NovelToon NovelToon
Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: icha14

Judul: Bunga yang Layu di Hati Sahabat


Sasa dan Caca adalah sahabat karib sejak SMA. Mereka selalu bersama, berbagi impian, tawa, dan bahkan tangis. Sasa, yang dikenal lembut dan penuh kasih, melanjutkan hidupnya dengan menikahi Arman setelah menyelesaikan kuliah nya, pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. Sementara itu, Caca, yang masih berjuang menemukan cinta sejati, sering merasa kesepian di tengah gemerlap kehidupannya yang tampak sempurna dari luar.

Namun, retakan mulai muncul dalam hubungan persahabatan mereka ketika Caca diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan Arman. Perselingkuhan ini dimulai dari pertemuan yang tak disengaja dan berkembang menjadi ikatan penuh godaan yang sulit dipadamkan. Di sisi lain, Sasa merasa ada sesuatu yang berubah, tetapi ia tak pernah membayangkan bahwa sahabat yang paling dipercayainya adalah duri dalam rumah tangganya.

Ketika rahasia itu terungkap, Sasa harus menghadapi penghianatan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icha14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kamu GK sendirian Mas

BAB 17

Malam semakin larut. Hening menyelimuti rumah kecil yang asri itu. Di ruang keluarga, Sasa masih duduk di sofa sambil memandangi suaminya yang terlihat semakin tenggelam dalam pikirannya. Arman, dengan kemeja yang belum sempat ia lepas, hanya bersandar pada sofa dengan tatapan kosong ke arah langit-langit.

"Mas," panggil Sasa pelan. Suaranya lembut, tapi terdengar penuh perhatian. "Apa nggak mau cerita? Aku tahu kamu lagi berat banget belakangan ini."

Arman menghela napas panjang, lalu menggeleng pelan. "Nggak apa-apa, Sayang. Cuma capek aja."

Sasa tahu itu bukan jawaban sebenarnya. Tapi, ia juga tahu Arman adalah tipe pria yang sulit mengungkapkan perasaannya, apalagi saat merasa tertekan. Ia memilih untuk tidak memaksa, karena bagi Sasa, kehadirannya sudah cukup untuk membuat Arman tahu bahwa ia tidak sendirian.

Keesokan Harinya

Pagi datang dengan cepat. Matahari baru saja terbit, memberikan semburat oranye keemasan di langit. Sasa sibuk di dapur, menyiapkan sarapan untuk Arman sebelum suaminya berangkat kerja. Ia memasak nasi goreng sederhana, lengkap dengan telur mata sapi dan teh hangat kesukaan Arman.

"Mas, ayo sarapan dulu. Nanti kesiangan," panggil Sasa sambil membawa piring ke meja makan.

Arman muncul dari kamar dengan wajah yang masih terlihat letih. Meski begitu, ia tersenyum kecil melihat istrinya yang sudah sibuk mengurus semuanya sejak pagi.

"Terima kasih, ya, Sayang," ucap Arman sambil duduk.

Sasa duduk di depannya, memandangi suaminya dengan penuh kasih. "Mas, apa nggak bisa minta cuti sebentar? Aku takut Mas terlalu capek."

Arman menggeleng sambil tersenyum tipis. "Belum bisa, Sayang. Masih banyak yang harus diberesin. Apalagi proyek di Kalimantan itu, Mas yang pegang langsung."

Sasa hanya mengangguk, meski hatinya merasa berat. Ia tahu Arman selalu memprioritaskan tanggung jawabnya, tapi ia juga ingin suaminya tetap sehat, baik fisik maupun mental.

Di Kantor

Hari itu di kantor, Arman kembali tenggelam dalam jadwal yang padat. Ia menghadiri rapat demi rapat, berusaha memastikan setiap detail proyek berjalan sesuai rencana. Namun, semakin banyak yang ia urus, semakin besar pula tekanan yang ia rasakan.

Di sela-sela rapat, Arman menerima pesan dari ayahnya.

"Arman, kapan kita bisa bicara? Ada hal penting yang ingin Ayah bahas."

Pesan itu membuat Arman semakin tegang. Ia tahu ayahnya adalah sosok yang sangat perfeksionis dan memiliki ekspektasi tinggi terhadapnya. Sebagai anak kedua, Arman sering merasa harus membuktikan dirinya, terutama setelah kakaknya, Wahyu, dianggap lebih sukses dalam kariernya.

"Kenapa semuanya terasa berat banget, ya?" gumam Arman pelan, sambil memijat pelipisnya.

Di Rumah

Sementara itu, Sasa menghabiskan waktunya di rumah dengan mengerjakan berbagai pekerjaan ringan. Kehamilannya yang baru berusia lima minggu membuatnya sering merasa lelah, tapi ia tetap berusaha menjaga suasana rumah tetap nyaman untuk Arman.

Saat sedang menyiram tanaman di halaman, Sasa menerima telepon dari Rahayu, ibu mertuanya.

"Sasa, gimana kabarmu, Nak? Kamu sehat?" tanya Rahayu dengan nada hangat.

