Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.
selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘
Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Cerita Horor Saat Pramuka
Cerita Puji Astuti
'Brak!!' Sebuah kayu balok mendarat telat di depanku. Batu itu tidak langsung berhenti di tempatnya, melainkan menggelincir ke arah kakiku.
Sangking terkejut, aku sampai tidak bisa berkata-kata. Tubuhku membeku menatap ke arah setan berkepala pecah separuh itu....
Nex
Cerita Siti Nurhaliza
"Setan Bar-bar!!" Teriak Udin. "Dia juga meneror kampung Ba'an!!"
"Benar. Kalau ga salah dia itu arwah dari orang gila yang tewas saat terjadi air bah." Sahut Angga. "Dia gentayangan sampai Desa Tebo Selatan?"
"Jauh juga." Sahut Dika.
"Setelah itu?" Tanya Efi.
"Setelah itu.... Setelah itu.... Duh, kok jadi lupa ya? Kalian sih motong ceritaku terus. Jadi lupa lagi." Jawab Puji Astuti.
"Lha kan kita ngasih tau." Sahut Udin.
"Setelah itu..."
Nex
Cerita Puji Astuti
Aku beruntung, karena dari kejauhan aku melihat ada sebuah cahaya obor datang mendekat. Itu adalah bapak dan ibukku yang mengantar adikku ke sungai untuk buang hajat.
Seolah mengetahui ada bantuan, setan yang katanya Bar-bar itu langsung hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak. Bahkan, kayu yang dia lempar juga hilang entah kemana.
Nex
"Setan?" Tanya bapakku. "Kepalanya separuh?"
"Ada-ada saja." Sahut ibukku.
"Itu Mbak kualat karena nakal sama aku." Kata adikku. "Rasain. week!!"
"Uughhhhh!! Awas kamu yaaa.. Tapi Mak," Aku menoleh ke arah dia. "Tadi, kamu juga sebelum ke sungai nganter adek, emak kelihatannya ketakutan saat melihat ke dalam kamarku. Ada apa di sana?"
"Aahh. Eeeh.. Tidak... Tidak ada apa-apa kok." Wajahnya memucat ketika aku beri pertanyaan tadi.
"Ayolah, jangan di tutup-tutupi. Emak juga lihat penampakan kan? Soalnya Emak marahin aku karena emak mendengar suara barang di lempar-lempar dari dalam kamarku kan? Setan tadi juga maen lempar lempar kayu."
Ibukku diam saja tak menjawab. Karena tak kunjung mendengar jawaban, aku pun langsung duduk di depan buku LKS ku. Mereka mengikuti ku. Saat mereka sudah duduk de depanku....
"Kyaaaahhhh?!!" Teriak adikku.
"Waah.. Apa? Apa?" Tanya bapakku. Wajah ibukku juga ikutan kaget.
"Kakiku!! Kakiku ada yang megang!!!" teriak adikku.
"Heeh!!" Bapakku berteriak sambil melihat ke bawah kolong meja. "Allahu Akbar!!! Setan!!"
Adik dan ibukku langsung menjauhi meja ruang tamu. Di saat itulah Mbak Bawok yang tadi ketakutan dan tertidur di bawah kolong meja keluar dari persembunyiannya dengan wajah tanpa dosa. "Anu..." Katanya.
"Bawok!!" Teriak ibukku. "Ngapain kamu ada di bawah kolong meja rumahku!!"
"Benar!! Kayak kuntilanak saja main nongol!!" Bentak bapakku.
Sedangkan adikku, dia sembunyi di belakang punggung bapakku sambil berlinang kan air mata.
"Anu... Maaf, tadi aku di tampakin setan. Karena ketakutan, aku mencari pertolongan dan tanpa pikir panjang aku langsung ke rumah ini." Jawab Mbak Bawok.
"Setan? Setan apaan?" Tanya bapakku.
"Itu pak." Jawab ibukku. "Setan dari mayat tak dikenal yang di temukan oleh para warga di sungai bawah."
"Haa? Kok kamu tau?" Tanya Bapakku.
"Iya. Sebenarnya, tadi waktu aku melihat ke kamarnya Tuti, aku melihat dia sedang ngamuk di dalam sana. Aku mau cerita tapi takut."
"Tuh kan? Apa yang aku bilang!" Seruku. "Emak juga di tampakin. Gitu tadi kok ga ngaku...."
'Gubrak!!'
"Kyaaaahhhh?!" Adikku, aku, ibukku dan Mbak Bawok berteriak secara bersamaan saat ada sebuah balok kayu besar mendarat di meja ruang tamu. Saat aku melihat ke arah pintu rumah, setan tadi sudah berdiri dan melihat ke arah kami.
"Tidaaaakkkkk!!!!!!" teriakkan ku memecah kebekuan yang terjadi. Kami langsung berlari ke arah pintu belakang dan keluar mencari pertolongan.
Nex
Cerita Siti Nurhaliza
"Teror itu berlangsung selama beberapa hari." Kata Puji Astuti. "Arwah setan itu ga pernah meneror lagi setelah salah satu sanak saudaranya datang dan menguburkannya secara layak." Setelah itu, dia memberikan isyarat kalau ceritanya selesai.
"Benar benar bar-bar." Kata Angga. "Kami juga tahu bagaimana kisah itu berakhir. Karena kami juga mengalaminya. Jadi, siapa lagi yang mau bercerita?"
"Aaakuuu!!!"