahnya yang datar dan akhirnya ponsel itu mati.
Ponsel itu kembali hidup yang terlihat pesan dari atas.
"Sayang kenapa tidak mengangkat teleponku?"
"Aku sangat merindukan mu?"
"Setelah kelulusan nanti dan proses pengobatan selesai aku akan kembali ke Jakarta,"
"Kamu harus sabar menungguku, sebentar lagi aku akan pulang,"
Nathan hanya bengong melihat pesan tersebut yang sebenarnya belum dia lihat dan hanya terlihat tulisan dari atas saja yang membuat Nathan kesulitan menelan salivanya.
"Hmmmmm," Nathan melihat ke arah Nasya yang tampak bergerak-gerak.
Nathan yang langsung meletakkan ponselnya dan memperbaiki posisi tidur Nasya yang sempat terlepas dari bahu Nathan dan Nathan mengembalikan ke posisi semula.
Wajahnya terlihat gelisah yang memejamkan mata. Entah apa yang sekarang menjadi beban pikiran Nathan dan mungkinkah sekarang Nathan akan dihadapkan dengan masalah yang besar dan bagaimana mungkin Fiony yang masih memanggilnya sayang dan sementara dia sudah menikah. Apa Fiony tidak mengetahui bahwa Nathan sudah menikah.
******
Jakarta.
Akhirnya Nasya sampai Jakarta dengan Nathan yang membawa koper-koper mereka menggunakan troli.
"Itu Bunda," ucap Nathan mengarahkan kepalanya kearah orang tua Nasya dan juga Andre yang sengaja menjemput Nasya.
"Bunda!" Nasya yang begitu bahagia langsung berlari. Nathan hanya tersenyum saja dengan geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya.
Nasya yang langsung memeluk bundanya dan Malika benar-benar tidak percaya jika putrinya itu kembali memanggil namanya dan bahkan berlari bukit kencang
"Bunda Nasya kangen sekali," ucap Nasya.
"Alhamdulillah Nasya. Ini suatu keajaiban bagi Bunda. Kamu benar-benar bisa berjalan. Kamu bisa berbicara," ucap Malika dengan suara bergetar yang masih merasa mimpi
Nasya yang melepas pelukan itu.
"Ini benar-benar Nasya dan sekarang Nasya sudah kembali seperti semula dan semua itu tidak lupa karena doa-doa Bunda, ayah dan juga kak Mike," ucap Nasya.
"Alhamdulillah Nasya. Ayah benar-benar sangat bahagia akhirnya kamu bisa sembuh," ucap Raden.
Nasya mengangguk-anggukkan dan juga tidak lupa memeluk ayahnya itu yang belum mendapatkan giliran.
Mereka benar-benar terlihat begitu bahagia sekali dan Nathan juga akhirnya sudah menyusul istrinya yang berdiri di belakang Nasya. Tatapan Andre yang seperti biasa masih sangat datar dan tidak suka melihat Nathan dan padahal adiknya sudah sembuh dan wajah adiknya juga terlihat begitu fresh dan sangat bahagia.
Nathan membalas dengan tersenyum yang sama sekali tidak menyimpan kemarahan atau memang sejak awal dia tidak memiliki masalah apapun dengan Andre.
Nasya yang sudah melepas pelukan itu. Nathan dengan sangat sopan mencium punggung tangan kedua orang tua dari istrinya.
"Nathan kamu apa kabar?" tanya Malika.
"Saya baik-baik saja Tante," jawab Nathan.
"Alhamdulillah. Kami senang sekali melihat kamu dan Nasya bisa pulang dengan selamat dan terima kasih Nathan akhirnya Nasya bisa sembuh," ucap Malika dengan rasa terharu.
"Saya sama sekali tidak melakukan apa-apa. Saya hanya menemani Nasya berobat dan kembali lagi semua karena yang di atas dan perantaranya adalah Dokter," jawab Nathan.
"Apapun itu, kamu benar-benar sudah bertanggung jawab kepada Nasya. Kami benar-benar sangat berterima kasih kepada kamu," ucap Raden.
Nathan hanya menganggukkan kepala saja.
"Sudahlah sebaiknya sekarang kita pulang," sahut Andre yang sepertinya telinganya sedikit merasa terganggu jika Nathan terus saja dipuji-puji orang tuanya dan jika dulu pasti Nasya juga sepaham dengan sang Kakak.
Tetapi sekarang sudah berubah karena Nasya sudah melupakan semuanya.
"Ayo kita kembali!" ajak Raden yang membuat Nasya dan Nathan menganggukkan kepala.
Malika dan Radit yang sama-sama tersenyum, mereka sangat bahagia dengan kembalinya putri mereka dan mereka juga melihat Nathan dan Nasya sepertinya baik-baik saja yang tidak seperti awal.
Bersambung.....