"Alhamdulillah sehat, Bu. Tapi ini lagi khawatir sama Mas Arman. Kayaknya dia lagi banyak pikiran," jawab Sasa jujur.

Rahayu terdiam sejenak sebelum menjawab, "Arman memang sering begitu, Nak. Dia terlalu memikirkan banyak hal, terutama soal pekerjaan dan keluarga. Kalau dia nggak mau cerita, coba kamu kasih dia waktu. Tapi ingatkan dia, ya, bahwa dia nggak sendirian."

"Insya Allah, Bu. Sasa bakal selalu ada buat dia," jawab Sasa.

Setelah menutup telepon, Sasa duduk di teras sambil merenung. Ia tahu menjadi istri Arman bukanlah hal yang mudah, apalagi dengan segala beban yang suaminya tanggung. Tapi ia juga yakin, dengan cinta dan dukungan, mereka bisa melewati semuanya bersama.

Malam yang Berat

Malam itu, Arman pulang lebih larut dari biasanya. Ia terlihat lebih letih dari sebelumnya, tapi tetap berusaha tersenyum saat melihat Sasa menyambutnya di depan pintu.

"Assalamualaikum," sapa Arman sambil mencium tangan istrinya.

"Waalaikumsalam. Mas udah makan belum?" tanya Sasa.

"Belum, tapi nggak usah repot-repot, Sayang. Mas nggak terlalu lapar."

Meski begitu, Sasa tetap menyiapkan sepiring nasi dan sup ayam untuk suaminya. Ia duduk di meja makan, menemani Arman makan meski hanya dengan obrolan ringan.

Setelah makan, mereka duduk bersama di ruang keluarga. Kali ini, Sasa memberanikan diri untuk membuka percakapan.

"Mas, aku tahu kamu lagi banyak pikiran. Kalau Mas nggak mau cerita, nggak apa-apa. Tapi aku cuma mau bilang, Mas nggak perlu ngadepin semuanya sendirian."

Arman menatap istrinya dalam-dalam. Matanya yang biasanya penuh percaya diri kini terlihat sedikit berkaca-kaca.

"Mas cuma takut nggak bisa jadi suami dan ayah yang baik buat kamu dan anak-anak kita nanti," kata Arman pelan.

Sasa tersenyum lembut, lalu menggenggam tangan suaminya. "Mas, aku nggak pernah minta Mas jadi sempurna. Aku cuma minta Mas tetap jadi diri sendiri. Kita jalanin semuanya bareng-bareng, ya?"

Ucapan Sasa membuat hati Arman terasa lebih ringan. Meski beban itu belum sepenuhnya hilang, ia merasa lebih kuat karena tahu ada seseorang yang selalu mendukungnya tanpa syarat.

Pertemuan dengan Ayah

Beberapa hari kemudian, Arman memutuskan untuk menemui ayahnya. Mereka bertemu di rumah keluarga besar, di ruang kerja Sofyan yang penuh dengan koleksi buku dan medali kehormatan.

"Arman, Ayah dengar proyekmu di Kalimantan ada masalah. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Sofyan dengan nada tegas.

Arman menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya sebelum menjawab. "Iya, Ayah. Ada beberapa kendala teknis, tapi tim kami sedang berusaha menyelesaikannya."

Sofyan mengangguk pelan, lalu menatap putranya dengan serius. "Arman, Ayah tahu kamu bekerja keras. Tapi kamu juga harus tahu kapan harus meminta bantuan. Jangan biarkan dirimu terlalu terbebani."

Ucapan ayahnya mengejutkan Arman. Selama ini, ia selalu merasa harus membuktikan dirinya kepada ayahnya. Tapi kali ini, ia merasa ada pengakuan yang tulus dari sang ayah.

"Terima kasih, Ayah," jawab Arman dengan suara pelan.

Kembali ke Rumah

Malam itu, Arman pulang ke rumah dengan perasaan yang jauh lebih tenang. Ia langsung mencari Sasa, yang sedang membaca buku di kamar.

"Sayang," panggil Arman sambil duduk di samping istrinya.

Sasa menutup bukunya dan menatap suaminya dengan senyum. "Ada apa, Mas?"

"Mas cuma mau bilang terima kasih. Karena kamu, Mas merasa kuat lagi," kata Arman sambil menggenggam tangan Sasa.

Sasa tersenyum hangat, lalu menyandarkan kepalanya di bahu suaminya. "Kita selalu saling menguatkan, Mas. Itu janji kita, kan?"

Malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Arman merasa beban di pundaknya berkurang. Dengan Sasa di sisinya, ia yakin bisa menghadapi apapun yang ada di depan mereka.

1
Ani Aqsa
ceritanya bagus.tp knapa kayak monoton ya agak bosan bacanya..maaf y thor
Lili Inggrid
lanjut
✨HUEVITOSDEITACHI✨🍳
Wuih, nggak sabar lanjutin!
Android 17
Terharu sedih bercampur aduk.
Mắm tôm
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!